30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Flavonoid
+
5. Glikosida
+
6.
Terpenoid -
Keterangan : + = Ada - = Tidak Ada
Skrining fitokimia yang dilakukan merupakan jenis analisis kualitatif yang hanya mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa tanpa menentukan kadarnya
Harvey, 2000. Dari hasil penapisan fitokimia pada uji saponin, tanin, flavonoid, dan glikosida memberikan hasil positif. Sedangkan pada uji alkaloid dan
terpenoid memberikan hasil negatif. Secara organoleptis ekstrak etanol 70 buah parijoto berupa serbuk kering, berbau aromatik, berwarna coklat kemerahan, dan
terasa pahit. Hasil tersebut sesuai dengan yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yaitu Wachidah 2012 dan Niswah 2013.
Pada uji tanin diperoleh hasil positif, adanya tanin akan mengendapkan protein pada gelatin. Tanin bereaksi dengan gelatin membentuk kopolimer mantap
yang tidak larut dalam air Harborne, 1996 dalam Marliana et al 2005. Pada uji saponin diperoleh hasil positif . Busa yang timbul menunjukkan
adanya glikosida yang mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya Rusdi, 1990 dalam Marliana
et al 2005. Pada uji flavonoid memberikan hasil positif. Adanyaa flavonoid dapat
dilakukan dengan metode wilstater sianidin. Uji wilstater sianidin biasa digunakan untuk mendeteksi senyawa yang mempunyai inti alfa-benzophiron. Warna merah
yang terbentuk pada uji wilstater disebabkan karena terbentuknya garam flavilium Ahmad, 1986 dalam Marlina et al., 2005.
4.1.3 Uji Kadar Air
Uji kadar air dilakukan terhadap ekstrak etanol 70 buah parijoto pada suhu 105
o
C hingga bobot tetap. Hasil uji susut pengeringan dapat dilihat pada tabel
4.4.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.4. Hasil uji kadar air ekstrak buah parijoto
No. Berat Awal
Ekstrak g Berat Akhir
Ekstrak g
Kadar Air
1.
1,001 0,94
6,093
2. 1,000
0,92 8,000
Rata-rata
7,047
Pada ekstrak buah parijoto dilakukan uji kadar air untuk memberikan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air dalam bahan Depkes RI,
2000 dan karena sampel yang digunakan merupakan sampel segar sehingga perlu dicek kandungan air yang terdapat dalam ekstrak Wachidah, 2012. Ekstrak yang
digunakan adalah ekstrak kental dan batas kadar air untuk ekstrak kental yaitu 5- 30 Voigt, 2004 dalam Saifudin, A., Rahayu, dan Teruna 2011.
4.1.4 Uji Antioksidan
Uji aktivitas senyawa antioksidan dilakukan dengan metode radical scavenger atau penangkal radikal bebas DPPH. Metode DPPH 2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil dilakukan berdasarkan kemampuan antioksidan untuk menghambar radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen kepada DPPH, yang
merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar. Metode DPPH ini dipilih karena merupakan metode yang cepat, sederhana, dan murah untuk melihat
aktivitas antioksidan Prakash et al., 2001 dalam Wachidah, 2013.