Media dan Kebudayaan Latar Belakang Sejarah Jerman Pada Zaman Pemerintahan Adolf Hitler

Pada November 1938 terjadi anarkisme massal. Massa NAZI secara brutal membunuh orang-orang Yahudi yang kemudian membuat kerusuhan di pemukiman- pemukiman orang Yahudi. NAZI memprovokasi orang-orang Yahudi dan mereka yang terpancing langsung dieksekusi. Lebih dari 30.000 orang Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi Pambudi, 2007: 47.

C. Kondisi Sosial Historis Masyarakat Jerman yang Tercermin dalam Naskah

Drama F urcht und Elend des Dritten Reiches

1. Kepemimpinan Adolf Hitler

Gaya kepemimpinan yang diadopsi Hitler adalah diktator-otokratik dengan menerapkan prinsip pemimpin Führerprinzip . Prinsip ini bergantung pada kepatuhan absolut semua bawahannya kepada pemimpin mereka. Hitler melihat strukur pemerintahan sebagai sebuah piramida, dengan ia sendiri sebagai pemimpin puncak. Hitler menjadi pondasi dari semua legislasi atau pembuat undang-undang. Dengan kebangkitan dari pemerintahan diktator Hitler, Führerprinzip memandu semua aspek kehidupan orang-orang Jerman. Semua harus mematuhinya tanpa terkecuali. Dari berbagai sumber, Adolf Hitler sering disebut sebagai salah satu diktator yang paling kejam di dunia. Pada saat itu terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap orang-orang non-Arya. Hitler juga memberlakukan kebijakan-kebijakan ultrarasialis. Dalam drama Furcht und Elend des Dritten Reiches beberapa kali Brecht meng gunakan frasa “ Heil Hitler ”. Frasa tersebut diteriakkan oleh para pendukung Hitler sebagai doa, dukungan ataupun salam terhadap pemerintahan rezim Adolf Hitler yang digunakan sehari-hari sebagai pengganti salam. Babak ketiga yang berjudul Das Kreidekreuz menceritakan suatu hari pada tahun 1933 di Berlin di dapur sebuah rumah. Seorang tentara SA yang sedang mengunjungi pacarnya yang bekerja sebagai pelayan. Beberapa orang berkumpul di dapur. Pelayan tersebut memberi makan pacarnya dan kemudian mengambilkan bir di luar dapur. Seraya menunggu birnya, tentara SA berkeliling di sekitar dapur seolah- olah sedang memeriksa sesuatu. Ia kemudian membantu seorang juru masak mengangkat ketel. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu dapur, adik laki-laki juru masak datang berkunjung. Tentara SA dan seorang supir yang sedang berada di dapur memberi salam “ Heil Hitler ” kepada tamu yang mengetuk pintu. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut. Es klopft am Kücheneingang. DIE KÖCHIN Das ist mein Bruder. Der bringt die Radiolampe. Sie läßt ihren Bruder, einen Arbeiter, ein. DIE KÖCHIN Mein Bruder. DER SA-MANN UND DER CHAUFFEUR Heil Hitler Der Arbeiter murmelt etwas, was zur Not Heil Hitler geheißen haben kann. Brecht, 1997: 431-432 Seseorang mengetuk pintu dapur. JURU MASAK Itu saudara laki-lakiku. Dia membawa Radiolampe . Dia membiarkan masuk saudara laki-lakinya yang seorng pekerja. JURU MASAK Saudara Laki-lakiku. PRIA SA DAN SUPIR Heil Hitler Pekerja menggerutu sesuatu yang sekilas bisa disebut “ Heil Hitler ”. Seorang pekerja yang baru saja tiba bergabung dengan sekumpulan orang di dapur. Pekerja yang diketahui bernama Franz Lincke adalah saudara laki-laki juru masak yang bekerja di rumah tersebut. Juru masak yang bernama Minna memperkenalkan saudara laki-lakinya kepada seorang tentara SA dan supir yang kebetulan juga berada di dalam dapur. Tentara SA yang biasa dipanggil Theo dan supir yang bernama Herr Francke itu menyapa dengan Heil Hitler . Akan tetapi sepertinya Franz Lincke bukanlah orang yang mendukung pemerintahan NAZI. Ia membalas sapaan Theo dan Herr Francke dengan suara lirih seperti orang yang sedang menggerutu sesuatu. Orang-orang Jerman menggunakan seruan Heil Hitler ketika bertemu dan berpisah satu sama lain. Seruan tersebut resmi dan diwajibkan kepada seluruh rakyat Jerman atas perintah langsung Adolf Hitler. Seseorang merentangkan tangan kanannya ke atas dan berseru dengan lantang Heil Hitler Makna Heil Hitler sendiri merujuk pada Hitler yang merupakan pemimpin tertinggi Jerman sebagai penyelamat Negara. Babak ketiga tersebut terjadi di Berlin pada tahun 1933 yang merupakan masa awal pemerintahan Hitler. Ia berorasi di mana-mana bahwa ia ingin Jerman kembali pada masa kejayaan dulu. Oleh sebab itu rakyat harus menjadi satu dalam partai NAZI. Heil Hitler adalah seruan untuk menyatukan rakyat dengan NAZI dengan mengagung-agungkan Adolf Hitler. Brecht dalam drama ini menggunakan kata “ Führer ” berkali-kali dalam untuk merujuk pada Adolf Hitler sebagai pemimpin tertinggi di Jerman. Pada babak kedua belas yang berjudul Arbeitsdienst terdapat seorang pekerja muda dan seorang mahasiswa sedang menyekop tanah. Mereka berada di Lüneburger Heide , sebuah tempat kerja untuk para tenaga kerja di bawah pengawasan pemerintah NAZI.

Dokumen yang terkait

Kritik Sosial Dalam Drama Loker Karya Yulhasni : Analisis Sosiologi Sastra

3 91 68

Kritik Sosial dalam Naskah Drama Cannibalogy Karya Benny Yohanes dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

52 294 162

Kritik Sosial dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA

0 5 13

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 2 17

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

2 8 12

ASPEK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA “NYAI ONTOSOROH” KARYA FAIZA MARDZOEKI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Sosial Dalam Naskah Drama “Nyai Ontosoroh” Karya Faiza Mardzoeki: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 12

ASPEK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA “NYAI ONTOSOROH” KARYA FAIZA MARDZOEKI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Aspek Sosial Dalam Naskah Drama “Nyai Ontosoroh” Karya Faiza Mardzoeki: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 13 12

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

1 11 11

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

3 13 10

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

0 11 22