Pengorganisasian Organizing Penerapan Fungsi Manajemen Pelatihan Terjemah Al-Quran pada

3. Penggerakan Actuating

Pada fungsi ini, seorang manajer tidak dapat bekerja sendiri. Karena pada fungsi ini, semua yang telah dilakukan pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian dilakukan sehingga seorang manajer memerlukan cukup banyak orang terutama bila ingin mencapai tujuan yang diingunkan. Karena ini merupakan program pelatihan terjemah Al-Quran, maka pada penggerakannya bukan hanya pihak penyelenggara saja yang terlibat, akan tetapi juga para pelatih dan peserta pelatihan. Di mana tentunya pelatih dilibatkan dalam proses pentransferan ilmu yang dalam hal ini adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan penerjemahan Al-Quran kedalam bahasa indonesia, sedangkan untuk peserta pelatihan merupakan penerima pentransferan tersebut. Adapun penggerakan yang dilakukan oleh manajer adalah memberikan penugasan kepada para pelatih untuk memberikan materi dalam pelatihan kepada peserta didiknya sesuai dengan tugasnya masing- masing, kemudian penerapan tugasnya berupa pada program pelatihan terjemah Al-Quran di lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri TAQUMA ini, yaitu dalam pemberian materi dengan menggunakan media inovasi metode pembelajaran terjemah Al-Quran mandiri di lembaga TAQUMA tersebut dengan melalui usaha yang perlu dilakukan pertama tama para peserta yang hendak mengikuti terjemah ini diwajibkan sudah bisa dan lancar membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah bacaan Al-Quran yang sebenarnya, kemudian setelah itu barulah suatu inovasi metode terjemah Al-Quran diberikan dan diajarkan kepada pesertanya, yang diawali dengan cara yang sederhana dan mudah, kemudian semakin meningkat, yang diharapkan bisa diikuti oleh semua lapisan masyarakat, dengan berbagai variasi usia dan latar belakang pendidikannya. 1 Metode tersebut mencakup cara belajar, jenjang, materi panduan dan latihannya. Berikut penjelasan tentang pelaksanana pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga TAQUMA dalam pelaksanaan metode terjemahnya :

a. Metode belajar

Dalam sehari santri mempelajari minimal setengah lembar atau satu lembar buku panduan buku yang sudah dilengkapi dengan, kotak merah, rumus merah dan terjemah per ayat dan per komponen plus buku latihan buku yang masih kosong tanpa terjemah. Atau peserta pembelajaran dapat belajar sesuai kondisi, tetapi jangan sampai tidak dikondisikan. Prinsipnya peserta harus membuat janji dengan Al- Quran untuk bertemu. Dengan pendekatan, mula-mula membaca satu ayat, lalu mengartikan kata demi kata dalam ayat tersebut. Secara mandiri diawali dengan mempelajari buku panduan peserta, setelah dirasa menguasai terjemahnya pindah kebuku latihan peserta. 1 Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012 Prakteknya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 2 1 Tahap Analitik, terdiri dari: a Tahap membaca Memulai dengan membacakan satu ayat, para peserta pembelajaran tersebut harus mmerhatikan setiap kotak merah yang terdapat pada ayat tersebut, dan wajib berlatih menterjemahkan setiap kata yang baru diketemukan dengan mengulang-ulanginya, peserta melihat pada buku panduan peserta untuk terjemahnya. Kemudian peserta menyelesaikan terlebih dahulu membacanya sampai ayat yang ingin peserta pahami terjemahnya. Hal ini harus selalu dilakukan memahami setiap kata yang baru ketemu dengan selalu berlatih. b Tahap mengartikan kata demi kata Mengartikan kata adalah hal yang penting dalam pembelajaran ini, setelah peserta perhatikan dibuku panduan setiap artinya, hal yang harus peserta lakukan adalah setiap yang berkotak merah adalah kata yang baru dijumpai maka diulang- ulang sebanyak 10x atau lebih. seperti “bi” dengan 10x, “ismi” nama 10x, ar- Rahmani” Yang Maha Pengasih 10x, ar-rahimi” Yang Maha Penyayang 10x, ini sebagai cara anda untuk mengingat setiap kata yang baru, begitu seterusnya sampai selesai ayat terakhir surat al-Fatihah, jikalau sudah selesai 2 Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012 peserta menunjuk secara acak setiap kosa kata yang ada dan anda terjemahkan langsung. Conto h: “yaumi” hari, “ghairi” bukan, “rabbi’ Tuhan, begitu seterusnya peserta acak kata-kata tersebut dan peserta terjemahkan langsung. Maka dengan seperti itu kemampuan santri akan teruji ketika mendeteksi sejauh mana kemampuan menterjemahkan di dalam buku latihan santri, yang kosong dari terjemah sebagai media menguatkan hafalan yang telah dipelajari dibuku panduan santri peserta. c Tahap memahami rumus merah Memahami rumus merah menghantarkan peserta lebih mudah mengartikan setiap katanya, contoh ketika santri menterjemahkan “na‟budu” kami menyembah dari mana peserta mendapatkan kata “kami”? Dan peserta cukup bilang “Nun” di depan. “qablika” sebelum kamu dari mana anda dapat kamu? “ka” dibelakang. Maka santripun memperhatikan didalam buku panduan setiap huruf awalan, juga awalan dan akhiran yang berwarna merah. Setelah memahami rumus merah, maka peserta membuang setiap rumus merah yang ada untuk menentukan asal kata yang hanya berjumlah tiga huruf. Nun didepan anda buang sisa tinggal ain,ba dan dal. Lalu anda fathahkan semua menjadi “„abada” yang merupakan asal kata.