219 diperoleh melalui bantuan luar negeri, maka mereka harus memberikan ganti rugi,
kata Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPPT Nadirah.
Siswa dituntut berprestasi, baik secara akademik maupun non-akademik seperti olah raga, seni, dan bahasa
Hal ini dimaksudkan agar siswa memperoleh keseimbangan diri Sumber: www.permai.or.idimages
4. Merebut Peluang untuk Berprestasi
Prestasi akan berkembang dengan maksimal dalam situasi dan kondisi dimana kesempatan pengembangan bakat dipenuhi. Kesempatan itu berupa
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan yang dimaksud adalah memberikan pengalaman kepada setiap peserta didik sesuai dengan bakat kemampuannya.
Misalnya, dengan penyelenggaraan pendidikan yang demokratis. Dalam pendidikan demokratis, guru tidak sekedar profesional tetapi juga harus
memiliki kepribadian dan hubungan sosial yang memberikan peluang kepada anak didik untuk berkembang potensinya secara optimal.
Kepribadian guru dapat membantu memberikan peluang berprestasi bagi siswanya, antara lain:
220 a.
Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru; b. Peka terhadap perkembangan anak baik secara fisik maupun psikologis;
c. Mempunyai wawasan yang luas;
d. Penuh pengertian; e.
Mempunyai sifat toleransi; f.
Mempunyai kreativitas yang tinggi; g. Bersikap ingin tahu.
Sedangkan hubungan sosial yang semestinya dimiliki oleh guru untuk dapat membantu memberikan peluang bagi berkembangnya prestasi siswa, antara
lain meliputi: a. Suka bergaul dengan anak berbakat serta memahami kesulitan yang dihadapi
anak tersebut; b. Dapat menyesuaikan diri;
c. Mampu memahami dengan cepat tingkah laku orang lain.
Peluang juga bisa diberikan oleh orang tua. Misalnya, orang tua tidak bersikap otoriter, mau memberikan peluang bagi anaknya untuk
mengembangkan bakat yang dimiliki. Orang tua juga tidak memandang terlalu rendah terhadap prestasi anakya.
Peluang yang diberikan masyarakat dan pemerintah misalnya, memberikan iklim kebebasan untuk berkreasi, menyediakan rasa nyaman dan aman dalam
kehidupan. Di dalam UUD 1945 juga menyiratkan bahwa salah satu tujuan bernegara kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini berarti bahwa,
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang paling bertanggung jawab adalah negara atau pemerintah. Upaya itu baik melalui pendidikan maupun
pelatihan. Upaya ini merupakan sarana penting untuk mengembangkan prestasi warga negara dan sumber daya manusia Indonesia.
Dalam negara demokrasi peluang untuk berprestasi sangat besar. Sebab prinsip demokrasi menurut Robert Dahl antara lain mencakup : 1
diperbolehkannya kompetisi; 2 dilndunginya hak sipil, hak politik dan hak
221 asasi manusia; 3 dibukanya peluang untuk partisipasi. Dengan kata lain,
demokrasi lebih memberikan peluang seseorang untuk berprestasi. Tentu saja berhasil tidaknya semua itu sangat tergantung kepada yang bersangkutan,
apakah bisa memanfaatkan peluang itu secara maksimal atau tidak. Dalam masyarakat yang otoriter, prestasi diri anak bangsa juga kurang
berkembang. Sebab dalam iklim mayarakat otoriter tidak ada kebebasan untuk berekspresi dan berkreasi. Hal itu bisa digambarkan sebagai berikut:
orang takut secara bebas menyatakan pendapatnya. Orang yang berprestasi tetapi tidak disenangi karena tidak sejalan dengan kemauan penguasa tidak
dapat tempat untuk mengembangkan kebolehannya. Orang yang bekerja keras berusaha untuk mengembangkan usaha ekonominya, tetapi karena tidak
sejalan dengan yang dikehendaki penguasa maka tidak pernah mendapat fasilitas kredit. Akibatnya usaha yang dikembangkannya tidak dapat
berkembang secara optimal. Sebaliknya banyak pengusaha tanpa kerja keras, tetapi karena dekat dengan
penguasa maka usahanya dapat berkembang. Akan tetapi karena usahanya sangat tergantung dari dukungan atau fasilitas penguasa, maka ketika
penguasa itu lengser karena krisis, banyak pengusaha tersebut yang gulung tikar. Tidak sampai di situ, hutang mereka pengusaha karena dapat fasilitas
dari penguasa pada pihak ketiga, meminta kepada pemerintah memberikan talangan terlebih dahulu dan sampai sekarang hutang mereka masih
meninggalkan masalah. Pengelolaan negara oleh penguasa yang tidak memperhatikan prestasi, jelas merupakan kesalahan besar. Karena kesalahan
pengelolaan ini, negara kita sekarang masuk dalam deretan negara yang memiliki hutang terbesar di dunia. Oleh karena itu, untuk bisa keluar dari
krisis, maka mutlak diperlukan prestasi dalam berbagai kehidupan dari semua komponen bangsa ini.
Dalam kondisi apapun, sesungguhnya dorongan paling efektif untuk berprestasi adalah bersumber dari diri kita masing-masing. Misalnya, kita
jadikan “budaya berprestasi” sebagai kebutuhan. Memacu diri untuk berprestasi, sudah merupakan “budaya” bagi masyarakat di negara maju.
222 Sebab orang akan dihargai atau dapat menduduki posisi yang penting dalam
berbagai kehidupan karena prestasinya, bukan karena keturunan. Dalam kehidupan masyarakat kita, sesungguhnya kebutuhan untuk
berprestasi telah ada, hanya belum digunakan secara optimal menjadi motor penggerak untuk berprestasi. Misalnya, orang Makasar dan Bugis dikenal
sangat ulet, orang Bali punya semangat hidup yang tinggi, orang Ambon dikenal cinta kemerdekaan, orang Melayu dianggap bergairah, orang Batak,
Aceh, Mandailing, dan Minang di kenal memiliki kemauan keras, orang Jawa dikenal lebih suka kehilangan uang dan penghasilan jika merasa dirinya tidak
diperlakukan sesuai dengan kedudukannya.
Para juara Teknik Mekanik Otomotif Dalam Olimpic Skill SMK Se-Malang Raya 27-29 Juli 2007, Kelompok Teknologi Industri
Sumber: www.smkpgri-sgs.sch.idimageprestasi.JPG
5. Menghargai Setiap Peluang