6.4.2 Biaya Produksi
Biaya produksi dalam kegiatan perikanan tambak, terdiri atas biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi.
1 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan perkalian dari jumlah tenaga kerja dengan upah tenaga kerja. Dalam kegiatan perikanan tambak biaya tenaga kerja biasanya
dibedakan pada saat masa persiapan, masa pemeliharaan dan masa panen. Total biaya kenaga kerja merupakan penjumlahan dari keseluruhan biaya tenaga kerja
yang dikeluarkan dalam masa produksi. Data hasil penelitian mengenai biaya tenaga kerja untuk kegiatan budidaya Ikan Bandeng di masing-masing unit
analisis adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel 33.
Tabel 33. Biaya Tenaga Kerja Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis
No Kegiatan
Satuan Besaran
Biaya Satuan
RpHa Total Biaya
RpHa Kecamatan Pontang
1 Persiapan HOK
10,60 25.000,00 265.000,00
2 Pemeliharaan HOK
63,30 10.000,00 633.000,00
3 Pemanenan HOK
4,79 50.000,00 239.500,00
Total Biaya 1.137.500,00
Kecamatan Tirtayasa
1 Persiapan HOK
11,50 25.000,00 287.500,00
2 Pemeliharaan HOK
60,00 10.000,00 600.000,00
3 Pemanenan HOK
4,50 50.000,00 225.000,00
Total Biaya 1.112.500,00
Kecamatan Tanara
1 Persiapan HOK
10,83 25.000,00 270.833,33
2 Pemeliharaan HOK
60,00 10.000,00 600.000,00
3 Pemanenan HOK
2,58 50.000,00 129.166,67
Total Biaya 1.000.000,00
Sumber: Diolah dari data primer, 2005
Data Tabel 33 merupakan biaya tenaga kerja per 1 Ha luasan lahan tambak. Dari data tersebut diketahui bahwa biaya tenaga kerja di Kecamatan
Pontang, yaitu Rp 1.137.500,00 per Ha per siklus produksi, sementara di Kecamatan Tirtayasa biaya tenaga kerja mencapai Rp 1.112.500,00 per Ha per
siklus produksi dan di Kecamatan Tanara biaya tenaga kerja adalah yang terendah dibandingkan dengan 2 unit analisis yang lainnya, yaitu sebesar Rp 1.000.000,00.
Dibandingkan dengan Kecamatan Tirtayasa dan Tanara, total biaya tenaga kerja Kecamatan Pontang nilainya lebih besar. Dari data Tabel 33 dapat dilihat
bahwa perbedaan terutama untuk biaya tenaga kerja pada masa pemeliharaan dan pemanenan. Hal ini dikarenakan luas lahan yang dikelola di Kecamatan Pontang
antara 2 samapi 3 Ha. Petambak yang mengolah lahan tambak Ikan Bandeng seluas 3 Ha rata-rata membutuhkan 2 orang pekerja pada masa pemeliharaan.
Jumlah produksi di Kecamatan Pontang juga lebih besar dibandingkan dengan dua kecamatan lainnya, hal ini berpengar uh terhadap besarnya biaya pemanenan yang
harus dikeluarkan oleh petambak, karena sistem yang diterapkan adalah bagi hasil berdasarkan jumlah produksi yang didapat pada saat panen.
Dari keterangan dan data -data di atas ada satu hal yang menarik untuk dibahas lebih mendalam dalam struktur biaya tenaga kerja produksi budidaya ikan
bandeng di lokasi penelitian, yaitu kaitan antara luas lahan dan jumlah tenaga kerja serta biaya yang dikeluarkan. Dari kasus di Kecamata Pontang diketahui
bahwa dalam masa pemeliharaan untuk petambak yang mengusahakan 2 Ha lahan diperlukan 1 orang tenaga kerja sementara untuk petambak yang mengusahakan 3
Ha lahan, pada masa pemeliharaan membutuhkan tenaga kerja 2 orang. Data tersebut menggambarkan bahwa untuk masa pemeliharaan 1 orang pekerja
memiliki kapasitas maksimal bekerja pada luasan 2 Ha lahan, sehingga dapat dikatakan pengusahaan 2 ha lahan tambak dan kelipatannya merupakan luasan
optimal dalam struktur biaya tenaga kerja pada masa pemeliharaan. Tabel 34 menampilkan Total biaya tenaga kerja per Ha per siklus produksi
kegiatan budidaya Ikan Bandeng di masing-masing unit analisis, yang juga diilustrasikan pada Gambar 16.
Tabel 34. Total Biaya Tenaga Kerja Per Ha Per Siklus Produksi Kegiatan Budidaya Ikan Bandeng di Masing – Masing Unit Analisis
Sumber: Diolah dari data primer, 2005
1,137,500 1,112,500
1,000,000
900,000 950,000
1,000,000 1,050,000
1,100,000 1,150,000
Biaya Tenaga Kerja RpHa
Pontang Tirtayasa
Tanara
Gambar 16. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Ha Produksi Budidaya Ikan Bandeng di Lokasi Penelitian
2 Biaya Sarana Produksi
Biaya sarana produksi kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng antara lain terdiri atas biaya pembelian bibit nener, pupuk, bahan kimia pembasmi hama,
bahan tambahan vitamin, biaya operasional petromaks dan biaya operasional pompa. Hasil penelitian memberikan informasi bahwa struktur biaya sarana
produksi budidaya Ikan Bandeng di masing-masing unit analisis sedikit berbeda. Tabel 35 menginformasikan jenis dan besarnya biaya sarana produksi di lokasi
penelitian. Data Tabel 35 merupakan biaya sarana produksi per 1 Ha luasan lahan
tambak dalam 1 siklus produksi. Dari data tersebut diketahui bahwa biaya sarana produksi di Kecamatan Pontang, yaitu Rp 1.188.750,00 per Ha per siklus
produksi, sementara di Kecamatan Tirtayasa biaya sarana produksi mencapai Rp
No Kecamatan
Biaya Tenaga Kerja RpHa
1 Pontang 1.137.500,00
2 Tirtayasa 1.112.500,00
3 Tanara 1.000.000,00
1.160.000,00 per Ha per siklus produksi dan di Kecamatan Tanara biaya sarana produksi adalah sebesar Rp 1.187.000,00.
Tabel 35. Biaya Sarana Produksi Kegiat an Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis Rp Ha
No Biaya sarana
produksi Satuan
Besaran Biaya Satuan
Rp Total Biaya
Rp Kecamatan Pontang
1 Nener Ekor
4000,00 125,00
500.000,00 2 Raja Bandeng
Kg 8,33
5.600,00 46.666,67
3 Urea Kg
81,25 1.400,00
113.750,00 4 TSP
Kg 75,00
1.400,00 105.000,00
5 Bristan Kg
0,42 800.000,00
333.333,33 6 Ops. Petromaks
Liter 35,71
1.400,00 50.000,00
7 Ops. Pompa Liter
20,00 2.000,00
40. 000,00
Total 1.188.750,00
Kecamatan Tirtayasa
1 Nener Ekor
4000,00 125,00
500.000,00 2 Urea
Kg 75,00
1.400,00 105.000,00
3 TSP Kg
75,00 1.400,00
105.000,00 4 Bristan
Kg 0,50
800.000,00 400.000,00
5 Ops. Petromaks Liter
35,71 1.400,00
50.000,00
Total 1.160.000,00
Kecamatan Tanara
1 Nener Ekor
4000,00 125,00 500.000,00
2 Raja Bandeng Kg
7,50 5.600,00 42.000,00
3 Urea Kg
87,50 1.400,00 122.500,00
4 TSP Kg
87,50 1.400,00 122.500,00
5 Bentan Kg
0,50 600.000,00 300.000,00
6 Ops.Petromaks Liter
35,71 1.400,00 50.000,00
7 Ops Pompa Liter
25,00 2.000,00 50.000,00
Total 1.187.000,00
Sumber: Diolah dari data primer, 2005
Dibandingkan dengan Kecamatan Pontang dan Tanara, total biaya tenaga kerja Kecamatan Tirtayasa nilainya lebih kecil. Hal ini dikarenakan dalam
kegiatan budidaya Ikan Bandeng di Kecamatan Tirtayasa tidak menggunakan sarana pompa dan vitamin raja bandeng, sehingga dalam struktur biayanya tidak
terdapat biaya operasional pompa dan biaya vitamin. Pada dasarnya struktur biaya
sarana produksi di Kecamatan Pontang dan Tanara adalah sama, namun ada perbe daan penggunaan jenis obat kimia pembasmi hama, sehingga nilainya sedikit
berbeda. Di Kecamatan Pontang, petambak menggunakan jenis bristan yang harganya mencapai Rp 800.000,00 per Kg sementara di Kecamatan Tanara
petambak menggunakan jenis Bentan yang harganya lebih murah, yaitu Rp 600.000,00 per Kg. Tabel 36 menampilkan data Total Biaya Sarana Produksi per
Ha per siklus produksi dan diilustrasikan pada Gambar 17
Tabel 36. Total Biaya Sarana Produksi Per Ha Per Siklus Produksi Budidaya Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis
Kecamatan Biaya Sarana Produksi RP Ha
Pontang 1.188.750,00
Tirtayasa 1.160.000,00
Tanara 1.187.000,00
Sumber: Diolah dari data primer, 2005
1,188,750
1,160,000 1,187,000
1,145,000 1,150,000
1,155,000 1,160,000
1,165,000 1,170,000
1,175,000 1,180,000
1,185,000 1,190,000
Biaya Sarana Produksi RpHa
Pontang Tirtayasa
Tanara
Gambar 17. Total Biaya Sarana Produksi Per Ha Per Siklus Produksi Budidaya Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis
Berdasarkan hasil analisis struktur biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi diatas, maka dapat diketahui besarnya biaya produksi kegiatan budidaya
tambak Ikan Bandeng di masing-masing unit analisis, sebagimana tampak dalam Tabel 37.
Tabel 37. Total Biaya Produksi Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing - Masing Unit Analisis
No Kecamatan Biaya Tenaga
Kerja RpHa Biaya Sarana
Produksi RpHa Total Biaya
Produksi RpHa
1 Pontang 1.137.500,00
1.188.750,00 2.326.250,00
2 Tirtayasa 1.112.500,00
1.160.000,00 2.272.500,00
3 Tanara 1.000.000,00
1.187.000,00 2.187.000,00
Sumber: Diolah dari data primer, 2005
Biaya Produksi per Ha per siklus kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng di kawasan Zona Tirtayasa pada umumnya di atas Rp 2.000.000,00. Total biaya
tertinggi adalah di Kecamatan Pontang, sebesar Rp 2.326.250,00 per Ha per siklus, kemudian Kecamatan Tirtayasa, sebesar Rp 2.272.000,00 per Ha per siklus
dan yang terendah adalah Kecamatan Tanara, sebesar Rp 2.187.000,00 per Ha per siklus.
6.4.3 Biaya Transportasi