Tidak semua petambak menggunakan pompa untuk menarik air dari sungai. Rata -rata petambak yang menggunakan pompa adalah petambak yang
lokasi tambaknya sedikit jauh dari sumber air. Beberapa petambak yang menggunakan pompa antara lain beberapa petambak di Kecamatan Pontang dan
Tanara. Biaya operasional Pompa yang dikeluarkan dalam 1 siklus produksi budidaya Ikan Bandeng rata-rata adalah Rp 200.000,00, sementara biaya
pemeliharaan pompa untuk 1 tahunnya berkisar antara Rp 75.000,00 sampai dengan Rp 100.000,00. Perlengkapan lainnya dalam usaha budidaya Bandeng di
lokasi penelitian adalah keranjang ikan dan jaring yang digunakan pada saat kegiatan pemanenan ikan.
6.1.3 Benih Ikan Bandeng
Benih Ikan Bandeng dikenal dengan nama nener. Diakui oleh pa ra petambak Bandeng di kawasan Zona Tirtayasa bahwa dahulu nener diperoleh dari
hasil tangkapan dari alam, yang kemudian dibesarkan dalam media tambak. Pada saat ini nener alam tersebut sudah sangat terbatas jumlahnya dan untuk memenuhi
kebutuhan nener bagi kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng, saat ini para petambak memperolehnya dari panti-panti benih baik yang berada di dalam
Kabupaten Serang ataupun di luar Kabupaten Serang seperti misalnya dari panti benih di daerah Lampung dan Sulawesi Selatan. Kegiatan pembesaran bandeng
yang dilakukan oleh petambak di masing-masing unit analisis menggunkan benih yang berumumr 60 hari yang disebut dengan ”sodok” atau ”gelondongan”. Harga
benih ukuran ”sodok” ini cukup beragam, ya itu berkisar antara Rp 125,00 sampai
dengan Rp 140,00.
Padat tebar nener untuk 1 Ha di masing-masing unit analisis cukup beragam. Pada dasarnya padat tebar benih juga sangat ditentukan oleh modal yang
dimiliki oleh petambak untuk diinvestasikan dalam kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng itu. Selain itu pertimbangan lainnya adalah daya dukung dan
kapasitas perairan, karena kegiatan budidaya tambak Bandeng di Pesisir Kabupaten Serang pada umumnya sangat mengandalkan pakan alami yang
disediakan oleh perairan tersebut. Tabel 21 menginformasikan mengenai padat
tebar nener dalam 1 Ha lahan tambak dan harga beli nener di masing-masing unit analisis.
Tabel 21. Padat Tebar Per Ha dan Harga Benih Ikan Bandeng di Masing- Masing Unit Analisis
Kecamatan Padat Tebar ekor Ha
Harga Rp ekor
1. Pontang 4.000
125,00 – 130,00 2. Tirtayasa
4.000 125,00 – 140,00
3. Tanara 4.000
125,00 – 130,00
Sumber: Diolah dari data primer,2005
6.1.4 Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng, dibagi ke dalam 3 bagian sesuai dengan 3 tahap pada kegiatan
tersebut. Pada masa persiapan di Pontang rata-rata dibutuhkan antara 3 sampai dengan 5 orang dengan masa kerja berkisar antara 6 sampai dengan 5 hari. Di
Tirtayasa dan Tanara rata -rata dibutuhkan antara 3 sampai dengan 4 orang dengan masa kerja berkisar antara 6 sampai dengan 7 hari. Pada masa pemeliharaan di
Pontang rata-rata dibutuhkan 1 sampai dengan 2 orang untuk menjaga dan mengawasi kegiatan budidaya sementara di Tirtayasa dan Tanara rata-rata hanya
dibutuhkan 1 orang. Pada masa panen di Pontang dan Tirtayasa rata-rata dibutuhkan 7 sampai dengan 10 orang, sementara di Tanara tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk kegiatan pemanenan berkisar antara 6 sampai dengan 7 orang. Tabel 22 menampilkan data kebutuhan tenaga kerja dalam kegiatan budidaya Ikan
Bandeng di masing-masing unit analisis.
Tabel 22. Jumlah Tenaga Kerja Pada Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-masing unit analisis.
Kecamatan Luas Lahan
Ha Masa
Persiapan Orang
Masa Pemeliharaan
Orang Masa
Panen Orang
1. Pontang 2 – 3
3 – 5 1-2
7 -10 2. Tirtayasa
2 3 – 4
1 7-10
3. Tanara 2
3 – 4 1
6-7
Sumber: Diolah dari data primer,2005
Sistem kerja tenaga kerja tersebut juga bervariasi di setiap unit analisis, ada yang dibayar secara borongan, ada yang dibayar harianbulanan dan juga ada
yang dibayar dengan sistem bagi hasil. Di Pontang pada masa persiapan tenaga kerja biasanya dibayar dengan sistem harian sebesar Rp 25.000,00 per hari per
orang, atau dengan sistem borongan sebesar Rp 500.000,00 sampai dengan Rp 750.000,00, sementara pada masa pemeliharaan tenaga kerja dibayar dengan
sistem bulanan yang berkisar antara Rp 250.000,00 sampai dengan Rp 300.000,00 atau dengan sistem harian sebesar Rp 10.000,00 per hari per orang dan pada masa
pemane nan tenaga kerja dibayar dengan sistem borongan yang nilainya mencapai Rp 500.000,00 – Rp 700.000,00 atau sesuai dengan hasil panen. Di Tirtayasa
tenaga kerja pada masa persiapan rata-rata dibayar dengan sistem harian sebesar Rp 25.000,00 per hari per orang, sementara pada masa pemeliharaan tenaga kerja
juga dibayar harian sebesar Rp 10.000,00 per hari per orang dan pada masa panen tenaga kerja dibayar dengan sistem borongan sebesar Rp 500.000,00 atau sesuai
dengan besarnya hasil panen. Di Tanara tenaga ke rja pada masa pemeliharaan dibayar dengan sistem borongan rata-rata sebesar Rp 500.000,00, sementara
untuk masa pemeliharaan tenaga kerja dibayar dengan sistem bulanan sebesar Rp 300.000,00 per bulan dan pada masa panen tenaga kerja dibayar dengan sistem
borongan rata -rata sebesar Rp 300.000,00 atau sesuai dengan hasil panen. Selain jenis sistem kerja diatas ada juga sistem kerja dengan bagi hasil dari
jumlah hasil panen yang besarannya ditetapkan dan disepakati sebelumnya dengan perbandingan hasil pemilik tambak dan pekerja rata -rata 70:30 atau 80:20. Tabel
23 menampilkan data mengenai sistem kerja tenaga kerja dalam kegiatan budidaya Ikan Bandeng di masing-masing unit analisis.
Tabel 23. Sistem Kerja Tenaga Kerja dalam Kegiatan Budidaya Tambak Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis.
Kecamatan Masa Persiapan
Masa Pemeliharaan Masa Panen
1. Pontang Harian Rp 25.000,00
Borongan Rp 750.000,00
Bulanan Rp 250.000,00 - Rp 300.000,00
Harian Rp 10.000,00 Borongan
Rp 500.000,00 – Rp 700.000,00
2. Tirtayasa Harian Rp 25.000,00
Harian Rp 10.000,00 Borongan
Rp 500.000,00 3. Tanara
Borongan Rp 500.000,00
Bulanan Rp 300.000,00 Borongan
Rp 300.000,00 Sumber: Diolah dari data primer, 2005
6.1.5 Sarana Produksi Lainnya