Populasi dan Sampel Penelitian

26 2016 populasi eceng gondok pada sisi timur waduk ini tidak berpindah karena adanya pendangkalan sehingga akar-akar eceng gondok dapat tertambat pada substrat di dasar waduk, sedangkan posisi populasi eceng gondok yang tumbuh mengapung pada sisi lain waduk setiap harinya dapat bergeser sesuai dengan arah hembusan angin ketika angin berhembus kencang, sehingga sisi Timur waduk berdasarkan keberadaan populasi tumbuhan eceng gondok ini ditentukan menjadi lokasi pengamatan. Di lokasi ini juga dijumpai Ipomoea fistulosa tumbuh di antara tumbuhan eceng gondok. Di tepi bagian waduk ini terdapat kebun-kebun jagung Zea mays yang teramati menjadi tempat berburu bagi banyak jenis capung, sehingga waduk dengan ceruk-ceruk air dan tumbuhan airnya yang cocok bagi capung untuk berkembang biak serta kebun jagung yang sangat dekat dengan waduk yang sesuai sebagai tempat berburu menjadi pertimbangan penentuan lokasi tersebut sebagai lokasi pengamatan. Lokasi waduk ini sangat terbuka tidak ada naungan dari kanopi pohon besar, naungan yang ada di sekitar waduk adalah beberapa pohon pisang yang menjadi tempat beristirahat bagi beberapa spesies capung yang kurang mampu beradaptasi dengan intensitas cahaya tinggi. Lokasi pengamatan ke dua, kawasan sungai aliran masuk menuju waduk 7°4515,606S 110°379,974E, berada dekat dengan area persawahan yang berada di sepanjang kedua sisinya Lampiran 2, Gambar 41, lebar sungai sekitar 5 meter dan jarak dari tepi sungai ke area sawah sekitar 5 meter, dan sungai ini terletak sekitar 200-300 meter dari rawa yang berada di sebelah utaranya. Di sepanjang sungai ini terdapat pohon-pohon besar dan semak-semak di kedua 27 tepinya, hampir seluruh kawasan tepi sepanjang aliran sungai ini tertutupi kanopi pohon tetapi tidak terlalu rapat. Di dekat pintu air menuju waduk, terdapat pintu air kecil untuk irigasi sawah. Di dekat pintu air yang kecil ini terdapat ceruk dengan air tergenang yang ditumbuhi vegetasi air serta tertutup oleh kanopi pohon besar di tepinya Lampiran 2, Gambar 41, di lokasi ini banyak ditemukan capung jarum beristirahat di semak-semak dan berkembang biak di sekitar air. Lokasi pengamatan ke tiga, kawasan rawa 7°454,394S 110°3710,705E, merupakan kawasan terbuka tanpa naungan pohon besar Lampiran 2, Gambar 44. Keadaan tanahnya sangat labil, tidak padat, dan tergenang air, ciri khas tanah rawa. Wilayah terluarnya telah difungsikan sebagai lahan pertanian jagung dan padi Oryza sativa, dan berbatasan langsung dengan jalan raya. Di bagian tengah rawa hingga tepi ke arah Barat terdapat saluran air berupa parit yang dibangun siring, air mengalir dari arah pemukiman dan berujung di tengah-tengah rawa tersebut. Di kawasan rawa ini banyak ditemukan tumbuhan kangkung Ipomoea aquatica dan eceng gondok serta berbagai jenis tumbuhan semak, termasuk rumput teki Famili Cyperaceae. Kangkung-kangkungan utamanya dijumpai pada permukaan air rawa, sedangkan eceng gondok dan rumput-rumput pada substrat tanah rawa yang labil. Lokasi pengamatan ke empat, kawasan kolam 7°453,535S 110°375,856E, berada di dekat tebing karst, terpisah oleh jalan raya dan petak kebun dari lokasi rawa. Kawasan ini terdiri dari dua bagian kolam yang sudah