Penokohan Hakikat Drama sebagai Karya Sastra

pendapat Haryati, dkk 2009: 24, teks utama Haupttext berisikan tentang apa yang tokoh katakan pada tokoh lain dalam alur cerita yang fiktif; teks samping Nebentext berisikan informasi yang diberikan pengarang pada pembaca khususnya para aktor dan sutradara. Der Haupttext enthält, was die Figuren innerhalb der erfundenen Bühnenhandlung zueinander sagen; der Nebentext enthält dem gegenüber Mitteilungen des Autors an den Leser speziell an die Schauspieler und den Regisseur . Dalam naskah drama, Haupttext atau teks utama dapat berupa dialog, maupun juga monolog. Marquaß 1998: 9 menyebut monolog sebagai Selbstgesprächen percakapan individual. Dialog adalah percakapan antara dua orang atau lebih Gesprächen von zwei oder mehr Figuren . Marquaß 1998: 18 mengatakan bahwa informasi dalam Nebentext ditujukan kepada pembaca naskah, dalam hal ini sutradara dan para pemain, yang akan menampilkan karya tersebut. Terutama, pengarang menjelaskan bagaimana gambaran panggung dan tindakan nonverbal seperti apa yang harus ditampilkan. Informationen im Nebentext wenden sich an die Leser des Dramas, speziell an den Regisseur und die Schauspieler, die das Stück aufführen wollen. Hauptsächlich erläutert der Autor, wie er sich das Bühnenbild vorstellt und welche nonverbalen Aktionen die Schauspieler ausführen sollen. Keduanya, baik Haupttext maupun Nebentext sangat penting untuk memunculkan konflik yang membangun keseluruhan isi cerita dalam drama. Dari uraian di atas, hal yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya terletak pada dialog dan monolog. Dua orang tokoh atau lebih sedang bercakap-cakap disebut dialog, sedangkan tokoh yang bercakap-cakap dengan dirinya sendiri disebut monolog.

4. Latar atau

setting Latar dalam naskah drama, yang meliputi latar tempat, waktu, dan suasana akan ditunjukkan dalam teks samping Wiyatmi, 2009: 51. Latar tempat tidak berdiri sendiri. Berhubungan dengan waktu dan ruang.Latar waktu juga berarti apakah lakon terjadi di waktu siang, pagi, sore, atau malam hari. Ruang dapat berarti ruang dalam rumah atau luar rumah, tetapi juga dapat berarti lebih mendetail, ruang yang bagaimana yang dikehendaki penulis lakon Waluyo, 2001: 23. Marquaß 1998: 48-51 membedakan unsur latar menjadi 2 unsur pokok, yaitu latar tempat dan latar waktu.

a. Latar Tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Ada dua jenis latar tempat yang terdapat dalam sebuah naskah drama, yaitu konsep latar visual dan konsep latar verbal. 1 Das visuelle Raumkonzept : das Bühnenbild soll so echt und ausführlich aussehen, dass die Illusion eines echten Schauplatzes erzeugt wird. Konsep latar visual: gambaran panggung harus tampak asli dan detail yang menghasilkan ilusi tempat pertunjukan yang nyata. 2 Das verbale Raumkonzept : Die Vorstellung des konkreten Schauplatzes entsteht erst in die Fantasie des Zuschauers und wird durch die Äußerungen der Figuren hervorgerufen. Konsep latar verbal: ide tempat pementasan yang konkret terbentuk dari fantasi penonton dan muncul melalui ungkapan-ungkapan tokoh- tokohnya.

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Marquaß 1998:

Dokumen yang terkait

Kritik Sosial Dalam Drama Loker Karya Yulhasni : Analisis Sosiologi Sastra

3 91 68

Kritik Sosial dalam Naskah Drama Cannibalogy Karya Benny Yohanes dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

52 294 162

Kritik Sosial dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA

0 5 13

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 2 17

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

2 8 12

ASPEK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA “NYAI ONTOSOROH” KARYA FAIZA MARDZOEKI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Sosial Dalam Naskah Drama “Nyai Ontosoroh” Karya Faiza Mardzoeki: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 12

ASPEK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA “NYAI ONTOSOROH” KARYA FAIZA MARDZOEKI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Sosial Dalam Naskah Drama “Nyai Ontosoroh” Karya Faiza Mardzoeki: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 13 12

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

1 11 11

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

3 13 10

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

0 11 22