Harga Biaya Transportasi Analisis land rent pemanfaatan lahan tambak di wilayah pesisir kabupaten Serang provinsi Banten

Dalam ilmu ekonomi, pembedaan antara biaya tetap dengan biaya variabel berhubungan dengan periode perencanaan seperti periode jangka pendek dan periode jangka panjang. Jangka pendek berarti suatu periode waktu yang cukup lama untuk memungkinkan perubahan-perubahan output yang diinginkan tanpa mengubah luasnya pabrik atau lahan usaha. Jangka panjang pada umumnya dipandang sebagai periode yang cukup lama bagi output untuk diubah dengan mengubah luasan pabrik atau lahan usaha ataupun dengan menggunakan lahan yang sudah ada secara lebih intensif. Dalam jangka pendek, beberapa biaya adalah tetap dan biaya lain dapat diubah-ubah. Dalam periode jangka panjang, semua biaya menjadi biaya variabel, dimana biaya yang tadinya merupakan biaya tetap dapat mempengaruhi keputusan-keputusan untuk menghentikan produksi atau untuk mengubah tingkat output Bishop dan Toussaint 1979.

2.6 Harga

Masalah sewa lahan land rent pada dasarnya adalah masalah perihal harga. Harga didefinisikan sebagai nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan uang. Menurut Bishop dan Toussaint 1979, harga memberikan rangsangan kepada para produsen untuk menghasilkan barang-barang yang permintaannya sangat besar dan menggunakan sumber-sumber yang paling banyak jumlahnya. Apabila harga beberapa barang meningkat para produsen didorong untuk menghasilkan barang tersebut. Sistem penetuan harga mengalokasikan sumber-sumber pada penggunaan yang paling banyak permintaannya. Tujuan akhir dari seorang pengusaha adalah memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, produsen atau pengusaha tersebut harus mampu menjual barang yang dihasilkan dengan harga yang lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan. Fungsi harga yang paling utama adalah untuk menghasilkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Apabila kenaikan harga tidak berhasil meningkatkan output atau mengurangi permintaan, maka kenaikan harga dianggap berbahaya. Kebijaksanaan harga hendaknya ditujuka n pada fleksibilitas mengendalikan permintaan, mengalokasikan kembali sumber-sumber produksi dan mengarahkan kembali output ke arah yang dikehendaki. Kebijaksanaan harga barang hasil pertanian memegang peranan kunci dalam suatu perekonomian, karena harga barang pertanian sangat rawan terhadap keadaan permintaan dan penawaran. Output pertanian, pada negara -negara berkembang umumnya menguasai sebagian besar produk nasional, maka tingkat harga umumnya ditentukan oleh perilaku harga produk pertanian. Dengan demikian kebijaksanaan harga produk pertanian harus bertujuan untuk mengurangi fluktuasi harga, sehingga mengurangi kerugian produsen akibat jatuhnya harga secara tajam, karena hasil panen yang berlimpah, dan meminimumkan kerugian konsumen akibat naiknya harga secara tajam, karena kegagalan panen atau kelangkaan persediaan Jhingan 1996.

2.7 Biaya Transportasi

Menurut Djojodipuro 1992 harga input angkutan didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh seorang pengusaha untuk memindahkan satu satuan berat barang sejauh satu satuan jarak. Harga yang ditentukan oleh produsen didasarkan atas biaya produksi dan kondisi permintaan yang dihadapi pada berbagai tempat. Kondisi permintaan mencakup elastisitas permintaan dan biaya angkutan untuk menyerahkan barang yang akan dijual. Perbedaan biaya angkutan transportasi dapat mengakibatkan perbedaan harga yang cukup besar antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Struktur biaya transportasi sangat berhubungan erat dengan jarak, dengan kata lain setiap penambahan satu satuan unit jarak akan mengakibatkan tambahan biaya transportasi. Dalam kenyataannya, biaya transportasi sangat jarang berhubungan dengan jarak. Beberapa alasan yang dapat dikemukakan adalah karena umumnya alat transportasi, seperti kereta api, truk, pesawat terbang atau kapal laut menetapkan biaya yang tidak berhubungan dengan panjang perjalanan. Bahkan seringkali terdapat pengurangan biaya per unit barang seiring dengan bertambahnya jarak Dicken dan Lloyd 1990. Segi lain yang perlu mendapat perha tian adalah bahwa angkutan sebagai input diadakan dan habis pada waktu dipergunakan. Angkutan tidak dapat disimpan, yang dapat disimpan adalah jasa yang dapat dipergunakan sebagai angkutan. Seorang pekerja yang membantu orang lain untuk mengangkut barang pada dasarnya merupakan himpunan jasa angkutan. Demikian halnya suatu truk, juga merupakan himpunan jasa, yang apabila dikombinasikan dengan tenaga dan alam jalan dan bensin dapat menghasilkan angkutan. Berdasarkan hal tersebut, maka jasa angkutan dapat dikategorikan sebagai input tidak langsung. Suatu proses produksi memerlukan tenaga di tempat tertentu, barang modal di tempat tertentu, manajemen di tempat tertentu dan juga input angkutan untuk membawa segalanya tersebut ke tempat tadi dan hasilnya akhir nya ke pasar. Angkutan dalam hal ini mempunyai fungsi sama dengan input lainnya. Dengan memberi perhatian kepada input ini secara wajar, akan makin disadari segi spasial proses produksi. Angkutan tidak perlu dipandang sebagai faktor produksi, akan tetapi mempunyai peranan penting dalam produksi maupun konsumsi Djojodipuro 1992.

2.8 Budidaya Tambak Ikan Bandeng