97 Z. obtusum
, yakni dijumpai sedang beristirahat hinggap di tempat dengan naungan berkanopi rapat.
Gambar 38. Titik Perjumpaan Zyxomma petiolatum
Berdasarkan jenis-jenis di atas diketahui ada enam famili capung yang dijumpai. Famili yang termasuk capung jarum antara lain Chlorocyphidae,
Coenagrionidae, dan Paltycnemididae, famili yang termasuk capung biasa antara lain Aeshnidae, Gomphidae, dan Libellulidae. Di lokasi pengamatan kawasan
waduk dijumpai 15 jenis, kawasan sungai aliran masuk menuju waduk dijumpai 14 jenis, kawasan rawa dijumpai 12 jenis, kawasan kolam dijumpai 11 jenis,
kawasan sungai aliran keluar dari waduk dijumpai 16 jenis, dan kawasan sawah dijumpai 10 jenis. Famili Chlorocyphidae, Platycnemididae, Aeshnidae, dan
98 Gomphidae, adalah yang paling sedikit dijumpai jenisnya, hanya satu atau dua
jenis saja dari masing-masing famili dan hanya dijumpai pada satu lokasi pengamatan, kecuali Famili Platycnemididae, yakni C. marginipes yang dijumpai
di empat lokasi dari enam lokasi yang diamati. Sedangkan Famili Coenagrinodae dan Libellulidae dijumpai dengan jenis paling banyak dan dijumpai di berbagai
lokasi pengamatan.
C. Tingkat Keanekaragaman Jenis Capung di Kawasan Rawa Jombor
Tabel 32. Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis Capung pada Berbagai Lokasi Pengamatan di Kawasan Rawa Jombor dan Nilai Indeks
Keanekaragaman Jenis Capung Kawasan Rawa Jombor
No. Lokasi Pengamatan H’
Keterangan
1 Kawasan Waduk
1,64 Sedang
2 Kawasan Sungai Aliran Masuk Menuju Waduk
1,77 Sedang
3 Kawasan Rawa
2,23 Sedang
4 Kawasan Kolam
2,00 Sedang
5 Kawasan Sungai Aliran Keluar dari Waduk
2,09 Sedang
6 Kawasan Sawah
1,73 Sedang
Keanekaragaman Capung Kawasan Rawa Jombor 2,57
Sedang Sumber: Analisis Data Primer 2016
Nilai indeks keanekaragaman jenis capung di kawasan Rawa Jombor sebesar 2,57 termasuk kategori sedang dan nilai indeks keanekaragaman jenis capung di
enam lokasi pengamatan masing-masing, yakni kawasan waduk 1,64, kawasan sungai aliran masuk menuju waduk 1,77, kawasan rawa 2,23, kawasan kolam
2,00, kawasan sungai aliran keluar dari waduk 2,09, dan kawasan sawah 1,73. Seluruh kawasan lokasi pengamatan memiliki tingkat keanekaragaman jenis
capung sedang. Pada enam lokasi pengamatan, nilai keanekaragaman jenis capung tertinggi
≥ 2 adalah di kawasan rawa, diikuti oleh kawasan sungai aliran keluar, dan kawasan kolam, ketiga kawasan ini merupakan kawasan yang tidak banyak
99 aktivitas manusia yang dapat mengganggu aktivitas capung di kawasan tersebut,
sedangkan kawasan waduk, kawasan sungai aliran masuk menuju waduk, dan kawasan sawah memiliki nilai keanekaragaman jenis capung yang lebih rendah
2 dibandingkan dengan kawasan lainnya. Ketiga kawasan yang memiliki nilai keanekaragaman capung lebih rendah berbatasan langsung dengan atau
merupakan lahan pertanian, yakni sawah dan lahan jagung, banyak dijumpai aktivitas manusia di sana.
Menurut Magdalena P. N., dkk. 2014: 13-22, aktivitas manusia di sekitar badan air dapat menyebabkan pencemaran badan air sehingga menyebabkan lebih
rendahnya tingkat keanekaragaman jenis capung, seperti di tiga lokasi di atas. Jika adanya aktivitas manusia pada suatu kawasan yang cocok bagi aktivitas capung
menyebabkan gangguan bagi capung, maka aktivitas capung seperti berburu, berkembang biak, dan berlindung pun akan terganggu dengan ditandai tidak
hadirnya jenis capung pada kawasan tersebut.