Ekonomi Pancasila Sebagai Solusi

166 ternyata tidak terbukti. Bahkan sebaliknya yang terjadi justru pengangguran yang semakin meningkat, harga-harga yang naik, pajak naik, BBM naik, subsidi orang miskin dihapus, negara semakin tidak melayani rakyat karena BUMN di swastakan, sementara utang menumpuk. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah kita harus selektif dalam menaggapi isu dunia. Sebagai bangsa kita harus berani menentukan sikap, dan menjatuhkan pilihan yang cerdas dan tepat dalam menghadapi arus globalisasi ekonomiyang begitu dahsyat. Beberapa kiatnya antara lain: 1. Industialisasi harus berdasarkan ketersediaan bahan baku setempat. 2. Pertanian dijadikan prioritas, karena bangsa ini adalah bangsa agraris yang memiliki wilayah luas dan cukup subur. 3. Jangan mengadopsi sistem pasar bebas secara penuh, mengingat kesiapan kita masih minim. 4. Memilih sisitem ekonomi yang mendahulukan sector domestik. 5. Mengembangkan ekonomi kerakyatan, mengutamakan kesejahteraan rakyat. 6. Tidak boleh terlalu tergantung pada utang luar negeri. Menjalin kerjasama dengan sesama negara berkembang dengan semangat saling menguntungkan.

b. Ekonomi Pancasila Sebagai Solusi

Sistem ekonomi Pancasila ditopang oleh lima pilar yang membentuk satu kesatuan sistem yang bersifat holistik. Sila Ketuhanan dan Kemanusiaan adalah dasar landasan sistemnya, sila Persatuan dan Kerakyatan merupakan cara operasionalisasinya, dan sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia merupakan tujuan yang hendak dicapainya. Mengacu pada rumusan ekonomi Pancasila Prof. Mubyarto maka dapat dikemukakan pilar sistem ekonomi Pancasila meliputi ekonomika etik dan ekonomika humanistic dasar, nasionalisme ekonomi dan demokrasi ekonomi carametode operasionalisasi, dan ekonomi berkeadilan sosial sebagai tujuan. Berikut lima pilar Ekonomi Pancasila tersebut. 167 1. Ekonomika Etik Ketuhanan Pilar pertama Sistem Ekonomi Pancasila yaitu moral agama, yang mengandung prinsip “roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan moral”. Pada awalnya para pendiri negara kita merumuskan politik kemakmuran , keadilan sosial, dan pembangunan karakter bangsa yang dilandasi semangat penerapan ajaran moral dan agama. Itu artinya pembangunan ekonomi harus beriringan dengan pembangunan moral atau karakter bangsa, dan ditujukan untuk menjamin keadilan antar sesama makhluk ciptaan Allah, tidak sekedar pembangunan materiil semata. 2. Ekonomika Humanistik Kemanusiaan Ekonomika humanistik berfungsi sebagai dasar ekonomi yang memperjuangkan pemerataan dan moral kemanusiaan melalui upaya-upaya , pemerataan pendapatan, aset, dan kekayaan. Hal ini ditempuh melalui optimalisasi penarikan dan penyaluran zakat dan pajak, serta redistribusi pendapatan lainnya. 3. Nasionalisme Ekonomi Di era globalisasi ini jelas pentingnya ekonomi nasional yang kuat, tangguh, dan mandiri. Pembangunan ekonomi haruslah didasarkan kekuatan lokal dan nasional untuk peningkatan martabat dan kemandirian bangsa. Oleh karena itu perhatian harus dipusatkan pada pemberdayaan ekonomi rakyat sebagai tulang punggung ekonomi nasional. 4. Demokrasi Ekonomi Kerakyatan Secara garis besar sasaran pokok demokrasi ekonomi meliputi penciptaan lapangan kerja, terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi penduduk miskin, pemerataan modal, terselenggaranya pendidikan murah gratis, dan kesempatan mendirikan serikat-serikat ekonomi. 5. Ekonomi Berkeadilan Sosial Tujuan keadilan sosial mencakup keadilan antar wilayah daerah, yang memungkinkan seluruh wilayah di Indonesia berkembang sesuai potensi masing- masing. Pengalaman pahit sentralisasi politik ekonomi Orde Baru dapat kita jadikan pelajaran untuk menyusun strategi pembangunan nasional. Inilah substansi Negara Kesatuan yang tidak membiarkan terjadinya ketimpangan sosial 168 ekonomi antar daerah melalui pemusatan aktivitas ekonomi oleh pemerintah pusat.

9. Sikap Selektif terhadap Pengaruh Globalisasi Bidang Politik