tubuh tertentu karena darah yang membeku. Tahun 1943-1944 Jerman terdesak di semua bagian. Sekutu berhasil menembus benteng pertahanan Jerman yang sangat
kuat di sepanjang garis pantai Atlantik. Di dalam persembunyiannya di dalam
Bunker
, sampai akhir hayatnya Hitler tidak mau menyerahkan diri dan memilih untuk bunuh diri.
3. Organisasi dan Pendidikan
Partai NAZI menyensor seluruh media massa dan radio. Buku-buku yang dianggap berbahaya, langsung dibakar. Dia juga menyensor apa yang diajarkan para
guru di sekolah, sembari menyebarkan materi propaganda cinta NAZI sebagai mata pelajaran wajib. Semua orang tunduk patuh pada keinginan Hitler dan NAZI. Tidak
ada orang yang berani mengkritik keputusan Hitler dan kebijakan-kebijakan Partai NAZI Pambudi, 2007: 45.
Pada tahun 1933 NAZI menghancurkan organisasi-organisasi pemuda mandiri dan pergerakan pemuda dalam bangunan NAZI. Pemerintahan NAZI melaksanakan
pemusnahan semua organisasi pemuda mandiri atau membuat mereka melebur bersama ke dalam Pemuda Hitler
Hitlerjugend
. Hal tersebut dilakukan secara ilegal, namun polisi tidak berbuat apa-apa.
Hitlerjugend
atau disingkat HJ merupakan salah satu kelompok pemuda terbesar di dunia, berseragam ataupun tidak berseragam.
Hampir 97 pemuda Jerman yang memenuhi syarat tergabung dalam HJ. Para pemuda Jerman mendapat pelatihan berupa keterampilan secara fisik dan psikologi
mengenai ideologi NAZI. Hal tersebut merupakan peran penting dalam persiapan
perang Jerman. Pada akhir tahun 1938, HJ merupakan sumber utama untuk para anggota SS
Schutzstaffel
di masa depan.
4. Media dan Kebudayaan
Pemerintahan NAZI menguasai hampir semua aspek kehidupan rakyat Jerman. Seluruh media massa dan buku-buku disensor peredarannya. Tidak ada buku
yang bisa terbit tanpa persetujuan NAZI. Koran-koran harian dan majalah mingguan maupun bulanan dikendalikan Nazi. Banyak anggota NAZI ditempatkan sebagai
editor. Meutiawati, dkk 2007: 143 menggambarkan bahwa pada Mei 1933, berkobar-kobar nyala api membakar buku-buku yang merupakan lambang pengucilan
terhadap semua pengarang, ilmuwan, wartawan dan semua seniman yang menentang NAZI. Semua aliran seni modern-surealis, ekspresionis, dadaisme
– dicap oleh NAZI sebagai sebuah “kemunduran”, serta “non Jerman”. Ribuan lukisan raib dari
museum.
NAZI menempatkan banyak
loudspeakers
atau pengeras suara di jalan-jalan dan bar-bar atau kedai minum. Bioskop-bioskop hanya menayangkan film bertema
pro NAZI dengan harga tiket yang murah, contohnya mengenai kejayaan NAZI seperti film
Leni Riedenstahl
. Seluruh jaringan radio juga disensor. Orang-orang Jerman hanya boleh mendengar radio dengan gelombang pendek untuk mendengar
propaganda NAZI. Orang yang mendengarkan siaran asing atau luar negeri seperti BBC milik Inggris akan dihukum mati. Kesenian musik
jazz
yang sangat digemari rakyat kecil pun dilarang dan dianggap sebagai
black music
atau musik hitam, musik yang berasal dari orang-orang negro atau kulit hitam. Para artis pun diharuskan
menampilkan tokoh ras Arya yang gagah berani agar dapat dicontoh rakyat. Pada tahun 1936 Berlin menjadi tuan rumah diadakannya Olimpiade yang diikuti berbagai
negara dengan berbagai macam jenis olahraga yang diperlombakan. 5.
Non Arya
Bukan rahasia lagi jika NAZI mengutamakan ras Arya. Ras Yahudi menjadi target utama yang harus disingkirkan dari Jerman. Hitler menganggap ras Arya
sebagai ras superior, sedangkan ras selain itu dianggap sebagai manusia rendah
Untermenschen
. Golongan yang termasuk dalam manusia rendah di Jerman adalah orang-orang
Gypsy
yang dipandang sebagai „tidak berguna‟ dan orang-orang kulit hitam. NAZI tidak hanya meninykirkan ras-ras tertentu namun golongan-golongan
yang dianggap tidak layak seperti pengemis dan pemulung, para pemabuk, cacat dan sakit jiwa. Tahun 1939 NAZI mulai membunuh orang-orang yang memiliki sakit
mental termasuk bayi dan anak-anak. Pada tahun 1935, Hitler mengesahkan Undang-undang Nürnberg mengenai
status Yahudi di Jerman. Ruang gerak orang Yahudi dibatasi. Kewarganegaraan mereka di Jerman dicabut. Akibatnya mereka dikeluarkan dan sulit mendapatkan
pekerjaan serta melakukan aktivitas di bidang apapun. Mereka yang masih bertahan umumnya hanya bekerja di sektor informal dengan upah yang sangat rendah. Semua
keturunan Yahudi teruama anak-anak dilarang masuk ke sekolah-sekolah negeri. Undang-undang tersebut juga melarang pernikahan orang-orang Jerman dengan
Yahudi dan non Arya lainnya serta menyebabkan masalah diskriminasi lainnya terhadap Yahudi dan non Arya.