III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Landasan Teori
Landasan teori mengenai penawaran dan permintaan barang dan jasa serta elastisitas harga dan mekanisme keseimbangan pasar secara umum berlaku
sebagai landasan untuk analisis penawaran dan permintaan kayu bulat untuk pasokan industri pengolahan kayu primer. Di samping itu, teori yang berkaitan
dengan faktor-faktor yang berpengaruh seperti suku bunga, pungutan, dan upah perlu juga untuk diperhatikan dalam melihat perilaku ekonomi dari fenomena ini.
Dalam kaitannya dengan permintaan dan penawaran kayu bulat dan kayu olahan primer dari dan ke luar negeri, dipandang perlu juga untuk melihat basis
teori perdagangan internasional yang terkait dengan perdagangan komoditi tersebut. Kemudian, untuk memfokuskan penelitian ini, maka perlu juga dilihat
hasil-hasil empirik penelitian tentang penawaran dan permintaan kayu bulat yang pernah dilakukan sebelumnya, baik untuk Indonesia maupun negara-negara lain.
Dari studi empirik ini bisa dilihat hal-hal yang perlu dilakukan dalam penelitian ini.
3.1.1. Penawaran dan Permintaan serta Mekanisme Pasar.
Marshall, dalam Nicholson 2000, menyatakan bahwa kurva permintaan mempunyai slope negatif yang merefleksikan prinsip marginalis dimana pembeli
cenderung tidak berkeinginan menambah jumlah barang atau jasa yang dibelinya, kecuali bila harga barang atau jasa tersebut turun. Sebaliknya, kurva penawaran
mempunyai slope positif yang memperlihatkan bahwa produsen hanya akan menaikkan produksinya bila harga produk itu naik, karena adanya kecenderungan
kenaikan biaya produksi per unit barang atau jasa, untuk setiap kenaikan produksi barang atau jasa tersebut.
Bila kurva penawaran diletakkan bersama dengan kurva permintaan pada gambar yang menghubungkan harga barang dengan jumlah yang dibeli atau yang
diproduksi, dan asumsikan semua faktor tetap ceteris paribus, maka akan diperoleh keseimbangan harga dan barang sebagaimana terlukis pada Gambar 2
berikut.
Sumber: Nicholson,2000 Gambar 2. Kurva Penawaran dan Permintaan
Pada Gambar 2, terlihat bahwa mekanisme pasar mengarahkan harga suatu barang atau jasa untuk berubah sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan
equal pada titik E dimana jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta Q
pada harga P . Pada titik keseimbangan ini, tidak ada
kekurangan shortage maupun kelebihan surplus atas jumlah barang yang ditawarkan di pasar Pindyck and Rubinfeld, 2009.
Harga P
P
1
P P
2
Q Jumlah Q
Permintaan D Penawaran S
Surplus
Shortage E
Kedua kurva pada Gambar 2 akan bergeser apabila faktor-faktor di luar harga mengalami perubahan dan menghasilkan keseimbangan harga dan jumlah
barang yang baru. Misalkan, apabila di suatu saat upah buruh turun maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan, sedangkan bila ada peningkatan permintaan
rumah baru maka akan terjadi peningkatan permintaan kayu sehingga kurva permintaan komoditi ini juga akan bergeser ke kanan, sebagaimana nampak pada
Gambar 3. Pergeseran kedua kurva tersebut mengakibatkan kesimbangan baru E
2
dimana harga dan jumlah kesimbangan yang lama P
1
dan Q
1
bergeser ke harga dan jumlah keseimbangan baru P
2
dan Q
2
.
Sumber: Pindyck and Rubinfeld, 2009 Gambar 3. Kurva Pergeseran Permintaan dan Penawaran
3.1.2. Elastisitas Permintaan dan Penawaran