Peningkatan Luas Tebangan Hutan Rakyat Skenario Kombinasi Peningkatan Produktivitas dengan Variasi

Skenario peningkatan produksi kayu dan pemanfaatan kayu dalam sistem silvikultur intensif pada hutan alam ini menjadikan gap antara penawaran dan permintaan kayu oleh industri pengolahan akan menurun sebesar 32.33. Penurunan gap ini merupakan penurunan yang terbesar dibandingkan dengan apaapabila peningkatan produksi kayu hutan alam ini dikombinasikan dengan skenario yang lain.

6.3.7. Peningkatan Luas Tebangan Hutan Rakyat

Secara umum peningkatan luas tebangan hutan rakyat sebesar 10 akan meningkatkan produksi kayu bulat hutan rakyat sebesar 9.27, dan secara total Tabel 32. Namun, peningkatan pasokan ini akan menurunkan harga kayu bulat, meskipun penurunan ini hanya sekitar 0.09 untuk harga kayu dari hutan alam, dan sekitar 0.18 untuk kayu dari hutan rakyat. Sementara harga kayu bulat dari hutan tanaman tidak terpengaruh. Tabel 32. Simulasi Peningkatan Luas Tebangan Hutan Rakyat di Indonesia Tahun 2006-2010 Variabel Persentase Perubahan Variabel Persentase Perubahan LUASA 0.00 XKG 0.10 LUASR 20.0 XKL 0.00 LUAST 0.01 XPP -0.01 QKBA -0.02 RPKBA -0.09 QKBR 9.27 RPKBR -0.18 QKBT 0.00 RPKBT 0.00 QKG 0.00 RPKG 0.00 QKL 0.01 RPKL 0.00 QPP 0.00 RPPP 0.00 DIKG 0.00 LUASTOT 0.74 DIKL 0.05 QSL 0.30 DIPP 0.02 QDKB 0.03 QXKB -0.01 GAP -0.77 QMKB -0.01 Penurunan harga kayu bulat ini akan meningkatkan permintaan terhadap kayu bulat oleh industri pengolahan kayu primer sebesar 0.03, dengan perincian permintaan oleh industri kayu lapis meningkat 0.05, dan kenaikan permintaan oleh industri pulp and paper sebesar 0.02. Sementara untuk industri kayu gergajian tidak mengalami perubahan. Skenario ini dapat menurunkan gap antara pasokan dan permintaan kayu bulat sebesar 0.77. Efektifitas yang rendah dari peran hutan rakyat tersebut belum mencerminkan kondisi yang sebenarnya sebagai akibat dari data produksi kayu dan luasan hutan rakyat yang tidak tercatat dengan baik.

6.3.8. Skenario Kombinasi Peningkatan Produktivitas dengan Variasi

Kebijakan lain. Dampak skenario kebijakan yang diuraikan di atas terlihat bahwa penurunan gap tersebut akan lebih efektif apabila ada upaya yang lebih dalam peningkatan produksi kayu bulat dari berbagai sumber. Di samping itu juga pendekatan penurunan gap melalui perbaikan industri pengolahan kayu primer sebagai konsumen utama kayu bulat. Untuk mempercepat penurunan gap tersebut maka dikembangkan skenario yang menggabungkan dari sisi penawaran dan permintaan kayu bulat, dampak skenario tersebut disajikan pada Tabel 33. Dari sisi permintaan, penurunan kapasitas industri pengolahan mampu menurunkan kesenjangan penawaran dan permintaan kayu bulat, tapi efektifitasnya lebih rendah dibandingkan dengan skenario dari sisi penawaran. Efektifitas skenario ini akan menurun apabila dikombinasikan dengan skenario yang lain, yaitu penurunan suku bunga dan IHHDR tetap. Hal ini tidak sesuai dengan harapan, yang diakibatkan antara lain oleh pengaruh yang tidak nyata dari suku bunga. Di samping itu adanya pengaruh besaran magnitud dari peubah endogen yang disimulasikan dalam sistem persamaan simultan. Tabel 33. Ringkasan Kombinasi Skenario Peningkatan Produktivitas Hutan Alam 20, Hutan Tanaman 30, Penurunan Kapasitas Terpasang, Suku Bunga dan IHHDR. Variable Kapasitas Terpasang Turun 30 Suku bunga turun 5 Suku bunga turun 5 Suku bunga tetap Suku bunga tetap IHHDR tetap IHHDR naik 10 IHHDR naik 10 IHHDR tetap LUASA -1.04 -2.71 -3.46 -1.80 LUASR -0.70 -0.85 -1.59 -1.44 LUAST 2.70 2.39 -1.19 -0.83 QKBA 36.11 31.04 31.04 36.11 QKBR -0.72 -0.86 -1.62 -1.48 QKBT 7.55 4.27 4.27 7.55 QKG -2.95 -2.97 -3.51 -3.49 QKL -0.15 -0.23 0.12 0.20 QPP -8.66 -8.67 -14.17 -14.16 DIKG -2.00 -2.17 -2.68 -2.51 DIKL 1.83 1.44 1.56 1.95 DIPP -3.23 -3.38 -5.92 -5.77 QXKB -0.62 -0.50 -0.50 -0.62 QMKB -0.64 -0.53 -0.58 -0.68 XKG 6.43 5.19 5.18 6.42 XKL -0.07 -0.05 -0.05 -0.07 XPP -0.30 -0.24 -0.24 -0.30 RPKBA -4.51 -3.64 -3.63 -4.50 RPKBR 0.01 0.02 0.04 0.03 RPKBT 0.68 0.39 0.39 0.68 LUASTOT 0.29 -0.77 -2.51 -1.45 QSL 14.24 11.50 11.48 14.21 QDKB -1.13 -1.37 -2.58 -2.34 GAP -49.56 -41.94 -46.88 -54.50 Kombinasi skenario sisi penawaran dan permintaan mampu meningkatkan efektifitas penurunan kesenjangan antara penawaran dan permintaan, seperti disajikan pada Tabel 33. Terlihat bahwa kesenjangan antara penawaran dan permintaan akan menurun dengan tajam apabila skenario sisi penawaran dan permintaan digabung. Lebih jauh, efektifitas penurunan gap akan menurun apabila Iuran Hasil Hutan IHH Dana reboisasi DR dinaikan. Seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa kenaikan IHHDR justru malah meningkatkan kesenjangan antara penawaran dan permintaan kayu bulat, sebagai akibat dari penurunan produksi kayu bulat dari hutan alam dan hutan tanaman.

6.4. Ringkasan Hasil Simulasi