menyayangi, melindungi, menghargai, menguntungkan, menyenangkan dan membahagiakan yang dirasakan sebagai keindahan hidup. Aspek kehidupan
tidak manusiawi diungkapkan melalui sikap dan perbuatan yang merugikan, menggelisahkan dan menjadikan manusia menderita karena dirasakan tidak
adil, tidak bertanggung jawab, jelek dan jahat. Dalam realita, ada pula yang menanggapi manusia lain serta lingkungan
hidupnya secara tidak manusiawi, mengabaikan nilai manusia lain guna memenuhi kepentingannya sendiri. Bertindak kasar, sewenang-wenang,
menyakiti, membuat orang menderita, bahkan dimusnahkan. Sumber masalah pada tingkat pemahaman dan kesadaran yang sangat rendah terhadap nilai
manusia dan kehidupan manusiawi, dan menjadi sebab timbulnya konflik kemanusiaan yang merugikan manusia lain.
Dengan demikian, kritik sosial mengenai masalah kemanusiaan ditujukan terhadap tindakan-tindakan seseorang atau sekelompok orang yang
menyakiti secara fisik kepada orang lainnya, bertindak kasar, membuat orang lain menderita dan melakukan tindakan-tindakan tidak manusiawi yang
merugikan dan menyengsarakan orang lain.
f. Kritik Sosial Masalah Agama dan Kepercayaan
Agama, menurut Durkheim via Faruk, 2010: 30 merupakan institusi penting yang menopang integrasi sosial. Gagasan mengenai yang suci dalam
agama, sesuatu yang berbeda dari yang keseharian, sesuatu yang melampaui dunia keseharian yang nyata, merupakan simbol dari keberadaan kolektivitas
yang transenden, yang mengatasi dunia pengalaman keseharian.
Bentuk-bentuk ciri khas dari kepercayaan dan pemujaan, misalnya, kepercayaan kepada dewa-dewa atau Tuhan; kebaktian atau penyembahan
kepada-Nya, kepercayaan kepada yang sakral dan yang
profane,
kepercayaan kepada wahyu atau pencarian keselamatan dan kebahagiaan hidup Latif, dkk,
2006 : 46. Agama bisa menjadi kekuatan sosial yang luar biasa. Oknum-oknum
tertentu bisa saja memanipulasi suatu agama dan para pengikutnya demi kepentingan-kepentingan tertentu, yang seringkali malah bertentangan dengan
semangat ajaran agama. Tetapi, setiap orang yang berkehendak baik, bersama- sama, bisa juga menggunakan agama demi perdamaian dunia.
Manusia sebagai makhluk yang berkebudayaan mempunyai kodrat
hanif
; artinya berwatak cinta kepada yang benar dan baik, sehingga ia selalu cinta kepada kesucian dan kebenaran. Sumber kebenaran itu berasal dari Yang
Maha Mutlak, yaitu Tuhan yang menjadi sumber dari segara kebenaran. Adapun faedah beragama adalah dapat menjadi pedoman dan petunjuk dalam
hidup. Agama memberikan bimbingan dalam hidup ke arah hidup yang lebih baik dan menjadi penolong dalam mengatasi berbagai persoalan atau kesukaran
hidup. Agama juga dapat memberikan ketentraman batin bagi mereka yang dapat menghayati dan mengamalkan agama dengan sebaik-baiknya Mubarok,
2006:55. Kritik sosial masalah agama dan kepercayaan yang ditujukan terhadap
masalah terkekangnya kehidupan beragama sesorang, beribadah dengan