Kritik Bertolt Brecht terhadap Masalah Moral
mereka dibawa paksa menuju kantor polisi untuk diinterogasi lebih lanjut. Istri menganggap orang yang berurusan dalam dunia politik terutama tentang hal-hal yang
berlawanan dengan NAZI pantas mendapatkan perlakuan kasar. Hal tersebut sesungguhnya tidak dapat dibenarkan. Membuat orang lain menderita apalagi terluka
merupakan tindakan yang buruk. Sikap tidak bermoral karena merugikan orang lain inilah yang tidak seharusnya terjadi. Manusia bersifat moral kendatinya hidup dengan
selalu berbuat baik, jujur dan adil. Kritik Brecht dalam masalah moral di atas berupa penolakan sikap bermoral yakni, membuat orang lain dalam golongannya menderita
dan menerima perlakuan kasar dari pihak lainnya demi kepentingan pribadi. Lebih lanjut mengenai masalah moral yang ada dalam drama ini terdapat pada
babak kesepuluh yang berjudul
Der Spitzel
yang berarti mata-mata. Babak ini menggambarkan rasa curiga sepasang suami istri teradap anak laki-laki mereka. Anak
laki-laki mereka yang bernama Karl-Heinrich bergabung dengan
Hitlerjugend
yang tidak lain adalah mata-mata muda untuk NAZI. Karl-Heinrich tiba-tiba menghilang di
sela pembicaraan kedua orang tuanya pengenai isi berita di koran dan membandingkan kehidupan yang nyaman di masa lalu. Mereka cemas jika Karl-
Heinrich mendengar percakapan mereka dan melaporkannya kepada NAZI. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
DER MANN Warum bist du denn so nervös, wenn der Junge mal weggeht? DIE FRAU Was haben wir denn geredet ?
DER MANN Was hat das damit zu tun ? DIE FRAU Du bist so unbeherrscht in letzter Zeit.
DER MANN Ich bin zwar nicht unbeherrscht in der letzten Zeit, aber selbst wenn ich unbeherrscht wäre, was hat das damit zu tun, daß der Junge weg ist ?
DIE FRAU Aber du weißt doch, daß sie zuhören.
DER MANN Und? DIE FRAU Und Und wenn er es dann herumerzählt? Du weißt doch, was sie
jetzt immer hineinreden in sie in der HJ. Sie werden doch direkt aufgefordert, daß sie alles melden. Es ist komisch, daß er so still weggegangen ist.
Brecht, 1997: 454
SUAMI Mengapa kau begitu gugup jika anak laki-laki kita pergi? ISTRI Apa yang telah kita bicarakan tadi ?
SUAMI Apa hubungannya dengan kepergian anak kita? ISTRI Kau tidak bisa menguasai diri sendiri akhir-akhir ini.
SUAMI Aku jelas bukannya tak terkendali akhir-akhir ini, tetapi meskipun aku tak terkendali, apa hubungannya dengan anak kita yang pergi ?
ISTRI Tetapi kau tahu bahwa mereka mendengarkan. SUAMI Dan ?
ISTRI Dan Dan jika ia bercerita ke sana-sini? Kau tahu pasti bagaimana mereka sekarang selalu mencampuri urusan orang lain di
HJ
. Mereka dituntut secara langsung, untuk melaporkan semuanya. Aneh, karena ia pergi diam-
diam.
Dari kutipan di atas terlihat percakapan antara suami istri yang mulai cemas karena anak laki-laki mereka pergi tanpa mereka ketahui. Sang isteri yang dipanggil
Frau Furcke
merasa gugup dan cemas dengan kepergian anaknya. Akan tetapi sang suami menganggap bukan masalah besar jika anak laki-
laki mereka pergi. Kata “
der Junge
” pada kutipan di atas merujuk pada anak laki-laki mereka yang bernama Karl- Heinrich Furcke. Ia bergabung dalam
Hitlerjugend
, yang disingkat menjadi HJ. Semua anggota HJ
diharuskan melaporkan semua percakapan aneh atau dianggap menentang NAZI. Mereka diajarkan untuk memiliki pandangan yang jelas tentang
apa yang terjadi di sekitar mereka dan dengan tegas mengungkapkannya. Suami
Frau Furcke
yang bernama Karl Furcke bekerja di sebuah sekolah sebagai guru, pendidik generasi muda.
Frau Furcke
khawatir jika anak mereka telah mendengarkan pembicaraan mereka. Pembicaraan mengenai isi-isi berita di koran
yang mereka anggap hanya berita bohong dan berita sampah yang tak layak
disebarkan. Seluruh media massa telah dikendalikan NAZI. Mereka menyortir semua berita yang harus disampaikan kepada masyarakat.
Frau Furcke
mencurugai anak laki-lakinya. Suami istri Furcke merasa bahwa Karl-Heinrich adalah mata-mata
Hitler.
Frau Furcke
merasa sangat khawatir jika Karl-Heinrich melaporkan semua pembicaraan mereka kepada NAZI.
Rasa curiga dan tidak mempercayai seseorang merupakan tanda kemunduran sifat moral. Ketika salah satu anggota keluarga yang memiliki rasa patriotisme
terhadap NAZI, anggota keluarga lainnya akan terus merasa cemas dan takut dengan apa yang mereka ucapkan di manapun. Perasaan cemas dan takut tersebut
menghasilkan rasa curiga dan hilangnya kepercayaan terhadap anggota keluarga sendiri. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa sifat moral menunjukkan
kondisi mental. Hal tersebut membuat orang tetap berani dan bersemangat mengenai isi hati atau perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan. Akan tetapi sifat-sifat
bermoral seperti tetap berani dan bersemangat tidak dapat tercapai di bawah kepemimpinan Hitler.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah moral yang dikritik Brecht dalam drama ini adalah adanya sikap amoral yakni, membuat orang
lain dalam golongannya menderita dan menerima perlakuan kasar dari pihak lainnya demi kepentingan pribadi. Tindakan buruk yang merugikan pihak lain berupa
menyakiti orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak ada manusia yang pantas mendapat perlakuan kasar dari orang lain apapun alasannya.
Kemunduran sifat-sifat moral seperti berbohong atau tidak jujur, mencurigai orang lain karena rasa cemas dan takut.