Tabel 37. Total Biaya Produksi Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing - Masing Unit Analisis
No Kecamatan Biaya Tenaga
Kerja RpHa Biaya Sarana
Produksi RpHa Total Biaya
Produksi RpHa
1 Pontang 1.137.500,00
1.188.750,00 2.326.250,00
2 Tirtayasa 1.112.500,00
1.160.000,00 2.272.500,00
3 Tanara 1.000.000,00
1.187.000,00 2.187.000,00
Sumber: Diolah dari data primer, 2005
Biaya Produksi per Ha per siklus kegiatan budidaya tambak Ikan Bandeng di kawasan Zona Tirtayasa pada umumnya di atas Rp 2.000.000,00. Total biaya
tertinggi adalah di Kecamatan Pontang, sebesar Rp 2.326.250,00 per Ha per siklus, kemudian Kecamatan Tirtayasa, sebesar Rp 2.272.000,00 per Ha per siklus
dan yang terendah adalah Kecamatan Tanara, sebesar Rp 2.187.000,00 per Ha per siklus.
6.4.3 Biaya Transportasi
Dalam analisis nilai land rent, faktor jarak atau aksesibilitas lokasi lahan tambak dinilai akan mempengaruhi besarnya biaya transportasi yang harus
dikeluarka n, sehingga akan berpengaruh terhadap besarnya nilai land rent dari pemanfaatan lahan tersebut. Hasil penelitian mendapatkan bahwa Ikan Bandeng
yang diproduksi di lokasi penelitian, pada umumnya dipasarkan di Pasar Rau yang secara geografis terletak di Kota Serang. Sebagaimana telah disampaikan
sebelumnya, jarak rata -rata dari Kecamatan Pontang ke pusat pasar adalah 21 Km, dari Kecamatan Tirtayasa ke pusat Pasar adalah 30 Km dan dari Kecamatan
Tanara ke pusat pasar adalah 39 Km. Data tersebut menginformasikan bahwa rata - rata jarak unit analisis yang terjauh dari pasar adalah Kecamatan Tanara,
sedangkan yang terdekat adalah Kecamatan Pontang. Ilustrasi mengenai letak dan lokasi masing-masing unit analisis dan Pasar Rau, dapat dilihat dalam Gambar 18.
Gambar 18 memperlihatkan bahwa ada dua akses jalan dari lokasi penelitian menuju pasar, yaitu melewati jalan tembusan Ciruas dan juga
menggunakan jalan tembusan Banten Lama. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di lapang, rata -rata petambak di Kecamatan Tirtayasa dan Tanara
menggunakan akses jalan tembusan Ciruas untuk sampai ke Pasar Rau, sedangkan
rata-rata petambak di Kecamatan Pontang menggunakan akses jalan tembusan Banten Lama.
Sumber : RPP Kabupaten Serang, 2005
Keterangan : Jalan Tol Jalan Klas III dan Klas II
Jalan Kl as I 1
Jalur Tembusan Ciruas 2
Jalur Tembusan Banten Lama
Gambar 18. Jaringan Jalan di Zona Tirtayasa Kabupaten Serang
Untuk mengangkut hasil produksi dari tambak ke pasar, digunakan angkutan mobil bak terbuka dengan kapasitas maksimal adalah 1.500 Kg atau 1,5
Ton. Biaya yang dikeluarkan untuk 1 kali pengangkutan adalah Rp 250.000,00 untuk pengangkutan dari Kecamatan Pontang yang menggunakan akses jalan
tembusan Banten lama, Rp 300.000,00 untuk biaya pengangkutan dari Tirtayasa dan Rp 350.000,00 untuk biaya pengangkutan dari Tanara, dengan menggunakan
akses jalan tembusan Ciruas. Jarak berbanding lurus dengan biaya transportasi dalam arti semakin jauh
jarak lokasi dari pusat pasar, maka semakin besar pula biaya transportasi yang dikeluarkan. Data hasil penelitian mengemukakan bahwa di lokasi penelitian ada
range jarak dimana besar biaya transportasi masih sama, misalnya di Kecamatan Pontang titik – titik lokasi tambak terletak dalam kisaran jarak 17 – 24 Km dan
1 2
Kota Serang
Pontang Tirtayasa
Tanara
biaya trans portasi yang dikeluarkan adalah Rp 250.000,00 begitu pula dengan di Kecamatan Tirtayasa dan Tanara. Dari data rata-rata tersebut diatas, dapat
dibuktikan bahwa faktor jarak berpengaruh secara berbanding lurus terhadap besarnya biaya transportasi. Kecamatan Pontang yang jaraknya relatif lebih dekat
daripada unit analisis lainnya, yaitu Kecamatan Tirtayasa dan Tanara, juga memiliki biaya transportasi yang lebih rendah dari pada dua kecamatan lainnya.
Data mengenai besarnya biaya transportasi untuk mengangkut Ikan Bandeng ke Pasar Rau dari masing-maisng unit analisis disajikan dalam Tabel 38.
Tabel 38. Biaya Transportasi dari Masing-Masing Titik Unit Analisis ke Pasar Rau
No Titik
Jarak Km
Ongkos Angkut Rp
Produksi Rata-Rata
Kg Biaya
Transport RpKgKm
1 Pontang 21
250.000,00 960
12,40 2 Tirtayasa
30 300.000,00
750 13,33
3 Tanara 39
350.000,00 575
15,61
Sumber: Diolah dari data primer, 2005
Selain jarak yang berpengaruh terhadap biaya transportasi, dalam penelitian ini dinyatakan bahwa nilai produksi juga berpengaruh terhadap efisiensi
biaya transportasi. Hal ini berkaitan dengan kapasitas maksimal alat angkut yang digunakan. Di lokasi penelitian, alat angkut yang digunakan rata-rata memiliki
kapasitas angkut maksimal 1.500 Kg, ketika jumlah produksi Ikan bandeng di suatu unit analisis kurang dari jumlah kapasitas maksimal tersebut, maka bia ya
tra nsportasi per Kg, nilainya akan lebih tinggi, semakin kecil jumlah produksi dari kapasitas maksimal, maka biaya transportasi per Kg akan semakin mahal.
Begitu pula jika produksi berada diatas 1.500 Kg sampai mencapai nilai kelipatannya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa di lokasi
penelitian jumlah produksi optimal untuk biaya tra nsportasi yang paling ef isien adalah 1.500 Kg dan kelipatannya atau sesuai denga n kapasitas alat angkut yang
digunakan.
6.4.4 Land Rent Berdasarkan Kesuburan dan Jarak Lokasi Tambak Ke