Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
menempatkan Brecht sebagai pujangga tanpa tanding dalam sejarah sastra abad ke- 20. Karya-karya Brecht lebih mendorong penontonnya untuk berfikir daripada
terlibat dalam cerita dan mengidentifikasi karakter. Brecht mengembangkan bentuk drama yang disebut
episches Theater
yang ide-ide atau pelajaran didaktiknya menjadi unsur penting. Karya-karyanya juga lebih bersifat kritikan
yang ditujukan kepada pemerintahan pada masa itu dan juga menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu Damshäuser, 2004: 7-8.
Bertolt Brecht telah mengarang banyak karya sastra terutama berupa drama. Pengalaman-pengalaman yang ia alami selama masa pemerintahan Adolf
Hitler banyak ia tuangkan ke dalam bentuk naskah drama yang kemudian ia pentaskan di atas panggung. Karya-karyanya yang mendapat apresiasi yang baik,
diantaranya
Baal
1918,
Lux in Tenebris
1919,
Mann ist Mann
1927,
Die Dreigroschenoper
1928,
Die Gewehre der Frau Carrar
1937,
Der gute Mensch von Sezuan
1938-42,
Das Leben des Galilei
1938-53
, Mutter Courage und ihre Kinder
1939,
Herr Puntila und Sein Knecht Matti
1940,
Der Kaukasiche Kreidekreis
1944-1945. Karya Brecht telah diterjemahkan ke dalam sekitar 42 bahasa dan beberapa telah difilmkan pada tahun 1931 dan 1963.
http:mediakompasiana.combuku20110825world-writers-133-bertold- brecht
Isi cerita dalam drama
Furcht und Elend des Dritten Reiches
terjadi tersebar hampir di seluruh wilayah Jerman. Pada awalnya setiap babak terdiri bait
pembukaan yang menunjukkan sekelompok atau kelompok masyarakat. Mereka adalah perwira SS
Schutzstaffel
atau barisan paramiliter NAZI, orang-orang SA
Sturmabteilung
, tahanan KL
Konzenztrationslager
dan penjaganya, dokter, ahli hukum, ahli ilmu pengetahuan alam, kawan seperjuangan, orang tua, janda-
janda dan para anak yatim piatu. Naskah drama
Furcht und Elend des Dritten Reiches
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan karya-karya sastra Bertolt Brecht lainnya, sehingga drama ini layak jadi bahan penelitian. Drama tersebut
dibuat dalam masa pengusirannya oleh pemerintahan Jerman yang berkuasa pada masa itu yang merupakan masa paling sulit baginya. Drama ini melukiskan
kekejaman kaum NAZI, dengan kehidupan sekelompok orang yang menentang kekuasaan pemimpin diktator Jerman Adolf Hitler. Masa ini terkenal sepanjang
sejarah dan menjadi cacatan gelap dalam sejarah Jerman. Masa-masa suram bagi masyarakat yang dianggap musuh oleh Hitler. Kritik sosial yang ada di dalam
drama menarik untuk dikaji karena pengarang membuat drama tersebut dari realita yang terjadi dan yang ia alami. Karya ini terinspirasi dari kehidupan para
imigran di negara Hitler itu. Drama ini dikemas dalam dua puluh empat adegan. Untuk memahami makna naskah drama
Furcht und Elend des dritten Reiches
dalam penelitian ini digunakan teori sosiologi sastra yang dispesifikasikan pada kritik sosial. Sosiologi sastra adalah penelitian yang terfokus pada masalah
manusia. Sastra sering mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam menentukan masa depannya.
Pada umumnya kritik sosial memperoleh masukan melalui sudut pandang Marxis yang menyatakan bahwa ide, konsep dan pandangan dunia individu
ditentukan oleh keberadaan sosialnya. Dengan demikian, kenyataan dibangun secara sosial, kenyataan dengan kualitas mandiri yang tidak tergantung dari
kehendak subjek Ratna, 2010: 119. Karya sastra yang mencerminkan kritik sosial hanya akan tercipta apabila pengarang memiliki kepekaan yang tinggi
dalam masyarakat. Wiyatmi 2009: 97-98 menjelaskan bahwa pendekatan sosiologi sastra
merupakan perkembangan dari pendekatan mimetik yang memahami karya sastra dalam hubungannya dengan realitas dan aspek sosial kemasyarakatan. Pendekatan
tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa keberadaan karya sastra tidak dapat terlepas dari realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Naskah drama ini menggambarkan banyak orang Jerman maupun non Jerman yang pro dan kontra dengan pemerintahan Adolf Hitler. Brecht dalam
karyanya mengkritik pemerintahan sang diktator Hitler dengan menggambarkan kekejaman dan ketakutan masyarakat yang terjadi di bawah rezimnya. Drama ini
sarat dengan permasalahan sosial dan kritik sosial. Oleh karena itu, teori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiologi sastra.
Sastra dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang dimilikinya, potensial untuk menjadi suara alternatif untuk menyampaikan pesan berupa kritik
sosial terutama kepada pemerintah. Banyak karya sastra yang berisi gagasan- gagasan perlawanan yang ditujukan kepada para pemimpin, pemerintah, dan
realitas sosial yang dipandang tidak sesuai dengan harapan dan kepentingan masyarakat. Ini bermakna bahwa di dalam keindahan imajinatif karya sastra ada
kekuatan yang dapat digunakan untuk menyampaikan ktitikan. Tidak jarang kritik yang disampaikan berupa solusi terhadap masalah yang terjadi di masyarakat.
Kritik sosial muncul karena adanya konflik sosial. Konflik sosial itu meliputi ketimpangan sistem sosial, kemiskinan, kebijakan pemerintah yang tidak
merakyat atau ketidakpuasan dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah, konflik antar etnik, ras, dan suku serta berbuah peperangan. Dengan adanya
konflik sosial, masyarakat menyuarakan pendapat, tanggapan, dan celaan terhadap hasil tindakan individu atau kelompok masyarakat. Konflik sosial ini
membuahkan hasil yakni komunikasi di masyarakat dalam bentuk kritik sosial. Permasalahan-permasalahan sosial yang menjadi bahan kritik, pada umumnya
menyangkut politik, ekonomi, sosial-budaya, dan agama. Peneliti akan mengkaji naskah drama Bertolt Brecht, karena seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya Brecht paling intens membahas tema kritik dan sosial. Kritikan Brecht yang ia tuangkan dalam karya sastra mencerminkan
kondisi pamerintahan dan masyarakat pada masa itu. Pemerintah Jerman pada masa itu yang dipimpin oleh Adolf Hitler membuat beberapa kebijakan yang
merupakan gerakan propaganda yang cerdas. Beberapa kebijakan terus dipertahankan hingga saat ini. Salah satu program kesejahteraan masyarakat
terbesar dalam sejarah, yakni bantuan musim dingin. Beberapa pejabat negara dan masyarakat umum turun ke jalan untuk mengumpulkan amal untuk diberikan
kepada orang yang membutuhkan. Mereka membuat poster untuk mendesak masyarakat untuk menyumbangkan bantuan melalui pemerintah daripada
diberikan langsung kepada pengemis. Namun pada kenyataannya tidak semua bantuan diberikan kepada orang yang membutuhkan. Skema modern tentang
perpajakan saat ini meniru sistem ini. Para koruptorlah yang menikmati dana dari
masyarakat. Karya-karya sastra Brecht berupa drama khususnya telah banyak dipentaskan tidak hanya di Jerman sendiri, melainkan di luar negeri seperti
Inggris, Perancis dan Amerika Serikat. Hal tersebut menjadi salah satu alasan peneliti untuk meneliti salah satu naskah drama dari Bertolt Brecht.