31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.4. Hasil uji kadar air ekstrak buah parijoto
No. Berat Awal
Ekstrak g Berat Akhir
Ekstrak g
Kadar Air
1.
1,001 0,94
6,093
2. 1,000
0,92 8,000
Rata-rata
7,047
Pada ekstrak buah parijoto dilakukan uji kadar air untuk memberikan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air dalam bahan Depkes RI,
2000 dan karena sampel yang digunakan merupakan sampel segar sehingga perlu dicek kandungan air yang terdapat dalam ekstrak Wachidah, 2012. Ekstrak yang
digunakan adalah ekstrak kental dan batas kadar air untuk ekstrak kental yaitu 5- 30 Voigt, 2004 dalam Saifudin, A., Rahayu, dan Teruna 2011.
4.1.4 Uji Antioksidan
Uji aktivitas senyawa antioksidan dilakukan dengan metode radical scavenger atau penangkal radikal bebas DPPH. Metode DPPH 2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil dilakukan berdasarkan kemampuan antioksidan untuk menghambar radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen kepada DPPH, yang
merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar. Metode DPPH ini dipilih karena merupakan metode yang cepat, sederhana, dan murah untuk melihat
aktivitas antioksidan Prakash et al., 2001 dalam Wachidah, 2013.
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keterangan : A Larutan Ekstrak, B dan C Larutan Vitamin, D dan E Larutan Uji, F Larutan DPPH.
Gambar 4.2 Hasil Uji Antioksidan Kualitatif
Uji antioksidan kualitatif didapatkan perubahan warna menjadi kuning pada larutan uji. Pengujian antioksidan secara kualitatif menghasilkan warna
kuning pada larutan uji. Hal ini dikarenakan senyawa DPPH yang berwana ungu dengan adanya delokalisasi elektron pada atom nitrogen menjadi kuning setelah
direaksikan dengan senyawa antioksidan Reynetson, 2007. Aktivitas antioksidan ini berhubungan dengan adanya senyawa flavonoid dan tanin yang terdapat dalam
ekstrak parijoto Meenakshi et al., 2012. Hal ini juga dipaparkan oleh Dubey 2015, bahwa flavonoid dan tanin memiliki aktivitas antioksidan.
4.1.6 Pengamatan Berat Badan Hewan
Pada penelitian dilakukan pengamatan berat badan hewan uji setiap minggu selama 6 minggu. Grafik perubahan Berat badan ditunjukkan oleh
Gambar 4.2.
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.3 Grafik peningkatan berat badan hewan uji
Dari grafik di atas memperlihatkan kenaikan berat badan pada kelompok hiperlipid perminggu, sedangkan pada kelompok lain terjadi kenaikan badan yang
fluktuatif setiap minggunya.
4.1.7 Makanan Induksi Kolesterol dan Lemak
Komposisi makanan induksi kolesterol dan lemak adalah campuran kuning telur 80, larutan sukrosa 65 sebanyak 15, dan lemak hewan 5. Komposisi
ini telah dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh Nurcahyaningtias 2012 dan Purwanti 2012 menghasilkan kenaikan kadar kolestrol total dan trigliserida
secara bermakna. Kuning telur dan lemak hewan yang digunakan berasal dari ayam ras.
Kandungan kolesterol kuning telur dan lemak hewan yang berasal dari ayam ras memiliki kadar kolestrol cukup tinggi sekitar 290 mg
– 732 mg Saidin, 2000. Pada penelitian sebelumnya oleh Juheini 2003 dan Purwanti 2012 juga
menggunakan kuning telur dan lemak hewan dari ayam ras. Pengambilan lemak hewan dari kulit ayam ras dilakukan dengan memanaskan kulit ayam dalam api
kecil. Kemudian setelah minyak yang berwarna kuning keluar ditampung dalam wadah kedap udara serta terhindar dari cahaya untuk menghindari oksidasi lemak
Nurcahyaningtias, 2012.