74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan manajemen pelatian terjemah Al-Quran
Dari hasil pembahasan dan teori yang sudah penulis kemukakan di
pembahasan sebelumnya, tentang penerapan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
hasil temuan penulis tentang penerapan pengelolaan manajemen dalam pelatihan terjemah Al-Quran di lembaga terjemah Al-Quran mandiri
TAQUMA sudah cukup dirasakan terorganisir dengan baik. Bisa dilihat dari proses perencanaan dengan penerapan yang cukup baik seperti dalam
proses rekrutmen staf pengajar yang di proses dengan serangkaian tes kompetensi sebagai salah satu langkah untuk menghasilkan peserta yang
mahir dalam menerjemahkan Al-Quran dengan baik dan benar, kemudian tahapan membuat metode praktis dalam inovasi pelatihan pengajaran
terhadap pesertanya, sehingga dalam perencanaannya ini bisa berjalan dengan sebaik-baiknya.
Jika dilihat dari segi penerapan pengorganisasian, TAQUMA sendiri melaksanakan kegiatan keorganisasiannya dengan dua hal yang
pertama organisasi lembaganya antara ketua, manajer, beserta anggota sudah tersusun dan terjalin dengan cukup baik meski dirasakan belum
maksimal. Kemudian yang kedua yaitu penerapan organisasi bagi para
pelatih terhadap peserta pelatihannya yang dapat dirasakan dengan baik dan benar sesuai yang diharapkan.
Sedangkan dari segi pelaksanaan penggerakan, lembaga TAQUMA ini mnerapkan sistem yang cukup terkordinir, baik pemberian
tugas-tugas kepada anggotanya atau pelatih pengajaran terjemah Al-Quran serta pemberian materi kepada para esertanya sehingga peserta dapat
merasakan manfaatnya dari pelaksanaan pelatihan terjemah Al-Quran itu sendiri.
Dan terakhir dari segi pengawasan penulis berpendapat bahwa pengelolaan manajemen dalam penerapan pengawasan pelatihan terjemah
Al-Quran yang ada sudah cukup bervariatif dan pengajarnya sesuai dengan kemampuan yang mereka bisa dan bertindak profesional sehingga tidak
adanya kesalahan dalam menerjemahkan tulisan dan lafadz Arab dalam Al-Quran kedalam bahasa Indonesia sesuai tatanan kaidah yang sebenar-
benarnya, sehingga proses pelaksanaan pembelajaranpun berlangsung efektif dan efisien dan pesertapun bisa memahami pelajaran tentang
Terjemah Al-Quran yang telah di ajarkan oleh lembaga TAQUMA. Dari hasil penerapan evaluasi pelatihan terhadap pesertanya, ketika belajar
maupun sesudah belajar di lembaga TAQUMA ini maka para peserta sudah mulai bisa mengartikan baik kata per kata Lafzhiyah dalam bahasa
arab Al-Quran di terjemahkan secara mandiri kedalam bahasa indonesia dengan baik dan benar sesuai kaidah dan tatanan bahasa, tanpa didampingi
pembimbing atau pengajar yang ada di lembaga TAQUMA tersebut.
2. Unsur-unsur manajemen yang mendukung
Penerapan unsur-unsur manajemen yang dilakukan oleh lembaga TAQUMA ini, maka penulis menyimpulkan bahwasanya pelaksanaan
dalam kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran dari segi men pelatih yang cukup memadai dari segi kualitas maupun kuantitasnya, meskipun
lembaga ini hanya memiliki sedikit pelatih namun apa yang dihasilkannya dapat dirasakan dengan baik oleh para peserta pelatihan terjemah Al-
Quran tersebut, kemudian dari segi material bahan pelatihan yang cukup memadai dan cukup modern sehingga proses pembelajaran dalam
pelatihan terjemah Al-Quran dapat disampaikan dengan sebaik-baiknya. Sedangkan penggunaan methods metode inovasi yang dilakukan
oleh lembaga ini cukup bisa dirasakan manfaatnya bagi para pelatih maupun peserta terjemah Al-Quran, karna dengan adanya metode ini para
peserta bisa lebih cepat mengartikan lafadz yang terdapat didalam Al- Quran kedalam bahasa indonesia sesuai dengan kaidah yang sebenarnya.
Sedangkan mesin yang digudakan dalam proses penyampaian pelatihan kepada para peserta menggunakan mesin-mesin yang modern simpel dan
mudah digunakan, sehingga mesin ini sanagat mendukung sekalai dari segi penyampaian materi pelatihannya.
Sedangkan yang terakhir adalah penerapan money uang dan market peserta, uang sebagai modal awal yang dilakukan untuk menunjang
kegiatan tersebut, dana tersebut dihasilkan dari kas TAQUMA maupun pemberian Infak yang bersifat sukarela yang diberikan peserta kepada
pelatihnya. kemudian market disini adalah sasaran dari pada pelatihan terjemah Al-Quran itu sendiri yang penulis simpulkan bahwasanya
pesertanya cukup banyak peminatnya meski penerapan pemasarannya tidak terlalu banyak.
Dari penerapan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran yang telah dilakukan lembaga TAQUMA ini maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Lembaga TAQUMA ini bisa menghasilkan atau mencetak peserta dan pelatih pengajar yang benar-benar menguasai Al-Quran baik dari
segi bacaan lafadznya, nahwu shorofnya. dan bukan hanya itu saja, para pesertapun sudah bisa mengartikan ayat demi ayat dengan sendirinya, dan
bahkan ketika para peserta sudah selesai dinyatakan lulus oleh lembaga TAQUMA maka para peserta ini pun bisa mengajarkan kepada para
peserta yang baru atau masyarakat yang ingin mempelajari terjemah Al- Quran.
Maka dari pada itu penulis menyatakan bahwasanya lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri TAQUMA dalam kegiatan pelatihan
terjemah Al-Quran telah menjalankan dan melaksanakan pengelolaan manajemen pelatihan dengan cukup baik sesuai dengan visi dan misi yang
telah ditentukan sebelumnya, karna lembaga ini sangat menunjang demi kepentingan umat islam.