memaksa orang lain untuk mematuhi perintahnya, melainkan hanya bisa menghimbau dan menganjurkan.
Mekanisme lain yang harus dijalankan dalam pemerintahan adalah kekuasaan
power
. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan orang lain, dalam hal ini kekuasaan memiliki unsur yang tidak dimiliki oleh
pengaruh, yaitu kemampuan untuk memadamkan perlawanan dan menjamin tercapainya keinginan penguasa itu.
Aspek terakhir yang dalam mekanisme politik adalah kekuasaan
authority
. Kekuasaan
dapat diartikan
sebagai kemampuan
untuk menggunakan kekerasan. Kekuasaan dapat melawan keinginan orang dan
membuatnya patuh pada peraturan atau kebijakan yang dtetapkan penguasa pemerintahan, walaupun dengan menggunakan jalan-jalan kekerasan.
Kritik sosial masalah politik berkaitan dengan masalah kekuasaan
power
, pengambilan keputusan
decision making
, kebijakan politik
public policy
, dan alokasi atau distribusi
allocation or distribution
.
c. Kritik Sosial Masalah Sosial-Budaya
Abdulkadir 2005: 5 menjelaskan bahwa manusia makhluk sosial artinya manusia sebagai individu tidak akan mampu hidup sendiri dan
berkembang sempurna tanpa hidup bersama dengan individu manusia yang lain. Manusia harus hidup bermasyarakat, artinya saling berhubungan dan
berinteraksi satu sama lain dalam kelompoknya dan juga dengan individu di luar kelompoknya guna memperjuangkan dan memenuhi kepentingannya.
Penjelasan Abdulkadir selanjutnya adalah manusia makhluk budaya yang artinya manusia itu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena
sejak lahir sudah dibekali dengan unsur akal, rasa, dan karsa yang membedakannya dengan makhluk hewan. Sebagai makhluk budaya, manusia
hanya mampu mengembangkan diri dan budayanya apabila berhubungan bergaul dengan manusia lain. Dalam hubungan tersebut, manusia
mempertimbangkan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bermanfaat dan amna yang merugikan.
Pertimbangan ini merupakan dasar terjadinya sistem nilai budaya yang menjadi norma hidup bermasyarakat.
Warga masyarakat menyatukan diri dalam tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kesatuan tempat dan ikatan alamiah. Alasan pertama karena mata
pencaharian yang sama, sehingga penerapan asas gotong royong dan tolong menolong lebih efektif dan efisien. Kedua adalah keturunan etnis yang sama,
budaya yang sama yang mengikat mereka, sehingga berkembang rasa solidaritas kelompok untuk hidup bersama dan saling melindungi di tempat
yang sama Abdulkadir, 2005: 45. Masalah sosial budaya adalah peristiwa atau kejadian yang timbul
akibat interaksi sosial dalam kelompok masyarakat atau antara kelompok masyarakat guna memenuhi suatu kepentingan hidup, yang dianggap
merugikan salah satu pihak atau masyarakat secara keseluruhan. Masalah tersebut bersumber pada perbedaan sosial budaya yang dianggap merugikan
kepentingan pihak lain, sehingga dapat memicu terjadinya konflik.
Masalah-masalah sosial budaya ditujukan terhadap kondisi kehidupan bermasyarakat seseorang dengan kelompok lingkungannya yang sudah tidak
lagi menerapkan asas gotong royong. Anggota masyarakat kehilangan sikap solidaritas kelompok untuk hidup bersama dan lebih mementingkan
kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama.
d. Kritik Sosial Masalah Moral
Abdulkadir 2005: 68-69 menjelaskan mengenai konsep moral, moral adalah kebiasaan berbuat baik, sedangkan kebiasaan berbuat buruk disebut
amoral. Nilai moral adalah nilai atau hasil perbuatan yang baik, bermoral artinya mempunyai kebiasaan berbuat baik. Moral bersifat kodrati, artinya
sejak diciptakan Tuhan, manusia sudah dibekali dengan sifat-sifat baik, jujur dan adil. Moral bersifat asasi, yaitu sifat yang diturunkan Tuhan kepada
manusia agar selalu berbuat baik, jujur, adil dan itu adalah benar serta bermanfaat bagi perilaku sendiri dan juga bagi orang lain masyarakat tempat
ia hidup. Manusia
ketika dilahirkan
bukan hanya
dikaruniai potensi
individualitas dan sosialitas, melainkan juga potensi moralitas atau kesusilaan. Dalam diri manusia ada kemampuan untuk berbuat kebaikan dalam arti susila
atau moral, seperti bersikap jujur, dan bersikapberlaku adil Siswoyo, 2008: 12.
Moral menunjukkan kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; tentang isi hati atau perasaan
sebagaimana terungkap dalam perbuatan Susilawati, dkk, 2009: 7.