20 Pendapat lain dikemukakan oleh Indrawati 1993 dalam Susanto 2013: 9
yang menyatakan keterampilan proses sains adalah keterampilan yang digunakan sebagai sarana menemukan dan mengembangkan konsep, prinsip, dan teori yang
terdiri dari enam aspek ketera mpilan, yang meliputi: “observasi, klasifikasi,
pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen”. Pelatihan keterampilan
proses secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti kerjasama, disiplin, dan bertanggung jawab agar sasaran dari pelatihan
keterampilan proses dapat tercapai, seperti pembangunan kemampuan mental, sosial, dan fisik yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi
dalam diri individu Susanto 2013: 9.
2.1.4.4 Urgensi IPA dimasukkan dalam Kurikulum
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Samatowa 2011: 4 menggolongkan menjadi empat
golongan, yakni: 1 Bahwa IPA bermanfaat bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali bergantung pada kemampuan bangsa itu dalam
bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan; 2 Apabila IPA diajarkan dengan cara yang
tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; 3 Apabila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan, maka IPA
tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka; dan 4 Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang
dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
21
2.1.5 Media Pembelajaran
Pembahasan media pembelajaran meliputi definisi media, manfaat media, dan kriteria pemilihan media. Berikut dipaparkan secara lebih lengkap.
2.1.5.1 Definisi Media
Media pembelajaran sangatlah penting untuk menunjang pembelajaran yang kreatif dan inofatif. Pada proses pembelajaran IPA sangat penting
menggunakan media pembelajaran. Karena pada mata pelajaran IPA hal yang paling diutamakan adalah pengalaman dalam belajar. Peserta didik menyaksikan
dan memperagakan langsung hal-hal mengenai pelajaran yang dilaksanakan tersebut. Media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti
“tengah”, “perantara”, atau pengantar. AETC Association of Education and Communication Technology 1977 memberi batasan media sebagai segala bentuk
dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi Arsyad 2014: 3. Penjelasan lain mengenai media disampaikan oleh Aqib 2014: 50
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan memberikan stimulus agar terjadi proses belajar pada si pembelajar.
Miarso 2007 dalam Anwar dan Harmi 2011: 160 menyatakan media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar dalam diri
siswa-siswi sehingga memudahkan dalam memahami materi. Media didefinisikan pula sebagai alat atau bentuk stimulus untuk menyampaikan pesan pembelajaran
kepada peserta didik Rusman, Kurniawan, dan Riyana 2012: 60. Sedangkan Hamalik 1984 dalam Rusman, Kurniawan, dan Riyana 2012: 60 menjelaskan
peranan media yang meliputi: 1 sebagai dependent media atau sebagai alat bantu mengajar, dan 2 independent media yakni sumber belajar yang digunakan secara
mandiri oleh peserta didik. Secara sistematis independent media dirancang agar