6.4.4 Land Rent Berdasarkan Kesuburan dan Jarak Lokasi Tambak Ke
Pusat Pasar
Konsep Ricardian Land Rent dibangun berdasarkan faktor kesuburan lahan dan jarak lokasi produksi terhadap pasar. Dalam sub-bab sebelumnya, telah
diidentifikasi dan dianalisis mengenai variabel-variabel yang mewakili faktor kesuburan dan komponen jarak. Berdasarkan pembahasan tersebut, pada sub-bab
ini akan dianalisis nilai land rent lahan tambak yang digunakan untuk kegiatan budidaya Ikan Bandeng dengan menggunakan konsep Ricardian Land Rent. Data
variabel-variabel dalam perhitungan land rent dan nilai land rent yang dihasilkan di masing-masing unit analisis disajikan dalam Tabel 39.
Tabel 39. Nilai Land Rent Berdasarkan Faktor Kesuburan dan Jarak
Tambak
No Kecamatan
Produktivitas KgHa
Biaya Tenaga
Kerja RpHa
Biaya Sarana
Produksi RpHa
Harga RpKg
Biaya Transportasi
RpKgKm Jarak
Ke Pasar
Km Rente
RpHa
1 Pontang
400.0 1.137.500,00
1.188.750,00 10.000,00
12,40 21
1.571.237,00 2
Tirtayasa 375.0
1.112.500,00 1.160.000,00
10.000,00 13,30
30 1.327.500,00
3 Tanara
287.5 1.000.000,00
1.187.000,00 10.000,00
15,60 39
513.000,00
Sumber:
Diolah dari data primer, 2005
Analisis land rent dilakukan terhadap tiga titik analisis yaitu Pontang, Tirtayasa dan Tanara. Berdasarkan nilai produktivitas y, biaya produksi C yang
terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi, harga komoditas Bandeng p, biaya transportasi per Km per Kg t, dan jarak lokasi ke pusat pasar
x, nilai land rent ditentukan berdasarkan persamaan y
C tx
p y
− −
= π
. Berdasarkan Tabel 39, nilai land rent pemanfaatan lahan tambak untuk kegiatan
budidaya Ikan Bandeng di titik Pontang adalah Rp 1.571.237,00, sementara di Tirtayasa adalah Rp 1.327.500,00 dan di Tanara adalah Rp 513.000,00. Gambar
19 merupakan ilustrasi nilai land rent di tiga titik analisis tersebut. Dari hasil analisis tersebut, diketahui bahwa berdasarkan faktor kesuburan
dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar , wilayah titik Pontang dinilai memiliki surplus pemanfaatan sumbe rdaya lahan yang lebih besar dibandingkan dengan
wilayah-wilayah lainnya dalam zona Tirtayasa. Dari aspek kesuburan lahan, titik
Pontang memiliki nilai produktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan titik Tirtayasa dan Tanara dan dari aspek jarak lokasi tambak ke pusat pasar, titik
pontang merupakan yang terdekat dengan pusat pasar dengan jarak rata-rata, yaitu 21 Km. Hal ini menggambarkan bahwa kegiatan pemanfaatan lahan tambak
untuk ke giatan budidaya Ikan Bandeng di Titik Pontang lebih efisien dibandingkan dengan di titik Titayasa dan Tanara.
1,571,237 1,327,500
513,000
- 200,000
400,000 600,000
800,000 1,000,000
1,200,000 1,400,000
1,600,000
Rent RpHa
Pontang Tirtayasa
Tanara
Gambar 19. Nilai Land Rent Pemanfaatan Lahan Tambak untuk Kegiatan
Budidaya Ikan Bandeng
Untuk melihat seberapa besar nilai land rent dipengaruhi oleh faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar di Zona Tirtayasa, maka
dilakukan analisis regresi berganda Lampiran 1. Analisis tersebut dilakukan terhadap data land rent, produktivitas dan jarak di ketiga unit analisis, dengan
tingkat kepercayaan 99. Sebagaimana terlihat dalam data Lampiran 1, output analisis regresi menghasilkan nilai R
2
sebesar 1 yang artinya bahwa 100 nilai land rent dipengaruhi oleh tingkat produktivitas dan jarak lokasi tambak ke pusat
pasar, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara nilai land rent dengan faktor kesuburan dan jarak
lokasi tambak ke pusat pasar, namun hasil output analisis regresi dengan menggunakan perangkat lunak exel tersebut tidak dapa t menampilkan data F
hitung dan signifikan F dan P-value. Hal ini diidentifikasikan karena jumlah
sampel yang kecil n=3, sehingga karena keterbatasan perangkat yang digunakan data tersebut tidak dapat ditampilkan. Koefisien regresi yang dihasilkan
membentuk persamaan regresi antara nilai land rent dengan faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat pasar yang secara matematis ditulis sebagai berikut:
2 1
08607 ,
1630 905433
, 9140
96 ,
2051436 x
x −
+ −
= π
. dimana: ð adalah land rent; x
1
variabel produktivitas dan x
2
variabel jarak Persamaan tersebut menggambarkan bahwa nilai produktivitas
berhubungan secara positif dengan nilai land rent yang artinya semakin besar nilai produktivitas, maka akan semakin tinggi pula nilai pemanfaatan lahan tambak
Ikan Bandeng tersebut, adapun besar perubahan nilai land rent yang diakibatkan oleh adanya perubahan satu satuan produktivitas adalah sebesar Rp 9.140,91 per
Kg. Persamaan tersebut juga menggambarkan bahwa jarak lokasi tambak ke pusat pasar berhubungan secara negatif dengan besarnya nilai land rent. Adapun besar
perubahan nilai land rent yang diakibatkan perubahan satu satuan jarak adalah sebesar Rp 1.630,09 per Km.
Untuk mengilustrasikan hubungan antara nilai land rent dengan faktor kesuburan dan nilai land rent dengan jarak lokasi tambak ke pusat pasar,
digunakan perangkat lunak Maple 9.5 seperti tampak dalam Lampiran 2 yang memplot variabel-variabel tersebut, sehingga dihasilkan grafik seperti yang
tampak pada Gambar 20 dan Gambar 21 yang menampilkan hubungan antara nilai land rent dengan jarak lokasi tambak ke pusat pasar.
Gambar 20 menampilkan hubungan antara nilai land rent dengan produktivitas. Dalam menggambarkan hubungan tersebut, variabel jarak nilainya
dianggap tetap dan menjadi parameter, sehingga Gambar 20 dibangun berdasarkan persamaan: rent = -2.100.339,542 + 9.140,905433x
1
Lampiran 2, yang mengartikan jika produktivitas Ikan Bandeng sama dengan 0 Kg, maka nilai
rent yang akan diperoleh adalah sebesar Rp -2.100.339,54, dan setiap terjadi perubahan satu Kg produktivitas Ikan Bandeng, akan merubah nilai land rent
sebesar Rp 9.140,91. Melalui analisis gambar tersebut dapat diketahui bahwa nilai pemanfaatan lahan atau land rent di Zona Tirtayasa akan bernilai positif atau lebih
besar dari nol jika nilai produktivitas Ikan Bandeng mencapai lebih dari 230 Kg per Ha. Sementara ini diketahui bahwa produktivitas di masing-masing unit
analisis nilainya masih lebih besar dari 230 Kg, sehingga dapat dikatakan berdasarkan faktor kesuburan, pemanfaatan lahan tambak di Zona Tirtayasa masih
memberikan nilai pemanfaatan yang positif atau surplus.
Gambar 20. Hubungan Antara Nilai Land Rent dengan Produktivitas Lahan
Grafik yang menghubungkan antara besarnya nilai land rent dengan jarak lokasi tambak ke pusat pasar, dalam ilmu ekonomi sumberda ya lahan dikenal
dengan nama bid rent schedulle. Gambar 21 adalah bid rent schedulle kegiatan tambak Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa Kabupaten Serang Provinsi Banten.
Dalam menggambarkan hubungan antara nilai rent dengan jarak, variabel produktivitas dianggap tetap dan menjadi parameter, sehingga Gambar 21
dibangun berdasarkan persamaan rent = 1.185.967,048 – 1630,08607x
2
, yang mengartikan jika lokasi tambak berjarak 0 Km dari pusat pasar, maka nilai rent
yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 1.185.967,05, dan setiap terjadi perubahan satu satuan jarak akan merubah nilai land rent sebesar Rp 1.630, 09. Tanda
negatif pada koefisien jarak mengartikan adanya hubungan negatif antara nilai rent dengan variabel jarak, yang artinya semakin jauh jarak lokasi tambak dari
Rent RpHa
Produktivitas KgHa
pusat pasar, maka akan semakin kecil nilai rent yang diperoleh. Melalui analisis gambar tersebut, diketahui bahwa sampai dengan jarak 725 Km dari pusat pasar,
kegiatan usaha tambak Ikan Bandeng ini masih memberikan nilai pemanfaatan
lahan yang positif.
Gambar 21. Bid Rent Schedulle Lahan Tambak Ikan Bandeng
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Zona Tirtayasa terdiri atas tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pontang di sebelah Barat, kemudian Kecamatan
Tirtayasa dan Kecamatan Tanara di sebelah Timur. Desa Sukajaya yang berjarak 17 Km dari pusat pasar merupakan batas Zona Tirtayasa di sebelah Barat,
sedangkan Desa Pedaleman yang berjarak 40 Km dari pusat pasar mer upakan batas Zona Tirtayasa di sebelah Timur. Atas dasar informasi tersebut dan
berdasarkan data bid rent schedull, serta kondisi di lokasi penelitian, dapat dikatakan bahwa di sepanjang Zona Tirtayasa kegiatan budidaya tambak Ikan
Bandeng berdasarkan faktor jarak lokasi tambak ke pusat pasar masih menghasilkan nilai surplus positif, yang berart i masih sangat layak untuk
dilakukan dan dikembangkan. Rent RpHa
Jarak Km
6.5 Optimalisasi Nilai Land Rent