7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penetesanpenampungan esktrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
Menurut Depkes RI 2000, ekstraksi dengan cara panas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendinginan balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu
pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraski sempurna. b. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraski menggunakan pelarut yang selalu baru umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah
pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar 40-50
o
C. d. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus terceluo dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit.
e. Dekok Dekok adalah inf
us pada waktu yang lebih lama ≥30 menit dan temperatur
sampai titik didih air.
2.3 Penapisan Fitokimia
Tujuan utama dari penapisan fitokimia adalah mengetahui informasi awal golongan senyawa sehingga memudahkan proses pengisolasiannya. Selain itu
juga bertujuan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan tersebut potensial untuk dimanfaatkan. Pendekatan ini meliputi analisa kualitatif kandungan dalam
tumbuhan atau bagian tumbuhan akar, batang, daun, bunga, dan biji terutama kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
antrakuinon, dan glikosida Harborne, 1987.
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kandungan kimia ekstrak buah parijoto menurut Niswah 2014 dan
Wachidah 2013 mengandung senyawa tanin, saponin, flavonoid dan glikosida.
2.4 Lipid
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen yang terdiri dari lemak, minyak, steroid, malam wax, dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena
sifat fisiknya dari pada sifat kimianya. Lipid secara relatif tidak larut dalam air dan dapat larut dalam pelarut nonpolar eter dan kloroform. Lipid dibagi menjadi
lipid sederhana lemak dan wax, lipid kompleks fosfolipid, glikolipid, dan lipid kompleks lain, dan prekusor serta turunan lipid asam lemak, gliserol, steroid,
alkohol lain, aldehida, lemak, badan keton, hidrokarbon, vitamin larut lemak, dan hormon Murray, Granner, dan Rodwell, 2009.
Lemak fat yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis di hati dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk
digunakan dan disimpan. Karena lipid tidak larut dalam air, maka untuk mengangkut lipid dalam plasma darah diperlukan penggabungan lipid nonpolar
trigliserida dan ester kolesterol dengan lipid amfipatik fosfolipid dan kolesterol serta protein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat bercampur dengan air
Murray, Granner, dan Rodwell, 2009. Lipid diangkut di dalam plasma sebagai lipoprotein. Lipid plasma terdiri dari trigliserida 16, fosfolipid 30,
kolesterol 14, dan ester kolesterol 36, serta sedikit asam lemak rantai panjang tak terseterifikasi asam lemak bebas, FFA 4 merupakan lemak
plasma yang paling aktif secara metabolik Murray, Granner, dan Rodwell, 2009.
2.4.1 Lipoprotein
Lipoprotein merupakan kompleks antara lipid dengan protein. Lipoprotein mengangkut lipid dari usus sebagai kilomikron dan dari hati sebagai lipoprotein
berdensitas sangat rendah atau VLDL Very Low Density Lipoprotein ke sebagian jaringan untuk dioksidasi dan ke jaringan adiposa untuk disimpan.
Kelainan metabolisme lipoprotein dapat menyebabkan hipohiperlipoproteinemia. Lipoprotein terdiri dari inti nonpolar trigliserida dan ester kolesterol serta
dikelilingi oleh satu lapisan permukaan molekul kolesterol dan fosfolipid amfipatik. Terdapat empat kelompok utama lipoprotein plasma yang telah