29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian 4.1.1 Ekstraksi Buah Parijoto
Buah parijoto sebanyak 1.950 gram diekstraksi dengan 15 liter etanol 70 didapatkan ekstrak kental sebesar 54,409 gram dengan rendemen 2,790. Setelah
didapatkan ekstrak kental kemudian di keringkan dengan cara freeze-dried didapatkan ekstrak kering sebesar 33,486 gram.
Rendemen yang dihasilkan dari ekstraksi buah parijoto relatif kecil kemungkinan karena faktor pemilihan pelarut. Hasil penelitian yang dilakukan
Wachidah 2012 yang menggunakan metanol sebagai pelarut menghasilkan rendemen sebesar 4,60 di mana adanya perbedaan pelarut mempengaruhi
jumlah ekstrak yang dihasilkan. Buah parijoto segar diekstraksi dengan metode maserasi. Pelarut yang
digunakan adalah etanol 70. Menurut Depkes RI tahun 2000 tentang penggunaan etanol sebagai pelarut, penelitian ini menggunakan hewan uji
sehingga bila digunakan pelarut lain, seperti metanol yang penggunaannya dihindari karena sifatnya yang toksik akut dan kronik.
4.1.2 Uji Penapisan Fitokimia
Ekstrak kental buah parijoto kemudian dilakukan penapisan fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia ekstrak.
Tabel 4.3. Hasil uji penapisan fitokimia ekstrak kental
No. Metabolit Sekunder
Ekstrak Kental 1.
Alkaloid -
2. Saponin
+
3. Tanin
+
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Flavonoid
+
5. Glikosida
+
6.
Terpenoid -
Keterangan : + = Ada - = Tidak Ada
Skrining fitokimia yang dilakukan merupakan jenis analisis kualitatif yang hanya mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa tanpa menentukan kadarnya
Harvey, 2000. Dari hasil penapisan fitokimia pada uji saponin, tanin, flavonoid, dan glikosida memberikan hasil positif. Sedangkan pada uji alkaloid dan
terpenoid memberikan hasil negatif. Secara organoleptis ekstrak etanol 70 buah parijoto berupa serbuk kering, berbau aromatik, berwarna coklat kemerahan, dan
terasa pahit. Hasil tersebut sesuai dengan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yaitu Wachidah 2012 dan Niswah 2013.
Pada uji tanin diperoleh hasil positif, adanya tanin akan mengendapkan protein pada gelatin. Tanin bereaksi dengan gelatin membentuk kopolimer mantap
yang tidak larut dalam air Harborne, 1996 dalam Marliana et al 2005. Pada uji saponin diperoleh hasil positif . Busa yang timbul menunjukkan
adanya glikosida yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya Rusdi, 1990 dalam Marliana
et al 2005. Pada uji flavonoid memberikan hasil positif. Adanyaa flavonoid dapat
dilakukan dengan metode wilstater sianidin. Uji wilstater sianidin biasa digunakan untuk mendeteksi senyawa yang mempunyai inti alfa-benzophiron. Warna merah
yang terbentuk pada uji wilstater disebabkan karena terbentuknya garam flavilium Ahmad, 1986 dalam Marlina et al., 2005.
4.1.3 Uji Kadar Air
Uji kadar air dilakukan terhadap ekstrak etanol 70 buah parijoto pada suhu 105
o
C hingga bobot tetap. Hasil uji susut pengeringan dapat dilihat pada tabel
4.4.