Nilai-nilai dalam Pembelajaran IPA

19 1 Kecakapan bekerja dan berpikir secara sistematis dan teratur menurut metode ilmiah; 2 Kemampuan dan keterampilan dalam melakukan pengamatan serta menggunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah; dan 3 Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan. IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah pengajaran yang tepat untuk anak-anak. Oleh karena struktur kognitif anak-anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan, maka diperlukan proses modifikasi untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA sesuai kemampuan berpikir anak.

2.1.4.3 Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains adalah keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan oleh para ilmuwan untuk meneliti fenomena alam Samatowa 2011: 93. Keterampilan proses sains yang digunakan oleh para ilmuwan tersebut dapat digunakan oleh siswa dalam bentuk yang lebih sederhana sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah dasar. Terkait dengan pembelajaran IPA yang lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, Paolo dan Marten 1993 dalam Samatowa 2011: 5 mendefinisikan keterampilan proses sains yang terdiri dari: “ 1 mengamati, 2 mencoba memahami apa yang diamati, 3 mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, dan 4 menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. ” 20 Pendapat lain dikemukakan oleh Indrawati 1993 dalam Susanto 2013: 9 yang menyatakan keterampilan proses sains adalah keterampilan yang digunakan sebagai sarana menemukan dan mengembangkan konsep, prinsip, dan teori yang terdiri dari enam aspek ketera mpilan, yang meliputi: “observasi, klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen”. Pelatihan keterampilan proses secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kerjasama, disiplin, dan bertanggung jawab agar sasaran dari pelatihan keterampilan proses dapat tercapai, seperti pembangunan kemampuan mental, sosial, dan fisik yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu Susanto 2013: 9.

2.1.4.4 Urgensi IPA dimasukkan dalam Kurikulum

Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Samatowa 2011: 4 menggolongkan menjadi empat golongan, yakni: 1 Bahwa IPA bermanfaat bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali bergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan; 2 Apabila IPA diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; 3 Apabila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka; dan 4 Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.