Manajemen Pelatihan Terjemah Al-Quran Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (Taquma)

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

MOCHAMMAD ZAINAL MUTTAQIN

NIM : 108053000018

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1234 H / 2013 M


(2)

(3)

(4)

(5)

i TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI

Setiap proses pelatihan, tentunya memiliki peran, cara atau sistem khusus bagaimana sebuah pelatihan bisa tersampaikan dengan sebaik-baiknya. Ada objek sasaran pelatihan, ada pula subyek pelatihan. Akan tetapi, sebuah proses pelatihan tentu saja tidak akan bisa melepaskan dari konteks kultur ruang lingkup yang dimilikinya. Lembaga apapun ketika memberikan sebuah pelatihan, diasumsikan tidak bisa melepaskan diri dari konteks background dari mana dia berasal. Termasuk lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) sebagai bagian dari wadah pengembangan terjemah Al-Quran secara per kata (Lafzhiah), tentunya memiliki andil besar di dalam melestarikan terjemah Al-Quran Islam di Indonesia. Setidaknya ada konsep, cara dan persepsi bagaimana pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga TAQUMA mengkomunikasikan dalam menyampainkan visi dan misinya, tentunya membutuhkan pengelolaan manajemen yang jelas dan terarah dengan benar, sehingga penyampain pada pelatihan terjemah Al-Quran dapat dikelola secara maksimal dan memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana penerapan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga TAQUMA mulai dari fungsi dan unsur-unsur manajemennya. Penelitian yang termasuk jenis lapangan (field research) ini, dalam metode penelitiannya memakai model kualitatif dan mengumpulkan datanya, menggunakan metode interview, observasi, dokumentasi. Melalui metode penelitian deskriptif-analisis, Berlokasi di Jl. Swadaya II Bintaro 9, RT.004/003 Kel. Pondok pucung Kec. Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Pelatihan yang dilakukan TAQUMA ini seringkali merupakan bentuk pembelajaran yang mengedepankan nilai-nilai Al-Quran dan sunnah dalam bingkai masyarakat yang plural. Semangat persatuan, menebar kasih sayang dan kedamaian, menjadi bagian dari uraian pelatihan terjemah Al-Quran TAQUMA yang dikemas dengan balutan metode pelatihan terjemahnya.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah penerapan manjemen pelatihan terjemah Al-Quran yang dilakukan oleh lembaga TAQUMA telah menggunakan fungsi manajemen, mulai dari penerapan berupa perencanaan yang cukup baik dari segi penentuan pelatih, maupun dalam segi proses menentukan tahapan-tahapan perencanaan dalam pelatihan terjemah Al-Quran, kemudian dari segi organisasi yang dilakukan yaitu antara manajer TAQUMA dan para anggotanya, serta pengorganisasian bagi para pelatih beserta peserta pelatihan yang cukup terkordinir dengan baik meskipun belum maksimal. Jika dilihat dari segi penggerakan, maka manajer TAQUMA telah menentukan tugas-tugas kepada para anggotanya untuk melakukan tugas-tugasnya dengan baik secara maksimal. Dan terakhir adalah evaluasi baik yang dilakukan oleh manajer TAQUMA kepada para anggotanya maupun bagi para pelatih kepada para pesertanya dalam tahap ini lembaga TAQUMA sudah bisa melaksanakan pengontrolan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang diharapkan. Begitu pula dengan unsur-unsur manajemen yang cukup memadai sehingga mendukung kinerja TAQUMA dalam kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran. Sehingga seluruh penerapan manejemen pelatihan terjemah Al-Quran yang dilakukan lembaga TAQUMA bisa berjalan sesuai dengan tujuan serta visi misi yang diharapkan.


(6)

ii

rahmat dan hidayah yang telah diberikan, sehingga penulisan ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan selalu kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, merupakansuatu tanda bahwa

usaha dan do’a adalah kunci penetuan sebuah keberhasilan Penulisan skripsi ini

tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karna itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi dan Para jajarannya, kepada Drs. Cecep Cactrawijaya, MM selaku ketua jurusan Manajemen Dakwah dan kepada H. Mulkannasir, BA, S.Pd, MM, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.

2. Dr. Wahib Mu”thi. MA selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas semua ilmu yang telah bapak berikan kepada penulis.

3. Kedua orang tua penulis, Cucu Santana dan Rohimah Sintiawati, kasih sayangmu tak dapat penulis ungkapkan melalui kata-kata dalam skripsi ini, tak terhitung berapa banyak kalori yang kau bakar demi untuk memberikan yang terbaik untuk penulis

4. Segenap Bapak dan Ibu dosen pembimbing. Terimakasih atas semua ilmu yang telah bapak berikan.

5. Staf Perpustakaan FIDKOM dan Perpustakaan Utama yang telah memberikan kemudahan dalam bertransaksi buku yang selama ini penulis butuhkan dan tentunya atas koneksi WiFi-nya yang selalu penulis gunakan.


(7)

ii

data dan dokumen tentang Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA).

7. Kedua adik, paman serta bibi penulis tercinta, yang selalu memberikan warna dan motivasi kepada penulis, semoga Allah selalu menjaga kalian semua dalam ridho-Nya.

8. Semua pihak: para tokoh masyarakat, dan tokoh agama atas doa dan dukungannya kepada penuliis. Barokallahulana.

9. Segenap kawan-kawan seperjuangan dari manajemen dakwah 2008 yang telah memberikan doa dan motivasinya kepada penulis.

Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas segala amal baik anda yang telah membantu demi kelancaran menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu penulis mengahrapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulis. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas segala kekurangan dan kekhilafan dalam Skripsi ini, penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 22 Mei 2013 Penulis


(8)

DAFTAR ISI ………... v

BAB I. PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……… 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 7

D. Metodologi Penelitian ……… 8

E. Tinjauan Pustaka ……… 11

F. Sistematika Penulisan ……… 12

BAB II. LANDASAN TEORITIS...………... 13

A. Manajemen...………... 13

1. Pengertian Manajemen.………...………….…. 13

2. Fungsi Manajemen... 16

3. Tujuan dan Manfaat Manajemen... 18

B. Pelatihan... 20

1. Pengertian Pelatihan... 20

2. Fungsi dan Tujuan Pelatihan... 22

3. Rancangan Pelatihan... 23

C. Manajemen Pelatihan... 24

1. Pengertian Manajemen Pelatihan... 24


(9)

2. Pengertian Al-Quran... 36

3. Pengertian Terjemah Al-Quran... 39

BAB III. GAMBARAN UMUM TENTANG LEMBAGA TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI (TAQUMA)... 40

A. Sejarah Berdirinya ………. 40

B. Fungsi dan Tujuan ………...………... 43

C. Visi dan Misi... 44

D. Susunan Pengurus TAQUMA...…….………...… 45

E. Sarana dan Prasarana ………...……….….. 46

BAB IV. HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN ………... 47

A. Penerapan fungsi manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) ... 47

1. Planning (Perencanaan) ... 48

2. Organizing (Pengorganisasian)... 52

3. Actuating (Penggerakan) ... 55

4. Controling (Pengawasan) ... 66

B. Penerapan unsur-unsur dalam pelaksanaan pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA)... 68


(10)

5. Money (Uang) ... 71

6. Market (Peserta) ... 71

BAB V. PENUTUP ……….. 74

A. Kesimpulan ……….... 74

B. Saran-Saran ………... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

1

Pengelolaan manajemen menjadi sebuah keharusan dalam memajukan sebuah pelaksanaan organisasi, tatanan strategi yang tepat dan lengkap akan mengarahkan kepada suatu pencapaian tujuan yang baik sesuai dengan apa yang diinginkan.

Banyak ditemukan definisi tentang manajemen mulai dari manajemen sebagai ilmu, proses, seni dan profesi. Adapun manajemen yang dimaksud dalam manajemen disini adalah manajemen sebagai proses. Maka manajemen berarti proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapaisasaran organisasi yang telah ditetapkan.1

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya.

Manajemen sudah semakin dirasakan sebagai suatu kebutuhan pokok, baik oleh sekumpulan individu, kelompok, maupun organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama maka dari pada itu untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar.

1

James A.F, Stoner, Manajemen, terj. Alexander Sindoro, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Popular, 1996), hlm.7


(12)

Pada hakikatnya manajemen adalah serangkaian pengelolaan perencanaan (planing) atau suatu keputusan manajerial yang strategis untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga maupun organisasi manajemen mempunyai peranan yang sangat penting bagi pererakan kegiatan positif.

Sedangkan pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upayauntuk mentransper keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.2

Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud dengan

pelatihan ialah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual dan

kepribadian manusia.3

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektifitas dan efisiensi dalam menyelenggarakan manajemen pelatihan merupakan suatu hal yang

2

Abdurahman Fathoni, Organisasi dan manajemen sumberdaya manusia, (Jakarta : rineka Cipta), cet ke 1 H.147

3

Soekidjo Notatmojo, pengembangan sumberdaya manusia, (jakarta ; PT. Rineka Cipta, 2004), h.25


(13)

harus mendapat perhatian dengan diproses melalui metode pelaksanaan manajemen yang baik dan mapan.

Dalam manajemen pelatihan tidak hanya sebatas manajemennya saja yang harus diperhatikan dalam pelatihan terjemah Al-Quran, ada beberapa unsur-unsur manajemen yang perlu dikelola dengan sebaik=baikny agar suatu organisasi maupun lembaga bisa dilaksanakan dengan benar sesuai dengana tujuannya agar kualitas dan kuantitasnya berjalan secara maksimal.

Dalam manajemen pelatihan khususnya pelatihan terjemah Al-Quran pada dasarnya harus berpegangan teguh terhadah sunnah dan Al-Quran agar tidak keluar dari ketentuan hukum islam karenanya Al-Quran merupakan pedoman umat manusia yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw memiliki bahasa yang indah, makna serta arti yang jelas, mudah dipahami, dan masih banyak lagi kesempurnaan yang tidak dapat ditandingi oleh bahasa lain atau bahkan oleh orang terhebat di dunia ini.

Al-Quran adalah petunjuk bagi setiap manusia dalam segala kehidupan di sepanjang zaman. Al-Quran merupakan kitab yang diturunkan dengan memakai bahasa Arab. Oleh karena itu, pelatihan terjemah Al-Quran menjadi sangat penting dilakukan bagi setiap orang Islam non Arab, sebagai langkah awal untuk dapat mengetahui kandungan makna Al-Quran.

Al-Quran juga memiliki bahasa yang santun, sehingga apabila didengarkan terasa sangat indah. Hal ini karena Al-Quran merupakan firman Allah SWT yang ditujukan kepada manusia agar manusia tidak tersesat di dunia. Al-quran yang berisi petunjuk-petunjuk supaya manusia sadar


(14)

terhadap siapa hakikatnya mereka, untuk apa mereka hidup, kewajiban dan hak yang harus dipenuhi sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.

Al-Quran sebagai sumber pertama haruslah mendapat prioritas utama dan peringkat teratas untuk dipelajari dengan sungguh-sungguh. Al-quran yang diturunkan dengan bahasa Arab mengondisikan pemeluk Islam mau tidak mau untuk berusaha menguasai bahasa Al-quran ini. Memang telah diterbitkan terjemahan Alquran dalam berbagai ragam bahasa lain yang ada di dunia namun terjemahan itu bagaimana pun tidak akan pernah menggambarkan secara utuh makna aslinya.

Dengan menggabungkan antara arti bacaan dan himpunan atau kumpulan, dalam menelusuri makna kalimat Al-Quran, bisa dapatakan titik temu, bahwa ketika seorang membaca Al-Quran, ia telah mengumpulkan huruf-huruf kalimat dalam suatu rangkaian yang utuh, lalu melafalkannya dengan lisanya, dalam bentuk kalimat atau kata yang sempurna, sehingga enak didengarnya, nampak menjadi sebuah bangunan yang kuat saling mendukung, tak tergoyahkan. Dari membaca akan lahir pemahaman. Dari pemahaman akan lahir amal. Dengan demikian peranan nampak bahwa membaca merupakan urutan pertama dalam membangun ilmu pengetahuan, dan selanjutnya untuk membangun sebuah peradaban.

Di lain sisi, seringkali tatkala membaca Al-Quran diperoleh sepintas pemahaman akan suatu topik tertentu. Ini sama sekali tidak salah. Bahkan, begitulah semestinya, apa yang dibaca itu hendaknya memberikan semacam ide di dalam pikiran. Ini menandakan keberhasilan dalam membaca. Tidak


(15)

seperti membaca sekadar saja yang hanya melewati huruf demi huruf, tetapi kosong dari makna yang dapat dipetik.

Memahami bahasa Al-Quran tanpa perangkat ilmunya merupakan tindakan berbahaya yang akan mengantarkan pelakunya kepada kekeliruan, kesalahan, dan kesesatan. Si pelaku akan semena-mena berbicara, memahami, memaknai, serta menafsirkan tentang Al-Quran tanpa bimbingan dari ilmu tadi dan tentu saja mengabaikan tanggung jawab ilmiah. Parahnya, Islamlah yang akan mendapat citra buruk atas kelakuannya ini, karena ia secara serampangan menisbatkan tindakannya itu kepada Alquran, kitab suci umat Islam.

Terjemahan-terjemahan Al-Quran sudah ada dalam berbagai macam bahasa yang digunakan oleh umat muslim di seluruh dunia. Usaha menerjemahkan Al-Quran ini dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia agar mudah memahami dan mempelajari isi dari Al-Quran. Hal ini terjadi karena tidak semua umat Islam mampu memahami bahasa arab. Maka, melalui kegiatan pelatihan menterjemahkan Al-Quran ini akan membantu umat Islam dalam mempelajari, memahami, dan menyebarkan ajaran tentang Islam kepada seluruh umat manusia melaui kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran maupun kegiatan lain.

Seiring perjalanan waktu, dunia syi’ar Islam di Indonesia semakin hari semakin berkembang dalam pengelolaan manajemen baik dari sisi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan serta ruang


(16)

lingkupnya. Hal ini tentu sangat menggembirakan dan patut di syukuri serta di dukung dengan segenap kemampuan yang ada.

Dalam ruang lingkup wilayah, khususnya di lingkup Kecamatan Pondok Aren hingga kota Tangerang Selatan, kini semakin di rasakan perlunya semakin banyak wadah untuk melaksanakan kegiatan dakwah,

tarbiyah dan syi’ar Islam yang lebih serius dan tertata rapi dalam suatu

organisasi formal, dengan tetap mengedepankan pijakan kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Kebutuhan pegiat dakwah untuk bertaktifitas dan kebutuhan obyek dakwah untuk menerima masukan ilmu dan informasi sudah waktunya di layani dengan lebih baik lagi.

Di sisi lain, keprihatinan akan masih kurangnya pemahaman dan penguasaan umat Islam terhadap Al-Quran harus segera direspon. Kondisi bangsa yang belum juga berubah banyak ke arah kemajuan diyakini salah satu penyebabnya rendahnya penguasaan umat Islam terhadap Al-Quran yang berakibat kepada mentalitas, akhlak, tata nilai, hukum dan kepribadian umat yang jauh dari nilai-nilai Al-Quran. Dari hal itu, sekitar 4 tahun yang lalu muncullah pemikiran H.Syarifudin untuk merealisasikan terbentuknya sebuah lembaga yang mempunyai fokus pada pembelajaran dan pemahaman Al-Quran, yang diberi nama TAQUMA (Terjemah Al-quran Mandiri).

Alasan penulis memilih Lembaga TAQUMA (Terjemah Al-Quran Mandiri) sebagai obyek penelitian adalah karena lembaga ini merupakan satu-satunya lembaga dibidang pelatihan menerjemahkan Al-Quran secara lafziah (per kata) di kawasan Pondok Aren. Selain itu, untuk mengetahui penerapan


(17)

manajemen dalm pengelolaan yang di terapkan oleh lembaga tersebut dalam menjalankan aktifitas pelatihan terjemah Al-Quran.

Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis mengajukan skripsi atau karya tulis ilmiah dengan judul “Manajemen Pelatihan Terjemah Al-Quran Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas maka penulis membatasi masalahnya pada fungsi dan unsur manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Al-Quran Mandiri (TAQUMA).

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana pelaksanaan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) ?

b. Apa unsur-unsur manajemen yang mendukung pelaksanaan terjemah Al-Quran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

A. Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengelolaan manajemen yang dilakukan oleh Lembaga TAQUMA (Terjemah Al-Quran Mandiri).

2. Untuk mengetahui unsur-unsur manajemen yang dilakukan lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA).


(18)

B. Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan awal bagi peminat mauapun peneliti lainnya untuk meneliti lebih lanjut tentang peranan suatu lembaga sebagai media dakwah.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan panduan terhadap Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri dan sebagai kontribusi pemikiran bagi lembaga pembelajaran terjemah Al-Quran lainnya.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang diselidiki. Pada penyusunan skripsi ini digunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diminati.4

Dengan menggunakan metode deskripsi kualitatif penulis mengharapkan kegiatan penelitian dalam pencarian faktanya dengan pengamatan secara langsung di lapangan. Dan kemudian mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena yang diteliti serta menganalisisnya.

4


(19)

1. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama, seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer peneliti atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan, pelaksanaanya berupa survey. Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, brosur, majalah dan bahan informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai penunjang penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pelatihan terjemah Quran, sedangkan objek penelitiannya adalah Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA).

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:

A. Observasi.

Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.5 Sutrisno mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dalam dari berbagai proses

5

Sutrisno Hadi, Metodelogi Riset II, (Yogyakarta: yayasan Penerbitan fakultas Psikologi UGM, 1984), h. 141


(20)

biologis dan psikologis. Dan diantara yang paling penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.6 Dalam melakukan observasi penulis mendatangi langsung ke Lembaga TAQUMA (Terjemah Al-quran Mandiri) yang beralamat di Jl. Swadaya 2, Kampung Utan, Rt.04 Rw.03 Desa Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Tujuannya adalah untuk mendapat data konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitina.

B. Wawancara (Interview).

Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.7 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: wawancara (interviewer), reponden (interviewee), pedoman wawancara, dan situasi wawancara.8 Pada interview ini penulis mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa pihak yang bersangkutan.

C. Dokumentasi.

Dokumentasi dipakai guna untuk melengkapi data-data yang telah terkumpul, juga untuk getahui segala sesuatu yang berkaitan

6

Sugiono, Metodelogi Penulisan Administrasi, (Bandung: penerbit al-fabeta 2005), cet ke-12, h.166

6

Dr. Lexy J Moleong, Metodelogi penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-11, h. 135

8

Drs. Hermanwan Wasito, Pengantar metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995), h.71


(21)

dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku, catatan-catatan, file, transkip, bulletin, majalah maupun foto-foto.

4. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diperoleh terkumpul melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah data-data tersebut disusun secara sistematis itu diklasifikasi untuk kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiyah.

Dalam analisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif, yakni penulis berusaha mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan berdasarkan teori yang ada.

5. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Lembaga TAQUMA (Terjemah Al-quran Mandiri) yang beralamat di Jl. Swadaya 2, Kampung Utan, Rt.04 Rw.03 Desa Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Adapun waktu yang ditentukan dari penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2012 - Mei 2012.

E.Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis teliti adalah menelaah terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti.


(22)

Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti yaitu:

Nama : Siti Masyitoh (1070553001492) judul skripsi “ Program Pelatihan Terapi Dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat. Skripsi ini menerangkan tentang program pelatihan dan pelaksanaa terapis dalam pengobatan alternatif di bengkel rohani Ciputat, sedangkan yang membedakan dalam pembahasan skripsi penulis adalah penulis menuangkan tentang fungsi dan unsur-unsur manajemen dalam penerapan pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA).

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Pada bab ini meliputi pengertian manajemen, fungsi manajemen, tujuan dan manfaat manajemen, pengertian pelatihan, fungsi dan tujuan pelatihan, rancangan pelatihan, manajemen pelatihan pengertian manajemen pelatihan, unsur-unsur manajemen pelatihan,


(23)

langkah – langkah manajemen pelatihan, pengertian terjemah, pengertian Al-Quran, Pengertian terjemah Al-Quran.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI (TAQUMA)

Dalam bab ini penulis menerangkan sejarah didirikannya Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA), Visi dan Misi TAQUMA, Fungsi dan Tujuan didirikannya TAQUMA, susunan pengurus TAQUMA, Sarana dan Prasarana.

BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menerangkan penerapan fungsi manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, penerapan unsur-unsur dalam pelaksanaan pelathan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran (TAQUMA) meliputi men (pelatih) material (bahan pelatihan), methods (metode), money (uang), dan market (peserta).

BAB V PENUTUP


(24)

14

1. Pengertian Manajemen

Banyak ditemukan definisi tentang manajemen mulai dari manajemen sebagai ilmu, proses, seni dan profesi. Adapun manajemen yang dimaksud dalam manajemen disini adalah manajemen sebagai

proses. Maka manajemen berarti proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang telah ditetapkan.1

Dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa inggris yang diambil dari kata to manage yang sinonimnya antara lain to hand berarti mengurus, to control berarti memeriksa, to quide berarti memimpin atau membimbing, jadi apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti mengurus, mengendalikan memimpin, dan membimbing.2

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya.

1

James A.F, Stoner, Manajemen, terj. Alexander Sindoro, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Popular, 1996), hlm.7

2

E.K.Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta : Bharata Karya Aksara, 1996), cet ke-2, h. 6


(25)

Manajemen sudah semakin dirasakan sebagai suatu kebutuhan pokok, baik oleh sekumpulan individu, kelompok, maupun organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama maka dari pada itu untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar.

Selanjutnya untuk lebih mengetahui dan memahami mengenai pengertian manajemen yang lebih luas, maka berikut ini akan diuraikan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli manajemen berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing yaitu :

Josephl Massie, manajemen adalah sebagai kelompok khusus orang-orang yang tugasnya mengarahkan daya dan upaya serta aktivitasnya orang lain pada sasaran yang sama. Juga diartikan sebagai proses yang mengarahkan langkah-langkah kelompok manunggal menuju tujuan yang sama.3 Dan Menurut J. Panglaykin dan Tanzil, manajemen adalah seni kemahiran untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan usaha yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh kemakmuran dan kebahagiaaan yang setinggi-tingginya serta memberi serius pelayanan yang baik kepada khalayak ramai.4

Manajemen sangat dibutuhkan dimana saja oleh orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen diperlukan

33

Josephl Massie, dasar-dasar manajemen, (jakarta : Erlangga, 1985), Edisi ke-3. H. 4

4

J.Panglaykin dan Tahzil, Manajemen Suatu pengantar, (Jakarta : Ghalia Indonesia,1999), cet ke-15. H.27


(26)

untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang bertentangan, serta mencapai Efisiensi dan efektifitas.5

2. Fungsi Manajemen

Proses-proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan fungsional yaitu6:

a. Perencanaan (Planning)

Yaitu proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran. Dengan perencanaan maka sebelum kegiatan-kegiatan dilaksanakan dipikirkan terlebih dahulu. Jadi, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan harus mempertimbangkan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dankondisi baru secepat mungkin.7

Empat tahap dasar perencanaan8:

Tahap 1: Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini.

Tahap 3: Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.

Tahap 4: Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.

5

T.Hani Handoko,Manajemen,(Yogyakarta: BPFE. 2003), hlm. 6-7.

6

Ibid, hlm.79.

7

Ibid, hlm. 78.

8


(27)

b. Pengorganisasian (Organizing),

Yaitu proses memperkerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran. Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuannya untuk menyusun berbagai sumber dayanya dalam mencapai tujuan. Semakin terkoordinasi dan terintegrasi kerja organisasi semakin efektif dan efisien.

c. Pengarahan/Memimpin (Actuating/Leading)

Yaitu suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi.

Sesudah rencana tersebut dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi ini melibatkan kualitas gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. Jadi kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi.9

d. Pengawasan/Pengendalian(Controlling)

Yaitu proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktifitas yang direncanakan. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan (Controling). Pengawasan positif mencoba untukmengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien danefektif. Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin

9


(28)

bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau tidak dibutuhkan tidak terjadiatau terjadi kembali.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu : 1) Penetapan standar pelaksanaan.

2) Penentuan ukuran-Ukuran pelaksanaan

3) Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan.

4) Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.10

3. Tujuan dan manfaat manajemen Tujuan Manajemen yaitu :

a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang kita pilih secara efektif

dan efisien

b. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.

c. Senantiasa memperbaharui strategi yang kita rumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal.

d. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman peluang yang ada

e. Senantiasa melakukan inovasi atas kegiatan sehingga kita hidup kita lebih teratur.

10


(29)

Adapun manfaat mempelajari dan memahami manajemen dapat diketahui dari uraian di bawah ini:

a. Membantu dalam membuat strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional pada pilihan strategis.

b. Merupakan sebuah proses bukan keputusan atau dokumen. Tujuan utama dari proses adalah mencapai pengertian dan komitmen dari apa yang kita rencanakan.

c. Proses yang kita laksanakan menyediakan pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan memperkuat pengertian diri sendiri mengenai efektivitas dengan mendorong dan menghargai usaha kita untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan latihan inisiatif serta imajinasi.

d. Meningkatkan kesadaran kita akan ancaman eksternal sehingga kita akan terbiasa mempersiapkan rencana lain atas kejadian yang tidak diinginkan dari factor luar.

e. Dapat mengetahui dengan lebih baik mengenai strategi pesaing sehingga kita akan lebih mudah menghadapinya.

f. Berkurangnya penolakan kita terhadap perubahan karena kita telah mempersiapkan rencana atas perubahan tersebut.

g. Memungkinkan kita untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang yang terbaik atas permasalahan dan pilihan keputusan.


(30)

h. Kita dapat merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih baik yang dapat mengatur rencana kegiatan kita.

i. Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit bagi kita untuk mengoreksi keputusan yang salah atau tidak terencana.

j. Menciptakan kerangka kerja komunikasi internal dengan orang lain.

k. Membantu mengintegrasikan perilaku individu kita kedalam kelompok atau golongan.

l. Mendorong pemikiran ke masa depan, sebab dengan mempelajari manajemen kita telah belajar menganalisa rencana.

m. Menjadikan kita kooperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menghadapi masalahdan peluang.

n. Mendorong terciptanya sikap positif akan perubahan dalam diri kita

o. Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen kegiatan kita.11

B. PELATIHAN

1. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upayauntuk mentransper keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga

11


(31)

para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.12

Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud

dengan pelatihan ialah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.13

Penggunaan istilah pelatihan (traning) dikemukakan para ahli seperti D Ale Yorder yang dikutip oleh mangkunegara, menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksanaan dan pengawas, sedangkan Wekley dan Yukl lebih memperjelas mengenai penggunaan istilah pelatihan.

Mereka berpendapat bahwa : “pelatihan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha bencana yang diselenggarakan untk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.14

Menurut Oemar Hamalik, melihat dari segi operasional pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional kepelatihannya dalam satuan waktu yang

12

Abdurahman Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (jakarta : Rineka Cipta), cet ke 1 h.147

13

Soekidjo Notatmojo, pengembangan sumberdaya manusia, (jakarta ; PT. Rineka Cipta, 2004), h.25

14

AA.Anwar Prabu Mangku Negara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan


(32)

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi.15

Dari beberapa definisi menurut para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pelatihan merupakan kegiatan proses belajar atau proses latihan yang memiliki tujuan yang jelas dan menggunakan beragam cara penyampaian serta melibatkan keaktifan peserta. Dan pencapaian tujuan harus mengenai tiga aspek diantaranya adalah aspek perasaan, aspek tingkah laku, dan aspek pikiran.

2. Fungsi dan Tujuan Pelatihan

Hamalik mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja (performance) para peserta. Selain itu pelatihan juga bermanfaat untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pelatihan dapat membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan menambah rasa percaya diri. Adanya tambahan informasi tentang program yang diperoleh dari pelatihan dapat dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi.

15

Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) h.10


(33)

Tujuan dari pelatihan adalah suatu pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai oleh peserta pelatihan telah selesai.

Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk pemenuhan suatu jenis.

Tujuan pelatihan merupakan standard kualifikasi bagi pencapaian kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan belajar-mengajar. Umumnya tujuan pelatihan dirumuskan dalam dua jenis ; yaitu : Tujuan Umum (Goals) dan Tujuan Khusus (Objectives).

Ketika proses pelatihan selesai atau berakhir maka sebaiknya dilakukan post test dan evaluasi. Post tes dilakukan dengan cara menguji kemampuan atau kompetensi yang diharapkan terhadap peserta pelatihan, sehingga dapat diketahui pencapaian atau perkembangannya akibat proses belajar-mengajar. Sedangkan evaluasi biasanya dilakukan untuk menilai seberapa jauh kesesuaian antara pelaksanaan proses pelatihan dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan dari pelatihan itu sesuai dengan yang diharapkan.

3. Rancangan Pelatihan

Rancangan pelatihan (Traning Design) adalah rancangan yang akan dijadikan pegangan, pedoman atau acuan pada waktu melaksanakan training, penyusunan rancangan pelatihan harus memperlihatkan


(34)

pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelatihan (peserta, penyelenggara, dan trainer) tujuann yang akan dicapai, materi yang akan diolah metode dan peralatan yang hendak dipakai, tempat pelaksanaan, jadwal kegiatan untuk setiap sesi ataupun secara keseluruhan.16

Berdasarkan penjabaran yang penulis paparkan, maka penulis menyimpulkan bahwa rancangan pelatihan merupakan rencana kegiatan pelatihan yang dibuat oleh seseorang maupun kelompok, untuk menghaslkan sebuah tujuan program pelatihan tersebut.

C. MANAJEMEN PELATIHAN

1. Pengertian Manajemen Pelatihan

Dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa inggris yang diambil dari kata to manage yang sinonimnya antara lain to hand berarti mengurus, to control berarti memeriksa, to quide berarti memimpin atau membimbing, jadi apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti mengurus, mengendalikan memimpin, dan membimbing.17

Dalam bahasa Arab istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzhim yang berarti suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.18

Sedangkan secara istilah banyak sekali pendapat para ahli yang mengartikan istilah manajemen. Diantaranya sebagai berikut:

16

Agus M, Hardjana, Training SDM yang efektif, (yogyakarta : Kanisius, 2001) cet, ke 1, H.35

17

E.K.Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta : Bharata Karya Aksara, 1996), cet ke-2, h. 6

18

M. Munir, dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: kencana prenada Medi Group, 2009), cet. 2, h. 9


(35)

a. Menurut George R. Terry, manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

b. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upayauntuk mentransper keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.19

pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pakerjannya sekarang.20Sedangkan dalam sumber lain, mendefinisikan pelatihan sebagai proses sistematik perubahan

19

Abdurahman Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta), cet ke 1 h.147

20

Mutiara S. Pangabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: Ghalia Indonnesia, 2004), cet. 2, h. 41.


(36)

perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional.21

Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud

dengan pelatihan ialah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual

dan kepribadian manusia.22

Dari pengertian manajemen dan pelatihan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa : Manajemen pelatihan adalah suatu proses pengelolaan kerja yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan kualitas pegawai (peserta pelatihan) dengan merubah prilaku pegawai (peserta pelatihan) dalam satu arah untuk dapat meningkatkan pekerjannya yang melibatkan sumberdaya manusia maupun sumber-sumber lain dengan proses kerja yang meliputi : perancanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan beserta unsur-unsur manajemen untuk mencapai tujuan organisasional.

2. Unsur-Unsur Manajemen Pelatihan

Unsur- unsur dalam manjemen pelatihan sama halnya dengan unsur-unsur manajemen tidak adanya perbedan diantara keduanya karena pelatihan pasti membutuhkan unsur-unsur manajemen agar suatu

21

Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia (konsep, teori dan pengembangan dalam konteks organisasi publik, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 219.

22

Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumberdaya Manusia, jakarta ; PT. Rineka Cipta, 2004, h.25


(37)

pelaksanaan pelatihan bisa berjalan dengan maksimal sesuai dengan apa yang di harapan.

Berdasarkan pendapat Drs. H. Ibrahim Lubis, unsur-unsur manajemen ada enam yang dapat pula dikatakan bahwa ke enam unsur ini merupakan gabungan dari unsur-unsur majemen yang di kemukakan oleh M. Manulang dan George R. Terry. Keenam unsur tersebut meliputi : 1) Men (orang), 2) Material (bahan), 3) Machines (mesin), 4) Methods (metode), 5) Money (uang), dan 6) Markets (pasar)23

a. Men (Pelatih)

Men adalah tenaga (orang) yang terlibat dalam sebuah kegiatan. Dalam manajemen pelatihan, Men dapat diaplikasikan pada pelatih, karena pelatih merupakan orang yang terlibat dalam kegiatan pelatihan ini. Dimana Pelatih memegang peran yang cukup penting terhadap kelancaran dan keberhasilan program pelatihan. Itu sebabnya perlu dipilih pelatih yang ahli, dan berkualifikasi profesional. Berikut ini beberapa syarat seorang penatar atau pelatih yang baik, sebagai berikut:24

1) Teaching Skills : Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan untuk mendidik atau mengajarkan, membimbing, memberikan petunjuk, dan mentransfer pengetahuannya kepada peserta. Ia harus dapat memberikan semangat, membina dan mengembangkan agar

23

Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, cet. 3, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), h. 110-111.

24

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), cet. 10, h. 74-75.


(38)

peserta mampu untuk bekerja mandiri serta dapat menumbuhkan kepercayaan pada dirinnya.

2) Communication Skills : Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan Jadi suaranya jelas, tulisannya baik, dan kata-katannya mudah dipahami peserta.

3) Personality Authority : Seorang pelatih harus memiliki kewibawaan terhadap peserta. Ia harus berprilaku baik, sifat dan kepribadiannya disenangi, kemampuan dan kecakapannya diakui.

4) Social Skills : Seorang pelatih harus mempunyai kemahiran dalam bidang sosial agar terjamin kepercayaan dari para peserta. Ia harus suka menolong, objektif, dan senang jika anak didiknya maju serta dapat menghargai pendapat orang lain.

5) Technical Competent : Seorang pelatih harus berkemampuan teknis, kecakapan teoritis, dan tangkas dalam mengambil keputusan.

Stabilitas Emosi : Seorang pelatih tidak boleh berprasangka jelek terhadap anak didiknya, tidak boleh cepat marah, mempunyai sifat kebapakkan/keibuan, keterbukaan, tidak pendendam, serta mampu memberikan penilaian yang objektif.

b. Material (Bahan Pelatihan)

Bahan pelatihan sebaiknya disiapkan secara tertulis agar mudah dipelajari oleh para peserta. Penulisan bahan dapat ditulis dalam bentuk buku paket yang berisi materi pelatihan dengan memperhatikan


(39)

faktor-faktor : tujuan pelatihan, tingkatan peserta pelatihan, harapan lembaga penyelenggara pelatihan, dan lamanya latihan.25

c. Machines (Mesin)

Machines adalah alat yang yang di pergunakan dalam produksi ataupun kegiata, karena dalam hal ini adalah kegiatan pelatihan maka alat yang di pergunakan dalam kegiatan ini adalah : meja, kursi, papan tulis, dll. d. Methods (Metode)

Metode manajemen pelatihan terbagi dua, yaitu berdasarkan bentuk dan berdasarkan jenis metode yang di lakukan. Berdasarkan bentuk, metode manajemen pelatihan meliputi :26

1) Belajar sambil bekerja (learning on the job).

2) Belajar melalui observasi (asisten yang diperbantukan). 3) Kuliah (lectures).

4) Pemecahan masalah (problem solving). 5) Bacan-bacan khusus yang direncanakan. 6) Kursus studi (studi course).

7) Konferensi dan seminar.

8) Pengajaran dengan mesin (teaching machine). Kepanitiaan (committee).

9) Pertemuan-pertemuan khusus. 10)Rotasi jabatan.

11)Keanggotaan dalam asosiasi profesional, dll.

25

Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu,( jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet 4, h. 36.

26


(40)

e. Money (Uang)

Money adalah unsur yang penting dalam sebuah kegiatan, begitu pula dengan manajemen pelatihan yang memerlukan anggaran yang pastinya lumayan besar. Karena dengan adannya money aspek-aspek yang dibutuhkan dalam kegiatan pelatihan, seperti : tenaga pelatih, bahan, dan alat-alat dapat terpenuhi sebagai syarat tercapainya tujuan yang diinginkan.

f. Market (Peserta)

Dalam aplikasi manajemen pelatihan market dapat di aplikasikan pada peserta, karena peserta merupakan sasaran yang telah dirancang dalam sebuah pelatihan. Sehingga dalam merancang sebuah program pelatihan harus sesuai dengan market (peserta), dengan mempertimbangkan : 27

1) Akademik : ialah jenjeng pendidikan dan keahlian.

2) Jabatan : apakah yang bersangkutan telah menempati pekerjaan tertentu, akau akan ditempatkan pada pekerjaan tertentu.

3) Pengalaman kerja : ialah pengalaman yang telah diperoleh dalam pekerjaan.

4) Motivasi dan minat yang bersangkutan terhadap pekerjaannya. 5) Pribadi : menyangkut aspek moral, moril, dan sifat-sifat yang

diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

27


(41)

6) Intelektual, tingkat berfikir, dan pengetahuan yang diketahui melalui tes seleksi.

3. Langkah-Langkah Manajemen Pelatihan

Manajemen pelatihan memiliki beberapa langkah-langkah Sebagaimana halnya dengan setiap pelaksanaan dalam sebuah kegiatan yang dilakukan dengan tahap-tahap tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka dalam manajemen pelatihan pula perlu tahapan kegiatan yang memang sesuai dengan tujuan pelatihan itu sendiri, tahap-tahap manajemen pelatihann terdiri atas:28

a. Analisis Kebutuhan

Menganalisis kebutuhan pelatihan maka perlu di perhatikan tujuan dari analisis kebutuhan adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi keterampilan perstasi kerja khusus yang dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja dan produktivitas.

2) Menganalisis karakteristik peserta untuk menjamin bahwa program persebut cocok untuk tingkat pendidikan, pengalaman, dan keterampilan, begitu juga sikap dan motivasi seseorang.

3) Mengembangkan pengetahuan khusus yang dapat diukur dan objektif. Dalam tahap ini harus ada keyakinan bahwa penurunan kinerja dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan bukan disebabkan ketidak puasan terhadap kompensasi.

28


(42)

b. Rancangan Instruksional

Dalam tahapan ini, isi dari yang sebenarnya dari pelatihan harus disiapkan yang meliputi:

1) Kumpulkan sasaran instruksional, motode, media, latihan, dan kegiatan. Organisasikanlah semua itu kedalam sebuah kurikulum yang natinya akan dijadikan cetak biru untuk pengembangan program.

2) Pastikanlah semua bahan, seperti naskah video dan buku kerja peserta saling melengkapi dan ditulis secara jelas yang kemudian dicocokkan langsung dengan sasaran belajar yang ditetapkan. c. Validasi

Dalam tahap ini pelatihan diperkenalkan dan divalidasi sebelum disajikan kepada peserta. Revisi akhir ini perlu dilakukan untuk menjamin bahwa program ini dapat berhasil.

d. Implementasi

Pada tahapan implementasi pelatihan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal yang mencakup : pengumpulan peserta, penyediaan fasilitas dan logistik, orientasi, dan tes awal (persepsi peserta terhadap pelatihan), tahap kedua, yang mencakup : penyampaian materi pelatihan, dan tahap ketiga, yang merupakan pelaksanaan test terhadap hasil pelatihan.


(43)

e. Evaluasi

Evaluasi pelatihan membandingkan hasil-hasil sesudah pelatihan dengan tujuan-tujuan yang diharapkan oleh pihak penyelenggara. Donald L. Kirkpatrick mengidentifikasi empat tingkatan di mana pelatihan dapat dievaluasi, meliputi :29

1) Reaksi: Organisasi mengevaluasi tingkat reaksi peserta pelatihan dengan melakukan wawancara atau dengan memberikan kuesioner kepada mereka.

2) Pembelajaran: Tingkat-tingkat pembelajaran dapat dievaluasi dengan mengukur seberapa baik peserta pelatihan telah mempelajari ide, konsep, teori, dan sikap. Ujian-ujian pada materi pelatihan secara umum digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran dan dapat diberikan pada saat sebelum atau sesudah pelatihan untuk membandingkan hasilnya.

3) Prilaku: Mengevaluasi pelatihan pada tingkat prilaku berarti : 1. mengukur pengaruh pelatihan terhadap kinerja pekerjaan melalui wawancara kepada peserta pelatihan dan rekan kerja mereka, dan 2. mengamati kinerja pada pekerjaan.

29

Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Human Resource Managemen: Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Salemba Empat, 2006), h. 330-331.


(44)

4) Hasil: Para pemberi kerja mengevaluasi hasil-hasil dengan mengukur pengaruh dari pelatihan pada pencapaian tujuan organisasional. Karena hasil-hasil seperti produktivitas, kualitas, waktu, penjualan, dan biaya secara relatif konkret, jenis evaluasi ini dapat dilakukan dengan membandingkan data-data sebelum dan setalah pelatihan.

D. TERJEMAH AL-QURAN

1. Pengertian Terjemah

Secara etimologis istilah terjemah itu diambil dari bahasa arab,

tarjamah. Menurut didawi, bahasa arab sendiri memungut kata tersebut dari bahasa Armenia, Tarjuman. Kata turuman sebentuk dengan tarjaman

dan tarjuman yang berarti orang yang mengalihkan tuturan dari satu bahasa kebahasa yang lain30. Memasuki dunia penerjemahan sama artinya dengan mengenal sesuatu yang unik atau menarik. Unik karena sampai saat ini peminat terjemah masih bisa dikatakan sedikit. Dalam menerjemahkan dibutuhkan kerja keras, teliti dan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena yang dihadapi adalah naskah berbahasa asing. Menariknya, akan banyak hal-hal baru yang ditemui untuk menambah wawasan serta informasi. Lewat terjemahan, segala sesuatu yang tadinya belum dikenal dan tersingkap bisa segera terungkap jelas. Menerjemahkan sebagai suatu proses akan membedah misteri

30


(45)

tersebut guna diambil manfaatnya oleh setiap individu, masyarakat dan bangsa.

Berbicara tentang penerjemahan ada baiknya dimulai dari perumusan penerjemahan itu. Sekilas translation dengan interpratetion terlihat sama, nyatanya keduanya sangat berbeda. Biasanya translation mengacu pada peralihan pesan tertulis. Sedangkan interpretation mengacu pada pesan lisan saja. Kata penerjemahan dengan terjemahan pun perlu juga dibedakan. Kata penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan, sedangkan kata terjemahan artinya hasil dari suatu penerjemahan.

Dalam pengertian yang luas penerjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada proses pengalihan buah pikiran dan gagasan dari satu bahasa (sumber) kedalam bahasa lain (sasaran), baik dalam bentuk tulisan maupun lisan; baik kedua bahasa tersebut telah mempunyai sistem penulisan yang telah baku ataupun belum, baik salah atau keduanya didasarkan pada isyarat sebagaimana bahasa isyarat orang tunarungu31. Seorang teknisi yang sedang memesan instrumen tertentu seperti apa yang tertera didalam skema pemasangannya adalah salah satu contoh kegiatan atau proses penerjemahan. Salah seorang yang sedang merumuskan gagasan-gagasan yang ada dalam benaknya kedalam bahasa matematika merupakan contoh terjemah. Jadi kegiatan terjemahan didalam pengertian yang luas adalah semua kegiatan manusia dalam mengalihkan makna ata

31

Zuchrudin Suryanwinata dan Sugeng Hariyanto, Translation Bahasa Teori dan Penuntun Praktis, (Jakarta : Kanisus, tth), h. 13


(46)

pesan, baik verbal maupun nonverbal dari satu bentuk kedalam bentuk lainnya.

Sedangkan dalam pengertian yang lebih sempit, terjemah

(translation) biasa diartikan sebagai suatu proses pengalihan pesan yang terdapat didalam teks bahasa pertama atau bahasa sumber (source language) dengan padanannya di dalam bahasa kedua atau bahasa sasaran

(target language).32

Penerjemahan merupakan suatu tindakan komunikasi. Sebagai tindakan komunikasi kegiatan tersebut tidak terlepas dari bahasa. Dengan demikian, penerjemahan merupakan kegiatan yang melibatkan bahasa, dan dalam pembahasannya tidak dapat mengabaikan pemahaman tentang konsep-konsep kebahasan itu sendiri.33

Mengalihkan bahasa atau menyampaikan berita yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, dilakukan untuk mengetahui makna yang digunakan oleh bahasa sumber secara tepat agar isinya mendekati asli dan ketika membaca seperti bukan hasil penerjemahan dan dapat dipahami oleh pembaca

2. Pengertian Al-Quran

Para ulama tafsir al-Qur’an dalam berbagai kitab “ulumul qur’an, ditinjau dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata Al-Qur’an merupakan bentuk mashdar dari kata qoro‟a yaqro‟uu – qiroo‟an – wa qur‟aanan. Makna ini bisa dipadukan menjadi satu, menjadi “al-Qur’an

32

Suhendra Yususf, Teori Terjemahan, Pengantar ke arah pendekatan Linguistik dan sosiolinguistik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), cet. ke-1. h.8

33


(47)

itu merupakan himpunan huruf-furuf dan kata-kata yang dapat dibaca”. Sedangkan makna al-Qur’an secara istilaahi ialah “Firman Allah SWT yang menjadi mukjizat abadi kepada Rasulullah SAW, yang tidak mungkin ditandingi oleh manusia, diturunkan kedalam hati Rasulullah SAW, diturunkan kegenerasi berikutnya secara mutawattir, ketika dibaca

bernilai ibadah dan berpahala besar “Dari definisi diatas terdapat lima

bagian penting :

a. Al-Quran adalah firman Allah SWT serta wahyu yang datang dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya

(Al-Qur’an) pun menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan

dengan layak, pantas, dimuliakan dan dihormati.

b. Al-Quran adalah mu’jizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai dengan Al-Quran baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.

c. Al-Quran itu diturunkan kepada Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS (QS.26 : 192 ) hikmahnya kepada kita adalah khendakny Al-Quran masuk kepada hati kita. Perubahan prilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya. Jika hati terisi dengan Al-Quran, maka Al-Quran akan mendorong kita untuk menerapkannya dan memasyarakatkanya. Hal tersebut terjadi pada diri Rasulallah SAW, ketia Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Ketika Aisyah ditanya tentang ahlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana Khuluquhul Quraan; akhlak Nabi adalah Al-Quraan.


(48)

d. Al-Quran disampaikan secara mutawattir. Al- Qur’an dihafalkan dan dituliskan oleh para sahabat. Secara turun temurun Al-Quran itu diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak keorang banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian Al-Qur’an terpelihara sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian Al-Quran (QS. 15:9).

e. Membaca Al-Quran bernilai ibadah, berpahala besar disisi Allah SWT. Nabi bersabda : “Aku tidak menga alif laam miim satu huruf, tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan skebakan

nilainy 10 kali lipat” (Al-Hadist).34

Dari pengertian diatas bahwa Al-Qur’an dalah kitab suci yang dialamnya terdapat ilmu pengetahuan. Al-Quran diturunakan dengan menggunakan bahasa arab dengan bahasa yang indah. namun, itu semua hanya dilakukan oleh beberapa orang saja. Sebab adanya perbedaan bahasapun sangat mempengaruhi. Telah kita keta ketahui Al-Quran menggunakan bahasa arab sedangkan kita menggunakan bahasa indonesia. Inilah salah satu faktor yang membuat kebanyakan orang menjadi sulit mengerti apalaigi memahami isi kandungan dalam Al-Quran.

Padahal, pada saat yang bersamaan, Al-Quran sebagai kitab petunjuk atau hidayah yang harus difahami dengan baik dan benar oleh umat muslim. Dari permasalahan diatas terlihat jelas bahwa harus ada yang dapat menghubungkannya. Disinilah betapa pentingnya

34


(49)

penerjemahan Al-Quran. Para alim ulama dan cendikiawan selalu berusaha menerjemahkan serta menafsirkan Quran. karena menerjemahkan Al-Quran tidak semudah menerjemahkan teks selainnya. Penerjemahpun bukan sembarang orang dan harus memiliki kriteria khusus seperti yang disebutkan pada syarat penerjemah.

3. Pengertian Terjemah Al-Quran

Secara harfiah, terjemah berarti meindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke bahasa lain atau mengalih bahasakan. Sedangkan terjemahan berarti salinan bahasa atau alih bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain.35

Muhammad Ali Ash-Shobuni menyatakan bahwa menerjemahkan Al-Quran berarti menukilkan Al-Quran ke dalam bahasa lain selain bahas arab.36

Seorang pakar ulama Al-Quran dari universitas Al-Azhar Mesir, Muhammad Husayn Al-Dzahabi memberikan definisi tersendiri mengenai penerjemahan Al-Quran. Pertama, mengalihkan atau memindahkan suatu pembicaraan dari suatu bahasa kebahasa lain tanpa menerangkan makna dari bahasa asal yang diterjemahkan. Kedua, menafsirkan suatu pembicaraan dengan menerangkan maksud yang terkandung didalamnya dengan menggunakan bahasa lain.37 Dari definisi tersebut, dapat di simpulkan bahwa terjemah Al-Quran adalah menyalin atau

35

Moch Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, (Jakarta:2007), h.15

36

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h.1047.

37


(50)

mengalihbahasakan serangkaian pembicaraan dari bahasa Arab kebahasa lain, agar inti pembicaraan bahasa asal yang diterjemahkan dapat dipahami oleh orang awam atau orang-orang yang tidak mampu memahami langsung bahasa asal yang diterjemahkan.


(51)

40

A. Sejarah didirikannya Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA),

Tentang Terjemah Al-Qur’an Mandiri (TAQUMA) adalah Lembaga yang berdiri pada tahun 2009, yang lebih khusus membidangi masalah pengkajian guna meningkatkan mutu pendidikan Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam tahapan awalnya lebih terfokus dalam memahami terjemah al-Qur’an secara mandiri dengan tujuan “Santri baca dan santripaham”.1

H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI berperan sebagai ketua sekaligus pendiri Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) beliau lulusan Lc. M.E.I, setelah menyelesaikan studinya maka munculah di benak pemikiran beliau dengan membuat inovasi tersendiri dan terbaru dalam penyampaian materi terjemah Al-Quran hingga akhirnya beliaulah yang pertama kali mencetuskan dan melahirkan inovasi terbaru dalam berdakwah dengan menggunakan media terjemah Al-Quran perkata secara mandiri dengan membuat metode, merangkai, serta mengelolanya dengan beberapa rumus yang dibuatnya, beliau membuat media dakwah terjemah Al-Quran sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dakwahnya terhadap masyarakat luas khususnya masyarakat di kecamatan Pondok Aren.

1

Hasil wawancara penulis dengan H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012


(52)

Metode terjemah Al-Quran sengaja dimasyarakatkan sebagai upaya untuk memberikan solusi atas kondisi umat Islam yang sebagai besar belum mengerti arti dari kata-kata maupun makna Al-Quran itu sendiri. Terbukti dengan program ini sesuai dengan kurikulum yang ada mayoritas para peserta kajian mampu memahami Al-Quran, bahkan menguasai tata bahasa Al-quran dengan mudah.

Dalam rangka merintis gerakan pemahaman dan pengamalan Al-Quran, maka H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI membuat suatu lembaga yang bernama lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) sebagai media pelatihan terjemah Al-Quran berdiri diatas tanah seluas 2000 m2 dan luas bangunan 1000 m2. Berawal dari rencana dibangun dari dana kas TAQUMA yang saat itu pendirian gedung TAQUMA tahun 2009 hanya memiliki dana Rp 3.000.000,- padahal lembaga tersebut membutuhkan dana yang lebih banyak sekitar Rp 800.000.000,- untuk pembangunan, namun tak disangka ada pemberian bantuan dari seorang dermawan sebesar Rp 2.000.000.000,- untuk pembangunan gedung TAQUMA, himgga akhirnya lembaga TAQUMA pun berdiri sampai saat ini.

TAQUMA ini Didirikan sebagai lembaga khusus yang independen non-profit bergerak dalam bidang pendidikan dan pengajaran terjemah Al-quran yang menangani masalah Al-Quran dan Sunnah, agar para santri maupun masyarakat yang belajar di dalam lembaga TAQUMA dapat memahaminya dengan mudah, baik, dan benar. Dikembangkan tidak hanya pada lembaga formal pondok pesantren YatimKu tetapi membuka cabang


(53)

dibeberapa daerah seperti jakarta Selatan, Cilegon dan negara tetangga Malaysia, guna peningkatan pelayanan kepada masyarakat mengenai Al-Quran dan Sunnah.

Keberadaan TAQUMA diharapkan dapat memberikan sumbangsih tersendri kepada santri guna meningkatkan kualitas pendidikannya dan mampu memberikan jawaban kepada masyarakat umum yang merasa sulit belajar Al-Quran dan terjemahnya sehingga mengantarkan mereka kepada pemahaman al-quran secara sempurna. Dan berpartisipasi didalam usaha peningkatan kepedulian terhadap pendidikan Al-Quran guna menggapai ridha Allah SWT.

Lembaga TAQUMA membawahi dua struktur lembaga yang dikelola oleh orang-orang yang ada di struktur kepengurusan yayasan. Pertama adalah Pondok Pesantren Laa Tahzan yang dikepalain oleh Ustadz Syamsudin Kisam, yang mengurus seluruh kegiatan dan aktifitas para santriawan dan santriawati yatim piatu dan segala yang berhubungan dengan pesantren. Kemudian yang Kedua adalah Lembaga Terjemah Quran Mandiri (TAQUMA) yang fokus pada pembelajaran terjemah Al-Quran kepada para calon guru dari masyarakat dan untuk para santri.

Program pendidikan di TAQUMA ini ada dua fokus yang dijalankan oleh pengurusnya, yang pertama adalah fokus pada pendidikan pembentukan guru (perkaderan guru) untuk di TPA/TPQ yang dilaksanakan oleh ketua Yayasan TAQUMA YatimKU, H. Syarifudin Radin, Lc., M.E.I. Fokus kedua yakni pada tujuan utama didirikannya Yayasan TAQUMA YatimKu, yakni


(54)

untuk pendidikan santri dalam pembelajaran terjemah Al-Quran, yang dilaksanakan oleh Syamsudin Kisam selaku Kepala Pesantren Laa Tahzan

TAQUMA.2

B. Fungsi dan Tujuan didirikannya Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA)

1. Fungsi TAQUMA

a) Untuk memberikan pencerahan dan pencerdasan kepada umat islam terhadap kitab suci Al-Quran.

b) Untuk memperkuat keimanan dan kecintaan kaum muslimin terhadap kitab suci Al-Quran.

c) Untuk mempersiapkan insan-insan Qurani yang mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama islam dalam segala aspek kehidupan.

d) Untuk meningkatkan etos kerja umat islam sebagai Khairah Ummah ( umat yang terbaik).

e) Untuk memberikan pembekalan terhadap umat islam dalam menghadapi dampak negatif dari era globalisasi.

f) Untuk engaktualisasikan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

g) Untuk menyemarakan syiar islam dalam masyarakat yang merupakan kewajiban kaum muslimin.

2

Hasil wawancara penulis dengan H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012


(55)

2. Tujuan TAQUMA

a. Tujuannya agar para peserta dapat Memahami bacaan-bacaan dalam sholat.

b. Peserta pelatihan dapat Memahami Al-Quran dan mampu menerjemahkannya secara bahasa.

c. Mampu menerjemahkan kata-kata didalam Al-Quran dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kaidah yang sebenarnya.

d. Mampu menggunakan kamus Arab-Indonesia, karena bisa mengetahui akar kata bahasa arab.

e. Dapat Memahami karakter bahasa Arab secara umum, yang bermanfaat bagipeserta yang ingin mempelajari arab gundul ataupun belajar dialog dengan bahasa arab.

f. Mampu mencetak kader muslimin yang bisa menerjemahkan Al-Quran kedalam bahasa indonesia dengan sebenar-benarnya dan mampu juga mengajarkan kepada muslimin yang lainnya.

C. Visi dan Misi

Visi Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) meningkatkan kepedulian kepada Al-Qur’an, dari melafadkan menjadi membaca, dari tidak mengerti menjadi faham. serta merubah image di masyarakat bahwa belajar Al-Qur’an itu sulit adalah sebaliknya.


(56)

Misi Terjemah Quran Mandiri (TAQUMA) menjadikan

Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman dalam hidup dan peningkatan dalam

bidang pendidikan.3

D. Susunan Pengurus TAQUMA

SUSUNAN PENGURUS TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI (TAQUMA)

Direktur Pusat : H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.

Wakil Direktur : Ust. A. Yahya Sopandi

Sekretaris : Ust. Rahmat Setiawan

Bendahara : Hj. Naily Maimanah

Kantor cabang : 1.Jakarta Selatan

Direktur. Ust Drs. H. Mohammad Saman

Sekretariat: Komplek Jurangmangu Permai Jl. Permai Raya Blok G4 No.2

telp: 021734578822. 2. Cilegon.

Direktur. Ust. H. Inas Nasrullah, LC. Jl. Lada no:12 Kav Blok G RT.06/07 Ciwaduk, Cilegon kota. Cilegon-Banten post 42415. Hp:0815746936823. 3. Malaysia

Direktur: Ust. Zaky Zakaria, LC. MA

3

Hasil wawancara penulis dengan H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012


(57)

Sekretariat: Jl. Impian Murni No.7 1/10 Saujana Impian, 43000 Kajang Selangor Malaysia Hp: +60163440597

Tangerang Selatan, 01,10,2012

Direktur Pusat TAQUMAH. Syarifuddin Radin, Lc. MEI 4 E. Sarana dan Prasarana.

1. Gedung Pembelajaran

Gedung pembelajaran di Lembaga Tarjamah Quran Mandiri (TAQUMA) memiliki luas 5x15 meter2 dengan fasilitas sound system, pendingin ruangan, audiovisual dan fasilitas internet. Gedung pembelajaran di TAQUMA dapat menampung santri sebanyak 50 orang dalam satu kali pertemuan.

2. Asrama Santri

Asrama santri TAQUMA dibangun dengan desain minimalis 10x15 meter2 untuk menampung sekitar 80 orang dengan jumlah total 2 kamar untuk anak yatim piatu, sehingga di setiap kamarnya dapat menampung 30-35 anak.

3. Ruang Praktikum

Ruang praktikum di TAQUMA dibangun seluas 10x10 meter2 dengan fasilitas pendingin ruangan, meja belajar, rak buku dan white board.

4

Hasil wawancara penulis dengan H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012


(58)

47

A. Penerapan Fungsi Manajemen Pelatihan Terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA)

Manajemen pelatihan terjemah Al-Quran yang dilakukan oleh lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA), baik dari pengelolaan pernencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan agar suatu tujuan pelatihan dapat berjalan dengan baik dan maksimal sesuai dengan yang di inginkan dan diharapkan.

Dalam mencapai tujuan yang diinginkan, perlu adanya upaya pelatihan yang terarah dan terpadu. Oleh karena itu, diperlukanlah sebuah manajemen yang baik dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran pada pesertanya. Di mana manajemen inilah yang akan mengatur seluruh proses kegiatan pelatihan, dari mulai perencanaan, pengorganisasian sampai dengan pengontrollan dan evaluasi.

Pelatihan terjemah Al-Quran merupakan program yang dilakukan oleh lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA). Program ini bertujuan untuk mendidik para peserta pelatihan agar bisa mengartikan dan memahami arti dari bacaan Al-Quran kedalam bahasa indonesia secara Lafhzhiah (perkata) sesuai dengan kaidah tatanan bahasa yang sebenar-benarnya.

Selanjutnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka dibuatlah program pelatihan terjemah Al-Quran ini, yang diharapkan bisa menjadi


(59)

bekal bagi para peserta pelatihan untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak lagi dalam pemahaman menerjemahkan Al-Quran dengan sebaik-baiknya. Maka untuk merealisasikan program pelatihan TAQUMA, maka perlu diterapkan manajemen yang baik. Di mana dalam manajemen terdapat fungsi manajemen yang menurut pendapat George R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan awal dari setiap kegiatan, karena perencanaan adalah proses peramalan di masa yang akan datang. Baik penerapan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam merencanakan sebuah kegiatan ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu :

a. Establishis objectives (penetapan tujuan)

Dalam rangka meramalkan maka seorang pengelola atau manajer harus menentukan dengan tegas hasil akhir yang diinginkan. Disinilah pentingnya tujuan, di mana tujuan merupakan gambaran mengenai hal-hal yang ingin dicapai. Menetapkan tujuan ini merupakan tugas perencana. Penetapan tujuan (Establishis objectives) yang diinginkan harus dirumuskan dengan sejelas-jelasnya, agar dapat dipahami oleh orang lain. Adapun tujuan dari pelatihan terjemah Al-Quran adalah untuk memfasilitasi dan mengajarkan pelatihan menterjemahkan Al-Quran secara Lafhzhiah (perkata) kepada para peserta khususnya


(1)

*.#

Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat1,s41,zlndonesia

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Telepon/Fax : (021,) 7 a327'28 / 74703580

Website : ww.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : dakwah@fdk-uinjakarta ac.id

Nomor

: Un.01/F5/KM.01

3la9 I 1 non

Lamp :1(satubundel)

Hal

: Bimbingan

Skripsi

Nama

Nomor Pokok Jurusan /Semester Judul Skripsi

Jakarta,

LLMei2\I2

Kepada Yth.

Dr. Wahib Mu'thi, MA

Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assalamu' alaikum Wn Wb.

Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skipsi yang diajukan oleh mahasiswa

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakaft sebagai berikut,

Mochamm ad Zainal Muttaqin

1 0 8 0 5 3 0 0 0 0 1 8

Manajemen Dakwah (MD) / VIII

Peranan Lembaga Terjemah Al-Qur'an Mandiri (TAQUMA)

sebagai Media Dakwah di Kecamatan Pondok Aren,

Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunall dan penyelesaian skripsinya dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terirria kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

an.

Dekan Bid\png

Akademik

\.. 6

5

dti:

ahidin Sapu

MAS

'{mban

@t

Tembusan:

1. Dekan

2. Ketua Jurusan

Manajemen

Dakwah (MD)

lltcuttas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi


(2)

w w w w b 4

wwww

tsr/

Nama

Nomor Pokok Jurusan/Semester

Tembusan:

.

l. Pembantu

Dekan Bidang Akademik

2. Ketua Jurusan

Manajemen

Dakwah (MD)

Fakultas Ilmu Dakwatr dan Ilmu Kornunikasi

-^--.."'-iio='

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAK TAH DAN ILI\{U KON'{UNIKASI

ll. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia

TeleponT'Fax : (021) 7132728 / 7470-1580

l \ ' e b s i t e : r w r r v . f d k u i n j a k a r i a . a c id , E - m a jl : d a k r " ' a h 0 f . l k . u i n i a k a r l a . a c . i d

Nomor : Un.01/F5/KM.01

.3dqq

D012

L a m p . : l ( S a t u ) b u n d e l

Hal : PenelitianAilaryancara

J a k a r t a . ? V \ l e i

1 0 1 2

Kepada Yth. Pimpinan

Lembaga Terjemah Alqur6n Mandiri (TAQUMA)

Ass al antu' al ai kunt IVr. lI/b.

Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahrva mahasisrva Fakultas llmu

Dakwah dan llmu Kornunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di barvah ini,

: Moch. Zainal

Muttaqin

: 1 0 8 0 5 3 0 0 0 0 1 8

: Manajemen

Dakrvah

(MD) / VIII

bermaksud melaksanakan penelitiarVqawancara untuk bahan penulisan skripsi yang

berjudul Peranan Lembaga Terjemah\,Al-Qurdn Mandiri (|AQUMA) sebagai Media Dakwah di Kecamatan Pondok Aren.

Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada Bapak/Ibu/Sdr. kiranya berkenan

menerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan penelitiany'wawancara dimaksud.

Atas perhatian dan perkenannya kami ucapkan terima kasih.

l(as s al amu' alaikum W, .Wb.

Dekan,

bhan, MA 'I,

l0 199303

i off'


(3)

YAYASAN

r! Yatlm K U

Nomor

. 135/PAYKU/V/2013

Pondok Aren,26 Mei 2013

Lampiran

: I lembar

Prihal

: SURAT PERNYATAAN

Kepada

yang terhormat

FAKTILTAS DAICWATI DAN KOMUNIKASI

JUR[ISAN MANAJEIVTEN

DAKWAH

Di-Tempat

Assalamualaikum

Wr. Wb.

Dengan berdasarkan

surat keterangan

Dekan F'akultas

Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah

Nomor: Un.0 I /F5lK M.0 | .3 /2499

l2A 12

" Kami selaku

lembaga

TAQUMA

menerima

dan mengizinkan

kepada mahasiswa:

Nanu

NIM

Jurusan

/ Semester

Fakultas

Universities

: Mochammad Zairla,l

Muttaqin

: 108053000018

: Manajemen Dakwah / X

: Dakwah dan Komunikasi

: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Untuk melakukan penelitian atau observasi di lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri

(TAQUMA) sebagai bahan penulisan skripsi dengan judul *Manajemen Pelatihan

Terjemeh Al-Quran l,embegr Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA)'yang dimulai

pada tanggal 24 Mei 2A12,.

Demikian surat ini kami buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana

mestinya.

Mengetahui

Sekertaris lembaga TAQLJMA

3r*

Ketua Lembaga TAQUMA

Syarifudin Kisanl Lc., M.E.I.

Rahmat Wahytdin


(4)

h,.1

YAYASAN

l1

!! Yatlm K U

Nomor Lampiran Prihal

: 136/PAYKU/V

n0l3

: I lembar

: SURAT PERNYATAAN

Pondok

Aren, 26 Mei2013

Kepada yang terhorrnat

FAKULTAS DAICWAII DAN KOMUNIKASI

JURUSAN MANAJf,MEN DAKWAH

Di-Tempat

Assalamualaikum

Wr- Wb.

Dengan datangnya surat ini kami selaku lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQ U MA ) menyatakan bahwasanya :

Nama

NIM

Jurusan

/ Semester

Fakultas

Universities

: Mochammad

Zaiml Muttaqin

: 108053000018

: Manajemen Dakwah / X

: Dakwah dan Komunikasi

: UIN Syarif Hidayatullah lakarta

Mahasiswa tersebut benar adanya telah melaksanakan penelitiannya/observasi

di

lembaga

Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) yang beralamat

di Jl. Swadaya

[I Bintaro

9, Rt.004/003, Kel. Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren. Kota Tangerang Selatan. Yang

digunakan sebagni bahan penllisan skripsi dengnn jrdul *Manajemen Pelatihan Terjemah

Al-Quran Lembaga Terjemah AlQuran Mandiri (TAQUMA)' yang dimulai pada

tanggal 24lvlei 2012.

Demikian surat pernyataffi ini kami buat dengan sebenar-henar-Nva,

dan dapat

digunakan

sebagaimana

mestinya.

Wassalamualaikum

Wr.Wb.

Sekertaris lembaga TAQ{JMA

Rahmat Wahyrdin


(5)

PEMBRINTAH KOTA TAI{GERANG SELATAN

DINAS SOSIAL, KETENAGAKERJAAN

DAN TRANSMIGRASI

SURAT TANDA DAFTAR YAYASAN/ORSOS Nomor :46o/ 9\9 - la/BANJAMSos/il/2013

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5l Tahun 2008 terbentuknya Kota Tangerang Selatan. Provinsi Banten dan Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor I I Tahun 201 I tentang Tugas Pokok, Fungsi Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.

Sesuai dengan :

l. [Jndang-undang No.28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-undang No. l6 Tahun 2001 tentang Yayasan; dan

2. Undang-undang RI No. I I Tahun 2009 tentarrg Kesejahteraan Sosial, Bab Vlll, Pcndafraran dan Perijinan Lembaga Kesejahteraan Sosial Pasal 46 avar il), sebagaimanadiatur Caiam siii-at Keputusan Meitteri Sosial RI Nomor : 40/H[JVKEPIX/1980 tanggal I Uktober 1980.

3. Perda Provinsi No. 8 Tahun 2010 tentang Penyelengaraan Kesejahteraan Sosial

Dengan ini Kepala Dinas Sosial. Keterragakerjaan dan Transmigrasi Kota Tangerang Selatan menerangkan Yayasan/Organisasi Sosial Tersebut diba',vah ini :

faqwna latimJ{u ^C.aa

lafizan tsinta:ro

3{. Syarifudin ?.adh" -tc., JI4.T.L

I'funvahiden ZaLar;a Isnaini. SJ{.

l l l

zo Desem.Oer 2oit

Jt Syadaya II tsintaro g, ti(.ooa/ooE K.e[.

"on^dot.

"unnq }Qc. ?on^doft Aren K.oialangerang Sefatan

t ,C.emhaga Sosiaf

z. SCeagamc.e:n :

Telah terdaftar pada Dinas Sosial, Ketenagakedaan dan Transmigrasi Kota 1'angerang Setatan

dengan Nomcr Register: It /BANJA"VISOSIM0I3

Berlaku terhitung mulai tanggal :

27 - 02 - 2O1A _ $ampai dengan

Nama Yayasan / ORSOS

Nama Pimpinan Akte Notaris

- Notaris - Nomor - T'anggal Alamat

Jenis Kegiatan

2 7 - 0 2 - 2 0 t 5

Dikeluarkan di

Pada tanggal

Tangerang Selatan

2 7 -0 2 , - 2 0 t 3

la Dinas

'qiaan dan Transmigrasi

ina,lYl a


(6)

DAF'TAR RIWAYAT HIDUP PENDIRI LEMBAGA TERJBMAH

ALQURAN MANDIRI (TAQUMA)

Nama : H. Syarifuddin Radin, Lc., M.E.I.

TempaVtgl lahir : Tangerang,0g Juni 1978

Alamat : Pondok Pesanfen YatimKU & Dhu'afa LaaTahr.anBintaro

Bintaro Jaya sektor IX, Kp. Utan 03/04 Pd. Pucung, Pd. Aren,

Tangerang Selatan - Banten

H p : 0 8 1 7 5 1 3 0 5 6 9

Riwavat Pendidikaa Y a I n :

No. PENDIDIKAN

TEMPAT

TAHUN

LTJLUS

I SDN. Sawah Baru - Tangeranq Banten

1990

2

MTs. Baitissalmah - Tangerang Banten

1994

J . MAK. Al-Masturiyah - Sukabumi Jawa Barat 1997

A

+ . Universitas Al-Azhar - Kairo Mesir

2003

5 . PPS IAIN Sunan Ampel - Surabaya Jawa Timur

2005

Pengala man Organisasi dan Pelatiha

Demikian daftar riwayat hidupini dibuat dengan sebenarnya.

Tangsel,09-01- 201I

H. Svarifudin Radin.. Lc.. M.E.I.

m a n an anhan:

No. Organisasi dan Pelatihan Tempat Periode

l . Redaktur Buletin Risalah Forum Studi

Sumatra-Mesir (FSSM

Kairo

1999 -2002

2 .

Staf Adminishasi Kelompok Bimbingan

Belajar Al-Syatibi Center

Kairo

200t -2002

a

J . Redakhr Buletin Fajar, Keluarga Pelajar

Jakarta (KPJ)

Kairo

2001

-2a02

4 , Pelatihan Jurnalistik Republika dan ICMI Kairo

2001

5 . Pelatiha:r Mana geme n Zakat Kairo

2001

6 . Ketua Bimbingan Bhs. Arab Al-Svatibi Center Kairo

2002 -2003

1

Pelatihan Kaiian Keislaman Jerrnan OnW\ Jawa Barat

2A05

-2007

8.,, Pelatihan Terjemah Lafdziyah Al-Qur'an LPIQ dan MAS Al-Akbar

Jawa Timur

2007

9. Pelatihan Tahqiq al-Kutub DEPAG Jakarta

2007

1 0 ,

Devisi Dakwah Al-Masri Jawa Timur Jawa Timur

2007 -2008

1 i Direktur Pusat TAQUN4A Terjamah al-Qur'an

Mandiri

Tangsel

2008-12.

Pengasuh Pondok Pesantren al-Barkah

Ku tawarin gin-Mande-Cian i ur

Jawa Barat

2008-2009

l 3

Pengasuh Pondok Pesanffen YatimKU &

Dhu' afa Laa T ahzan Bintaro -Tangsel

Banten

2009-t 4

Team asatidz Maitis Dhuha nasional (MDN) Banten

2010-l 5

Dosen STAISA (S€kolah Tinggi Agama Islan

Shalahuddin al-Awubi)