5.2.2. Luas Tebangan Hutan Tanaman
Estimasi persamaan luas tebangan pada hutan tanaman LUAST sebagaimana terlihat pada Tabel 5 menunjukkan bahwa keputusan mengenai luas
tebangan pada hutan tanaman sangat dipengaruhi oleh: 1 total permintaan kayu bulat, 2 harga riil kayu bulat dari hutan tanaman, dan 3 tingkat suku bunga
pinjaman. Meskipun demikian semua peubah penjelas tersebut berpengaruh nyata pada taraf nyata 40, kecuali untuk peubah total permintaan kayu yang
berpengaruh nyata pada taraf 5. Respon positif pengusaha hutan tanaman dalam menanggapi kenaikan
permintaan kayu bulat tidak elastis dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang respon tersebut elastis. Dalam hal ini apabila total permintaan kayu bulat
naik 1 maka dalam jangka pendek hal ini hanya direspon dengan penambahan luas tebangan hutan tanaman sebesar 0.37, sedangkan pada jangka panjang hal
ini direspon dengan kenaikan sebesar 1.20. Elastisitas pada jangka panjang tersebut terjadi karena investasi pada hutan tanaman sangat tinggi dan melibatkan
jangka waktu yang relatif panjang, sehingga setiap perubahan baru akan direspon secara nyata dalam jangka panjang.
Respon positif luas tebangan hutan tanaman juga akan terjadi apabila ada kenaikan harga kayu bulat hutan tanaman, meskipun respon ini tidak elastis baik
pada jangka pendek maupun panjang. Dalam hal ini apabila harga kayu naik 1 maka dalam jangka pendek akan direspon dengan penambahan luas tebangan
sebanyak 0.09, sedangkan dalam jangka panjang penambahan tersebut bisa mencapai 0.29. Peningkatan respon yang terjadi pada jangka panjang ini
menjelaskan sifat dari usaha hutan tanaman yang berjangka panjang, dimana
respon penambahan luas tebangan hutan baru terjadi setelah tanaman berumur minimal 7 tahun.
Respon negatif akan terjadi apabila ada perubahan tingkat suku bunga, meskipun respon tersebut tidak elastis pada jangka pendek maupun jangka
panjang. Hal ini bisa dipahami karena berbeda dengan usaha pada hutan alam, maka pada hutan tanaman dana pinjaman lebih diperlukan pada saat mereka mulai
menanam pohon. Oleh karena itu meskipun terjadi kenaikan suku bunga pinjaman, maka hal itu tidak mengurangi minat pengusaha untuk menebang.
Dalam hal ini apabila terjadi kenaikan atas suku bunga pinjaman sebesar 1, dalam jangka pendek pengurangan luas tebangan hutan tanaman hanya sebesar
0.11; sedangkan dalam jangka panjang kenaikan suku bungan pinjaman tersebut akan direspon dengan pengurangan luas tebangan sebesar 0.36.
Tabel 5. Hasil Estimasi Persamaan Luas Tebangan Hutan Tanaman di Indonesia Tahun 2005
Peubah Koefisien
P-value Elastisitas
Jk Pendek Jk. Panjang
Total Permintaan Kayu Bulat 0.003
0.0288 0.368
1.196 Harga kayu bulat tanaman
8.576 0.3471
0.090 0.293
Iuran hasil hutan riil -0.018
0.8674 -0.022
-0.072 Upah riil
-0.001 0.7683
-0.026 -0.083
Suku bunga -1.188
0.47 -0.112
-0.363 Luas tebangan HT sebelumnya
0.693 0.0001
5.2.3. Luas Tebangan Hutan Rakyat