tidak hanya dari segi karakteristik dan sifat biologis serta kesesuaian lahan, namun juga dari segi economic rent yang diperoleh.
Land Rent sendiri merupakan suatu konsep dalam teori ekonomi sumberdaya lahan yang didefinisikan sebagai surplus atau nilai lebih dari manfaat
yang didapat, atas biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan sumberdaya lahan. Surplus ekonomi dari sumberdaya lahan dapat sangat ditentukan dari bagaimana
lahan itu digunakan atau dimanfaatkan, adapun nilai tersebut dilihat dari 2 faktor, yaitu surplus ekonomi karena kesuburan tanahnya dan surplus ekonomi karena
lokasi ekonomi Suparmoko 1997.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeterminasi nilai lahan atas pemanfaatannya sebagai sarana produksi dalam pengembangan kegiatan
perikanan tambak Ikan Bandeng di Zona Tirtayasa Kabupaten Serang. Untuk itu hal yang dilakukan adalah:
1 Mengidentifikasi karakteristik produksi budidaya Ikan Bandeng di Lokasi Penelitian.
2 Menghitung dan menganalisis nilai land rent kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng berdasarkan faktor kesuburan dan jarak lokasi tambak ke pusat
pasar. 3 Menghitung besarnya pengaruh perubahan variabel eksogen terhadap
perubahan nilai land rent. Dengan tujuan tersebut, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan dan masukan bagi pengembangan kegiatan perikanan tambak di Zona Tirtayasa, sehingga kegiatan pemanfaatan lahan tambak di zona tersebut
dapat memberikan nilai pemanfaatan yang optimal untuk mencapai kesejahteraan sosial yang maksimal.
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesa yang dibangun dalam penelitia n ini antara lain adalah:
1 Nilai land rent dari kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng sangat dipengaruhi oleh kualitas sumberdaya lahan dan jarak lokasi tambak ke pusat
pasar. 2 Besarnya perubahan nilai land rent yang diakibatkan oleh perubahan biaya
transportasi, dipengaruhi oleh faktor jarak lokasi tambak ke pusat pasar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumberdaya Lahan
Lahan land diartikan sebagai komponen keseluruhan dari suatu bentang alam yang mencakup tutupan vegetasi, tanah, kemiringan, permukaan
geomorfologis, sistem hidrologis dan kehidupan binatang didalamnya. Tanah soil adalah bagian dari lahan yang merupakan kerak atau lapisan teratas bumi
yang mampu menunjang kehidupan tanaman secara permanen dan mengatur tata air pada lapisan tersebut. Sumberdaya Lahantanah, merupakan sumberdaya yang
sangat esensial bagi kelangsungan hidup manusia, tidak saja untuk memenuhi kebutuhan manusia, namun juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
kesejahteraan suatu bangsa. Bagi kelangsungan hidup manusia khususnya, sumberdaya lahan merupakan masukkan yang diperlukan untuk setiap bentuk
aktivitas manusia seperti untuk pertanian, daerah Industri, daerah pemukiman, jalan-jalan untuk transportasi, daerah-daerah rekreasi atau daerah-daerah yang
dipelihara kondisi alamnya untuk maksud ilmiah Suparmoko 1997. Prabowo dan Reksohadiprojo 1985 mengartikan lahan tanah sebagai
ruangan atau tempat hidup ini berlangsung; atau sebagai alam atau lingkungan hidup; atau sebagai faktor produksi untuk menghasilkan pangan dan bahan
mentah dan asalnya sumber energi; atau sebagai barang konsumsi seperti tempat untuk membangun, taman atau tempat rekreasi; sebagai hak milik yang
mempunyai konotasi hukum, atau sebagai keadaan yang dalam dunia modern mempunyai pengertian lokasi atau jarak.
Dalam klasifikasi sumberdaya alam menurut skala waktu pertumbuhan, menurut Fauzi 2004, seperti yang terlihat dalam Gambar 2, lahan atau tanah
termasuk ke dalam jenis sumberdaya yang dapat diperbaharui, namun memiliki titik kritis, yang berarti jika titik kritis kapasitas maksimum regenerasinya telah
terlampaui, sumberdaya ini dapat berubah menjadi sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Jika menurut kegunaan akhirnya, sumberdaya lahan diklasifikasikan
kedalam jenis sumberdaya material non-metalik.
Sumber: Fauzi 2004
Gambar 2. Klasifikasi Sumberdaya Alam
Suparmoko 1997, menggolongkan sumberdaya lahan atau tanah kedalam jenis sumber daya yang memiliki sifat gabungan, yaitu antara sumberdaya alam
yang tidak dapat diperbaharui, sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, dan sumberdaya biologis, sebagai contoh adalah kesuburan tanah. Kesuburan tanah
dapat terjadi karena perbuatan akar-akar tanaman, dan adanya organisme- organisme yang mengeluarkan bermacam-macam nutrisi tanah untuk diserap oleh
tanaman. Keadaan ini merupakan sifat dari sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, walaupun manusia dapat menggunakan kesuburan tanah tersebut
sampai ratusan tahun. Sumberdaya lahan juga dapat mempunyai sifat seperti sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, yaitu bila petani menggunakan pupuk,
tanaman-tanaman penolong, dan tanaman-tanaman untuk pupuk hijau lainnya. Sifat lahan yang menyerupai sumberdaya biologis adalah bila sumberdaya lahan
tersebut ditingkatkan atau dipertahankan atau dipakai, sehingga bertambah atau berkurang kesuburannya sebagai akibat dari tingkah laku manusia.
Untuk mengejar pemenuhan alat-alat pemuas kebutuhan manusia yang terus berkembang dan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
pemanfaatan sumberdaya lahan sering kali dilakukan secara kurang bijaksana dan untuk jangka pendek, sehingga kurang mempertimbangkan kelestarian
sumberdaya lahan tersebut. Pemanfaatan yang kurang bijaksana ini, dapat mengakibatkan menurunnya persediaan sumberdaya lahan yang berkualitas tinggi
Sumberdaya Alam
Skala Waktu Pertumbuhan
Kegunaan Akhir
Renewabl e
Non- Renewable
Habis Dikonsumsi
Dapat Didaur Ulang
Memiliki Titik Karitis
Tidak Memiliki Titik Kritis
Material Metalik
Material Non -Metalik
SD Material
SD Energi
Energi
Ekstraksi Titik Kritis
dan manusia semakin tergantung pada sumberdaya lahan yang kualitasnya rendah. Odum 1996 mengatakan bahwa jika populasi manusia di suatu daerah
memanfaatkan lahan dengan tidak bijaksana, maka dampaknya akan berpengaruh kepada populasi manusia tersebut, tetapi pada saat populasi meningkat secara
cepat, maka yang akan menderita akibat pemanfaatan lahan yang tidak rasional adalah orang-orang yang terkena dampak pada lokasi lahan tersebut dimanfaatkan
dan pada akhirnya setiap orang harus membayar untuk perbaikannya atau setiap orang sama sekali kehilangan manfaat dari nilai ekonomi lahannya. Agar nilai
lahan tetap bisa dipertahankan, maka diperlukan perenca naan pemanfaatan lahan yang baik dan disesuaikan dengan nilai fungsional lahan.
Menurut Bromley 1991 bahwa untuk mengelola sumberdaya khususnya lahan diperlukan sistem kewenangan tingkat lokal, namun sistem tersebut
telah dirusak oleh kolonialisme dan pada era kemerdekaan. Bromley 1991 menyarankan perlu adanya revitalisasi sistem kewenangan di tingkat lokal.
Menurut Schmid 1996 retribusi lahan akan lebih berdaya guna dan berhasil guna apabila mempunyai hak-hak kepemilikan property right. Hak
kepemilikan dapat diartikan sebagai himpunan dari kehendak atau keinginan diantara orang-orang yang mendefinisikan kesempatan, keterbukaan terhadap
aktivitas tertentu, ha k-hak dan tanggung jawab. Hak kepemilikan juga dapat berarti hak yang berhubungan dengan pe nggunaan sumberdaya Kula 1995.
Ada beberapa jenis kepemilikan property right dari sumberdaya, yaitu: 1. Private property right; 2. Common property right; 3. State property right.
Menurut Kula 1995 struktur dari property right yang dapat mengha silkan alokasi sumberdaya secara efisien dalam ekonomi pasar harus memiliki 4
karakteristik, yaitu : 1. Universalitiy, yang berarti dapat berlaku secara universal
2. Exclusivity, yang berarti semua benefit dan cost dari kepemilikan dan penggunaan kepemilikan tersebut harus jatuh hanya kepada pemilik baik
langsung maupun tidak langsung. 3. Transferability, yang artinya harus dapat ditransfer pada orang lain melalui
pertukaran yang disetujui bersama.
4. Enforceability, yang artinya kepemilikan harus aman dari perampasan maupun penjarahan oleh pihak lain.
Anwar 1995 menyatakan bahwa sejarah pemanfaatan lahan di Indonesia menunjukkan pemanfaatan lahan yang dimulai dari sebelum Republik Indonesia
lahir. Penduduk asli di daerah-daerah secara lokal dengan cara turun temurun mewarisi hak-hak property right untuk memanfaatkan sumberdaya alam di
sekitar lokasi tempat tinggalnya yang dijamin oleh hak-hak ulayat. Ha k-hak tersebut, meskipun tidak tertulis namun diakui dan dihormati oleh masyarakatnya
termasuk sumberdaya lahan. Adanya faktor dari luar yang begitu kuat contohnya harga dan lemahnya nilai kebersamaan diantara masyarakat tersebut, membuat
pengaturan dengan sistem adat tersebut menjadi tidak berlaku lagi, sehingga hak kepemilikan menjadi tidak jelas. Hal inilah yang kemudian memunculkan hak
kepemilikan yang bersifat open acces dalam pengelolaan sumberdaya yang pada dasarnya dapat mengakibatkan dan mengarah pada terjadinya kerusakan
sumberdaya. Kepemilikan lahan untuk kegiatan perikanan tambak di Indonesia umumnya dan di Kabupaten Serang khususnya, lebih bersifat private property
right dan dapat dikatakan bahwa jenis kepemilikan ini merupakan hal yang paling aman dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, karena dapat mencapai aspek sosial
optimal. Hal ini dapat menjadi acuan bahwa penggunaan lahan untuk budidaya tambak relatif aman bagi sumberdaya lahan itu sendiri, karena masing – masing
pemilik berusaha agar lahan tersebut tidak rusak agar dapat memberikan nilai rente yang optimal.
2.2 Pemanfaatan Sumberdaya Lahan