2. Permasalahan Sosial
Gejala-gejala yang wajar di dalam masyarakat merupakan telaah utama dari sosiologi. Adapun gejala-gejala yang wajar tersebut antara lain: norma-
norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga kemasyarakatan, proses sosial dan kebudayaan serta perwujudannya. Tidak semua gejala-gejala tersebut
berjalan secara normal seperti yang dikehendaki oleh masyarakat yang bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal.
Hal tersebut karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala
tersebut dinamakan masalah-masalah sosial. Masalah-masalah sosial punya hubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Masalah tersebut bersifat sosial karena berkaitan dengan hubungan antar manusia dan di dalam kerangka bagian-bagian kebuayaan yang normatif Dirdjosisworo,
1985: 180-181.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah
masyarakat, dan lain sebagainya.
Ahmadi 2002: 100 mendefinisikan masalah sosial sebagai segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum atau suatu kondisi perkembangan yang
terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi. Masalah tersebut
mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap warga masyarakat
secara keseluruhan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga
menyebabkan kepincangan ikatan sosial. E.
Kritik Sosial dalam Sastra
1. Kritik Sosial
Ratna 2010: 119 menjelaskan bahwa kritik sosial termasuk dalam ilmu sastra, pada umumnya memperoleh masukan melalui sudut pandang Marxis,
bahwa ide, konsep dan pandangan dunia individu ditentukan oleh keberadaan sosialnya. Kenyataan yang demikian dibangun secara sosial, kenyataan dengan
kualitas mandiri yang tak tergantung dari kehendak subjek. Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial. Dalam arti bahwa
kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan-gagasan baru sembari menilai gagasan lama untuk perubahan sosial. Dengan adanya kritik sosial diharapkan
terjadi perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Kritik sosial sebaiknya bersifat kritik yang membangun sehingga tidak hanya berisi kecaman, celaan, atau
tanggapan terhadap situasi, tindakan seseorang atau kelompok. Hal ini diperlukan agar kritik sosial tidak menimbulkan permusuhan dan konflik sosial. Konflik
sosial dapat disampaikan melalui berbagai cara, mulai dari ungkapan-ungkapan
sindiran hingga melalui pertunjukan sosial, kesenian, seni sastra dan media massa Abar, 1997: 49-50.
Adanya pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hasil karya seorang pengarang akan memunculkan kritik sosial terhadap ketimpangan yang terjadi
dalam masyarakat. Sastra yang mengandung kritik akan lahir di masyarakat jika terjadi hal-hal yang kurang wajar dalam kehidupan sosial masyarakat.
2. Kritik Sosial dalam Sastra
Damono 2002: 11 menjelaskan bahwa karya sastra dapat menampilkan gambaran kehidupan masyarakat. Berbagai hal atau peristiwa dalam masyarakat
dapat mempengaruhi pikiran pengarang atau mengendap dalam pikirannya sehingga lahirlah sebuah karya. Sastra dengan ini berarti tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat. Dalam karya sastra tercermin gambaran tentang struktur sosial, hubungan kekeluargaan, pertentangan kelas, dan lain-lain.
Berkat kemampuan
dan kepekaannya,
seorang sastrawan
dapat menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Jadi selain sebagai alat
yang menghibur, suatu karya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, antara lain menuliskan kritik terhadap masyarakat. Banyak karya sastra yang bernilai
tinggi yang di dalamnya menampilkan pesan-pesan kritik sosial Nurgiyantoro, 2002: 330.
Sementara itu, menurut Sikana 2006: 400-404, karya sastra merupakan sebuah cerminan masyarakat, sebuah dokumentasi sosial, dan sebuah wadah bagi
protes sosial. Pada bagian lain dikatakannya pula bahwa teks sastra dapat dianalisis dalam kaitannya dengan isu politik, ekonomi, budaya, dan aspek-aspek