Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

terhadap siapa hakikatnya mereka, untuk apa mereka hidup, kewajiban dan hak yang harus dipenuhi sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Al-Quran sebagai sumber pertama haruslah mendapat prioritas utama dan peringkat teratas untuk dipelajari dengan sungguh-sungguh. Al-quran yang diturunkan dengan bahasa Arab mengondisikan pemeluk Islam mau tidak mau untuk berusaha menguasai bahasa Al-quran ini. Memang telah diterbitkan terjemahan Alquran dalam berbagai ragam bahasa lain yang ada di dunia namun terjemahan itu bagaimana pun tidak akan pernah menggambarkan secara utuh makna aslinya. Dengan menggabungkan antara arti bacaan dan himpunan atau kumpulan, dalam menelusuri makna kalimat Al-Quran, bisa dapatakan titik temu, bahwa ketika seorang membaca Al-Quran, ia telah mengumpulkan huruf-huruf kalimat dalam suatu rangkaian yang utuh, lalu melafalkannya dengan lisanya, dalam bentuk kalimat atau kata yang sempurna, sehingga enak didengarnya, nampak menjadi sebuah bangunan yang kuat saling mendukung, tak tergoyahkan. Dari membaca akan lahir pemahaman. Dari pemahaman akan lahir amal. Dengan demikian peranan nampak bahwa membaca merupakan urutan pertama dalam membangun ilmu pengetahuan, dan selanjutnya untuk membangun sebuah peradaban. Di lain sisi, seringkali tatkala membaca Al-Quran diperoleh sepintas pemahaman akan suatu topik tertentu. Ini sama sekali tidak salah. Bahkan, begitulah semestinya, apa yang dibaca itu hendaknya memberikan semacam ide di dalam pikiran. Ini menandakan keberhasilan dalam membaca. Tidak seperti membaca sekadar saja yang hanya melewati huruf demi huruf, tetapi kosong dari makna yang dapat dipetik. Memahami bahasa Al-Quran tanpa perangkat ilmunya merupakan tindakan berbahaya yang akan mengantarkan pelakunya kepada kekeliruan, kesalahan, dan kesesatan. Si pelaku akan semena-mena berbicara, memahami, memaknai, serta menafsirkan tentang Al-Quran tanpa bimbingan dari ilmu tadi dan tentu saja mengabaikan tanggung jawab ilmiah. Parahnya, Islamlah yang akan mendapat citra buruk atas kelakuannya ini, karena ia secara serampangan menisbatkan tindakannya itu kepada Alquran, kitab suci umat Islam. Terjemahan-terjemahan Al-Quran sudah ada dalam berbagai macam bahasa yang digunakan oleh umat muslim di seluruh dunia. Usaha menerjemahkan Al-Quran ini dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia agar mudah memahami dan mempelajari isi dari Al-Quran. Hal ini terjadi karena tidak semua umat Islam mampu memahami bahasa arab. Maka, melalui kegiatan pelatihan menterjemahkan Al-Quran ini akan membantu umat Islam dalam mempelajari, memahami, dan menyebarkan ajaran tentang Islam kepada seluruh umat manusia melaui kegiatan pelatihan terjemah Al- Quran maupun kegiatan lain. Seiring perjalanan waktu, dunia syi’ar Islam di Indonesia semakin hari semakin berkembang dalam pengelolaan manajemen baik dari sisi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan serta ruang lingkupnya. Hal ini tentu sangat menggembirakan dan patut di syukuri serta di dukung dengan segenap kemampuan yang ada. Dalam ruang lingkup wilayah, khususnya di lingkup Kecamatan Pondok Aren hingga kota Tangerang Selatan, kini semakin di rasakan perlunya semakin banyak wadah untuk melaksanakan kegiatan dakwah, tarbiyah dan syi’ar Islam yang lebih serius dan tertata rapi dalam suatu organisasi formal, dengan tetap mengedepankan pijakan kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Kebutuhan pegiat dakwah untuk bertaktifitas dan kebutuhan obyek dakwah untuk menerima masukan ilmu dan informasi sudah waktunya di layani dengan lebih baik lagi. Di sisi lain, keprihatinan akan masih kurangnya pemahaman dan penguasaan umat Islam terhadap Al-Quran harus segera direspon. Kondisi bangsa yang belum juga berubah banyak ke arah kemajuan diyakini salah satu penyebabnya rendahnya penguasaan umat Islam terhadap Al-Quran yang berakibat kepada mentalitas, akhlak, tata nilai, hukum dan kepribadian umat yang jauh dari nilai-nilai Al-Quran. Dari hal itu, sekitar 4 tahun yang lalu muncullah pemikiran H.Syarifudin untuk merealisasikan terbentuknya sebuah lembaga yang mempunyai fokus pada pembelajaran dan pemahaman Al- Quran, yang diberi nama TAQUMA Terjemah Al-quran Mandiri. Alasan penulis memilih Lembaga TAQUMA Terjemah Al-Quran Mandiri sebagai obyek penelitian adalah karena lembaga ini merupakan satu- satunya lembaga dibidang pelatihan menerjemahkan Al-Quran secara lafziah per kata di kawasan Pondok Aren. Selain itu, untuk mengetahui penerapan manajemen dalm pengelolaan yang di terapkan oleh lembaga tersebut dalam menjalankan aktifitas pelatihan terjemah Al-Quran. Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis mengajukan skripsi atau karya tulis ilmiah dengan judul “Manajemen Pelatihan Terjemah Al-Quran Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri TAQUMA ”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak meluas maka penulis membatasi masalahnya pada fungsi dan unsur manajemen pelatihan terjemah Al- Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri TAQUMA. 2. Perumusan Masalah a. Bagaimana pelaksanaan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri TAQUMA ? b. Apa unsur-unsur manajemen yang mendukung pelaksanaan terjemah Al-Quran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengelolaan manajemen yang dilakukan oleh Lembaga TAQUMA Terjemah Al-Quran Mandiri. 2. Untuk mengetahui unsur-unsur manajemen yang dilakukan lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri TAQUMA. B. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan awal bagi peminat mauapun peneliti lainnya untuk meneliti lebih lanjut tentang peranan suatu lembaga sebagai media dakwah. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan panduan terhadap Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri dan sebagai kontribusi pemikiran bagi lembaga pembelajaran terjemah Al-Quran lainnya.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang diselidiki. Pada penyusunan skripsi ini digunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diminati. 4 Dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif penulis mengharapkan kegiatan penelitian dalam pencarian faktanya dengan pengamatan secara langsung di lapangan. Dan kemudian mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena yang diteliti serta menganalisisnya. 4 Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, bandung:Rosdakarya,2002

1. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama, seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer peneliti atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan, pelaksanaanya berupa survey. Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, brosur, majalah dan bahan informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai penunjang penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pelatihan terjemah Al-Quran, sedangkan objek penelitiannya adalah Lembaga Terjemah Al- Quran Mandiri TAQUMA.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

A. Observasi.

Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. 5 Sutrisno mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dalam dari berbagai proses 5 Sutrisno Hadi, Metodelogi Riset II, Yogyakarta: yayasan Penerbitan fakultas Psikologi UGM, 1984, h. 141 biologis dan psikologis. Dan diantara yang paling penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 6 Dalam melakukan observasi penulis mendatangi langsung ke Lembaga TAQUMA Terjemah Al- quran Mandiri yang beralamat di Jl. Swadaya 2, Kampung Utan, Rt.04 Rw.03 Desa Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Tujuannya adalah untuk mendapat data konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitina.

B. Wawancara Interview.

Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 7 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: wawancara interviewer, reponden interviewee, pedoman wawancara, dan situasi wawancara. 8 Pada interview ini penulis mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa pihak yang bersangkutan.

C. Dokumentasi.

Dokumentasi dipakai guna untuk melengkapi data-data yang telah terkumpul, juga untuk getahui segala sesuatu yang berkaitan 6 Sugiono, Metodelogi Penulisan Administrasi, Bandung: penerbit al-fabeta 2005, cet ke-12, h.166 6 Dr. Lexy J Moleong, Metodelogi penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-11, h. 135 8 Drs. Hermanwan Wasito, Pengantar metodelogi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995, h.71