Latar Tempat Latar Waktu
dengan konsep-konsep epik dalam teater. Brecht menginginkan sebuah teater yang analitis, teater yang membangkitkan daya kritis penonton terhadap
persoalan-persoalan yang sedang diperbincangkan di atas panggung Haryati, dkk, 2009: 51.
Brecht akhirnya mampu memadukan konsep-konsep epik tentang teater dengan wacana-wacana marxisme dalam karyanya. Ia adalah penentang aliran
Realisme Sosialis yang menyukai ilusi, realistik, kesatuan formal dan pahlawan- pahlawan yang “positif”. Ia menyebut alirannya ini sebagai “Anti-Aliran
Aristoteles”. Aristoteles menekankan universalitas dan kesatuan aksi tragik, pengenalan penonton dan pahlawan dengan empati yang menghasilkan “katarsis”
perasaan. Brecht berpendapat, dramawan hendaknya menghindari alur yang dihubungkan secara lancar dan sesuatu arti yang tak terelakkan atau keuniversalan
Selden,1996: 30-31. Brecht 1957: 19-20 telah membuat tabel perbandingan yang berisi
perbedaan-perbedaan teorinya dengan teori Aristoteles. Dari tabel tersebut terlihat jelas bahwa teater epik begitu kontras perbedaannya dengan teater dramatik
Aristoteles. Ini membuktikan bahwa Brecht sangat tegas menolak teori yang dirumuskan Aristoteles. Tetapi ada satu hal yang disetujui oleh Brecht dari
pendapat Aristoteles, yakni fungsi menghibur. Teater epik memiliki ciri yang berbeda dengan teater Aristoltelian.
Perbedaan dari teater aritotelian dan teater epik menurut Haryati, dkk 2009: 54- 55 adalah:
Tabel 1: Perbandingan Teori Teater Aristoteles dan Teori Teater Epik
Aristotelische Form des Theaters
bentuk teater Aristoteles
Epische Form des Theaters
bentuk teater epik
Handelnd
lakuan
erzählend
naratif
verwickelt den Zuschauer in eine Bühnenaktion
melibatkan penonton dalam aksi panggung
Macht den Zuschauer zum Betrachter
membuat penonton
menjadi pengamat
verbraucht seine Aktivität
menghabiskan aktifitasnya
weckt seine Aktivität
membangkitkan aktifitasnya
ermöglicht ihm Gefühle
membekali penonton dengan sensasi
erzwingt von ihm Entscheidungen
memaksa penonton
mengambil keputusan
Erlebnis
pengalaman
Weltbild
gambaran dunia
der Zuschauer
wird in
etwas hineinversetzt
penonton diposisikan menjadi sesuatu
er wird gegenübergesetzt
penonton diposisikan berseberangan
Suggestion
anjuran saran
Argument
argumentasi
die Empfindungen werden konserviert
perasaan-perasaan naluriah
diawetkan bis
zu Erkenntnissen getrieben
dibawa ke suatu pengenalan
der Zuschauer
steht mittendrin
,
miterlebt
penonton berada di tengah- tengah, mengalami
der Zuschauer
steht gegenüber,
studiert
penonton berada
berseberangan, berpikir
Der Mensch als bekannt vorausgesetzt
keberadaan manusia diterima sebagai kebenaran
Der Mensch ist Gegenstand der Untersuchung
keberadaan manusia sebagai objek penyelidikan
Der unveränderliche
Mensch
manusia tidak dapat berubah
Der veränderliche und verändernde Mensch
manusia senantiasa berubah
Spannung aus den Ausgang Spannung aus den Gang
ketegangan