Secara umum dapat diketahui bahwa para pemilik sumberdaya tanah cenderung menggunakan miliknya itu untuk tujuan-tujuan yang memberikan
harapan diperolehnya penghasilan yang tinggi, sehingga para pemilik lahan tersebut akan menggunakan tanahnya sesuai dengan konsep penggunaan yang
tertinggi dan terbaik Barlowe 1972. Penggunaan yang terbaik sesungguhnya tergantung pada penilaian si pemilik, apakah itu dinilai dengan uang atau dengan
nilai yang tak dapat diraba ataupun nilai-nilai sosial. Selanjutnya penggunaan yang terbaik dan tertinggi ini tergantung pula pada kapasitas penggunaan dari
tanah itu serta tinggi rendahnya permintaan terhadapnya. Kenaikan harga tanah selain menimbulkan nilai lebih yang dinikmati oleh para pemilik tanah-tanah
tersebut, juga akan menimbulkan dorongan bagi adanya spekulasi tanah dari pemilik tanah secara berlebihan, terutama pada tanah - tanah yang diharapkan
akan menjadi daerah pemekaran kota atau perluasa n dan jaringan fasilitas perkotaan, dan seterusnya memungkinkan adanya penggunaan tanah secara tidak
efisien Prabowo dan Reksohadiprojo 1985. Dalam sejarah dunia tentang pemanfaatan lahan, menunjukkan bahwa
pemanfaatan lahan secara tidak rasional disebabkan karena kebutuhan demand lahan makin meningkat, sedangkan penyediaan terhadap lahan tetap.
Antara kebutuhan dan ketersediaan lahan saling berkaitan, sehingga akan berpengaruh terhadap luasan lahan yang tidak pernah berubah. Perkembangan
yang menunjukkan kecenderungan makin meningkat tersebut akan berpengaruh kepada terjadinya konflik pemanfaatan lahan Prabowo dan
Reksohadiprojo 1985.
2.2.1 Efisiensi Pemanfaatan Lahan
Efisiensi adalah kriteria utama untuk mengevaluasi perubahan. Efisiensi menunjukkan kemampuan menggunakan sumberdaya untuk menghasilkan suatu
nilai. Sumberdaya yang menghasilkan lebih banyak barang dan pelayanan dengan menggunakan tingkat input yang sama, berarti karakteristik ekonomi dari
sumberdaya tersebut lebih efisien. Efisiensi pemanfaatan lahan tergantung pada sampai seberapa besar
ongkos produksi yang dikeluarkan oleh pengguna lahan dalam meningkatkan
produksinya. Makin sedikit biaya produksi yang dikeluarkan dan makin besar produktivitas yang dihasilkan maka akan terjadi efisiensi pemanfaatan lahan.
Efisiensi dapat ditela ah dari berbagai aspek, salah satunya seperti yang disampaikan oleh Ricardo 1817 bahwa salah satu aspek yang perlu dianalisis
adalah land rent. Ricardo yakin bahwa manfaat lahan dihitung dari rente yang dihasilkan dari hasil produksi lahan dikurangi dengan pengeluaran kemudian
beberapa komponen pengeluaran untuk pemulihan dan pemeliharaan produktivitas lahan. Hal ini mengingat aspek produktivitas, tenaga kerja dan buruh merupakan
supply yang elastis, dimana variabel-variabel tersebut harus dibayar dengan harga yang kompetitif. Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan penduduk meyebabkan
harga pertanian meningkat dan hal ini menyebabkan penambahan lahan sehingga produksi dan nilai rente pada lahan tersebut ikut meningkat, hal inilah yang
berpengaruh pada efisiensi .
2.2.2 Alokasi dan Distribusi Pemanfaatan Lahan
Bromley 1991 menyebutkan bahwa peran alokasi merupakan suatu issu yang berhubugan dengan berbagai jenis hak-hak kepemilikan lahan. Hak
kepemilikan swasta merupakan kepentingan nyata agar setiap individu dapat memanfaatakan lahan seoptimal mungkin sesuai dengan kebutuhan pasar. Hal
inilah yang menjadi konflik kepentingan antara pemilik lahan yang sudah jelas batas kepemilikannya dengan pengguna lahan yang tidak jelas batas-batas
kepemilikannya. Hal ini menjadi makin jelas dengan penjelasan dari Chistaller diacu dalam Northam 1975 bahwa proses aglomerasi akan mempengaruhi pola
pemanfaatan lahan, tingkat lokasi atau penyebaran sumberdaya yang menjadi pusat kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
pemanfaatan lahan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada bentuk perbedaan terjadinya sumberdaya lahan sebagai hasil dari distribusi lahan yang berbeda atau
konsentrasi keruangan dari lahan yang kemudian dapat menyebabkan distorsi dari
pola pemukiman kota yang disebabkan karena lokalisasi sumberdaya.
Distribusi menyangkut pada penyebaran lahan yang dalam implementasinya tidak sesuai dengan peruntukannya. Hal ini berakibat kepada
terjadinya kerusakan tanah. Menurut Budianto 1998 bahwa tanah keritis ditandai dengan kerusakan tanah yang terjadi akibat penggunaan tanah lahan yang tidak
sesuai dengan peruntukannya. Menurut Soemarwoto 1975 diacu dalam Budianto 1999 bahwa masalah kritis, erosi dan banjir merupakan masalah demografi yang
luas. Dilihat dari sudut ekologi, pertambahan penduduk telah melampaui daya dukung lingkungan.
2.3 Nilai Ekonomi Pemanfaatan Lahan