Trigriserida Peran Hati sebagai Sentral Dalam Transpor dan Metabolisme Lipid

13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hati. Selanjutnya hati dibagi lagi dalam empat belahan kanan, kiri, kaudata dan kwadrata. Dan setiap belahan atau lobus terdiri atas sel hati berbentuk kubus, dan cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati. Hati mempunyai dua jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatika dan yang melalui vena porta Pearce, 2009. Menurut Pearce 2009, hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu : a. Arteri hepatika yang keluat dari aorta dan memberikan seperlima darahnya kepada hati. b. Vena porta yang terbentuk dari vena lienalis dan vena mesenterika superior, mengantarkan empat perlima darahnya ke hati. Darah vena porta ini membawa kepada hati zat makanan yang telah diabsorpsi oleh mukosa usus halus. c. Vena hepatika mengembalikan darah dari hati ke vena kava inferior. Di dalam vena hepatika tidak terdapat katup. d. Saluran empedu terbentuk dari penyatuan kapiler-kapiler empedu yang mengumpulkan empedu dari sel hati.

2.5.1.2 Fisiologi

Menurut Murray.R.K., Granner, and Rodwell. 2009, fungsi utama hati dalam metabolisme lipid adalah: a. Mempermudah pencernaan dan penyerapan lipid dengan menghasilkan empedu yang mengandung kolestrol dan garam empedu di hati atau dari penterapan kolestrol lipoprotein. b. Secara aktif membentuk dan mengoksidasi asam lemak dan juga membentuk triasilgliserol dan fosfolipid. c. Hati mengubah asam lemak menjadi badan keton ketogenesis d. Hati merupakan bagian integral dari sintesis dan metabolisme lipoprotein plasma.

2.5.1.3 Histologi Hati

14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Secara histologis, hati tersusun atas lobulus-lobulus hati. Lobulus tersebut terdiro dari sel-sel hati hepatosit yang tersusun dalam suatu lempeng-lempeng Corwin, 2000.

2.5.1.3.1 Lobulus Hati

Hati terbagi atas dua unit operasional, yaitu lobulus dan asinus. Istilah lobulus lebih sering dipergunakan untuk menjelaskan bagian parenkim hati yang mengalami kerusakan secara patologi Klassen Watkins III, 1999. Lobulus tersebut terdiri dari hepatosit yang tersusun dalam suatu lempeng-lempeng Corwin, 2000. Asinus merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut bagian fungsional pada hati. 2.3.1.3.2 Sel Hati Sel hepatosit berbentuk polihedral dengan inti bulat dan terletak di tengah Delmann Brown, 1992. Hepatosit tersusun secara radial dari tepi lobulus hingga ke vena sentralis. Sel-sel tersebut beranastomosa dan berbatasan dengan sinusoid-sinusoid berisi darah Bevalander Ramaley, 1988. Dinding sinusoid memiliki pori yang cukup besar dan tidak memiliki membran dasar, sehingga materi xenobiotik yang terkandung dalam darah dapat masuk ke hepatosit. Sebaliknya, hepatosit juga dapat mensekresikan substansi berupa protein dan getah empedu ke dalam darah yang mengalir di sinusoid Sherwood, 2004.

2.5.1.3.3 Vena Sentralis

Vena sentralis merupakan bagian tengah dari lobulus hati yang dikelilingi oleh sel-sel hati dan sinusoid yang beranastomosa secara radial Little., et al , 1941 dalam Kaniawati 2012. Vena sentralis menerima darah yang berasal dari vena porta dan arteri hepatika melalui sinusoid-sinusoid yang mengelilinginya Corwin, 2000. Aliran darah ke vena sentralis tersebut mengalir melalui sinusoid- sinusoid dari bagian tepi lobulus ke bagian tengah lobulus. Aliran tersebut menyebabkan bagian perifer lobulus menerima asupan oksigen dan konsentrasi bahan makanan yang lebih tinggi dibandingkan bagian tengah lobulus. Selain itu, daerah tengah lobulus lebih banyak menerimak substansi toksik dari sel-sel bagian 15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta perifer. Hal tersebut menyebabkan bagian tengah lobulus rentan mengalami hipoksia dan kerusakan Greep, 1953 dalam Kaniawati 2012.

2.5.2 Peran Hati sebagai Sentral Dalam Transpor dan Metabolisme Lipid

Lipid seperti trigliserida dan kolesterilester tidak larut dalam air dan ditranspor dalam plasma pada inti partikel lipoprotein yang mempunyai suatu cangkang hidrofilik yang terdiri fosfolipid dan kolestrol bebas. Lapisan permukaan ini distabilisasi oleh satu atau lebih apoliprotein yang juga berperan sebagai ligan untuk reseptor permukaan sel. Sekitar dua pertiga lipoprotein plasm disintesis di hati. Trigliserida disekresi ke dalam darah sebagai VLDL. Di dalam otot dan jaringan adiposa, kapiler-kapiler memiliki suatu enzim yaitu lipoprotein lipase yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak, kemudian asam lemak ini memasuki sel otot untuk energi dan adiposit untuk simpanan. Partikel residu yang terdiri dari inti yang kaya akan kolesterilester disebut partikel LDL. Hati dan sel-sel lain memiliki reseptor LDL yang menyingkirkan LDL dari plasma melalui endositosis. Penyingkiran LDL yang diperantarai hati merupakan mekanisme utama untuk mengendalikan kadar LDL plasma J. Lean, 2005. Asam lemak dan kolestrol dari lemak makanan mengalami reesterifikasi dalam sel mukosa intestin dan membentuk ini kilomikron yang masuk ke dalam plasma melalui duktus torasikus. Asam lemak dihidrolisi dari kilomikron dan lipoprotein lipase dan remnant yang kekurangan trigliserida residu, kemudian disingkirkan oleh hati J. Lean, 2005. Menurut Murray.R.K., Granner, and Rodwell. 2009, faktor-faktor yang meningkatkan sintesis triasilgliserol maupun sekresi VLDL oleh hati mencakup: 1. Keadaan kenyang 2. Mengonsumsi diit kaya karbohidrat terutama jika mengandung sukrosa atau fruktosa sehingga lipogenesis dan esterifikasi asam lemak meningkat. 3. Tingginya kadar asam lemak bebas dalam darah 4. Konsumsi etanol 16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Adanya insulin dengan kadar tinggi dan glukagon dengan kadar rendah yang meningkatkan sintesis dan esterifikasi asam lemak serta menghambat oksidasinya.

2.5.3 Ketidakseimbangan Laju Pembentukan Triasilgliserol dan Ekspornya

Menyebabkan Perlemakan Hati Perlemakan hati dibagi menjadi dua kategori utama. Tipe pertama berkaitan dengan peningkatan kadar asam lemak bebas plasma akibat mobilisasi lemak dari jaringan adiposa atau dari hidrolisis triasilgliserol lipoprotein oleh lipoprotein lipase jaringan ekstrahepatik. Pembentukan VLDL tidak dapat mengimbangi meningkatnya influks dan esterifikasi asam lemak bebas sehingga terjadi penumpukan triasilgliserol yang menyebabkan perlemakan hati. Hal ini terjadi selama kelaparan dan mengonsumsi diit tinggi lemak Murray.R.K., Granner, and Rodwell. 2009 Menurut Murray.R.K., Granner, and Rodwell, 2009, tipe kedua perlemakan hati biasanya disebabkan oleh blok metabolik dalam produksi lipoprotein plasma sehingga terjadi penimbunan triasilgliserol. Secara teoritis, lesi dapat disebabkan oleh: 1. Blok pada sintesis apoliprotein 2. Blok pada sintesis lipoprotein dari lipid dan apoliprotein 3. Kegagalan penyediaan fosfolipid yang ditemukan pada lipoprotein 4. Kegagalan mekanisme sekretorik itu sendiri. 2.6 Hiperlipidemia 2.6.1 Definisi Hiperlipidemia merupakan keadaan dimana terdapat peningkatan kadar lipid dalam darah yaitu trigliserida, kolesterol atau keduanya, sedangkan dislipidemia diartikan sebagai perubahan kadar profil lipid darah dapat meningkat kolesterol total, trigliserida, LDL atau menurun HDL Winter, 2002. Berdasarkan etiologinya, hiperlipidemia dibedakan menjadi 2 yaitu hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder. Hiperlipidemia primer adalah 17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta keadaan peningkatan kadar lemak darah yang tidak ada hubungannya dengan penyakit lain herediter. Hiperlipidemia primer atau Hiperkolesterolemia Familial FH ada dua macam yaitu homozygot dan heterozygot. Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan metabolisme lemak yang dijumpai dalam hubungannya dengan penyakit organik atau metabolik tertentu. Penyebab hiperlipidemia sekunder adalah diabetes melitus, hipotiroidism, minum alkohol yang berlebihan, obesitas, penyakit hati, penyakit ginjal, pankreatitis dan penggunaan obat-obat tertentu beta blocker, diuretik, kontrasepsi oral estrogen dan gestagen Harper, 1990. Tabel 2.1 Klasifikasi Kadar Lipid dalam Plasma Sumber: Gilman, 2012 Kolesterol Total 200 200-239 ≥240 Optimal Diinginkan Tinggi Kolesterol LDL 100 100-129 130-159 160-189 ≥190 Optimal Mendekati optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi Kolesterol HDL 40 ≥60 Rendah Tinggi Trigliserida 150 150-199 200-499 ≥500 Optimal Diinginkan Tinggi Sangat tinggi

2.6.2 Obat-obat Untuk Terapi Hiperlipidemia

Dokumen yang terkait

Studi in vitro ; Efek Antikolesterol dari Ekstrak Metanol Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total

15 119 83

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

8 42 54

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Isolasi Fraksi Aktif Antibakteri dari Ekstrak Etil Asetat Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

2 35 85

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

0 17 54

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Uji efek antihiperlipidemia ekstrak etanol buah parijoto : medinilla speciosa blume terhadap kolesterol total, trigliserida, dan vldl pada tikus putih jantan

9 65 124

Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) secara In Vitro dengan Metode Stabilisasi Membran HRBC (Human Red Blood Cell)

15 100 94

:Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan VLDL Pada Tikus Putih Jantan

4 30 124

EFEK EKSTRAK ETANOLIK BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DIABETES MELLITUS KRONISU - Unissula Repository

0 2 8