Kentongan sebagai Alat Peringatan Terjadinya Bencana

95 2 Memberikan pemahaman bagi warga sekolah dan para pemangku kepentingan yang tekait dengan sekolah mengenai upaya-upaya mitigasi bencana yang diinterasikan dengan pembelajaran. 3 Meningkatkan koordinasi, partisipasi, dan ketrampilan dalam upaya mitigasi bencana di tingkat sekolah. Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak RM yang menyatakan bahwa: “Kalau tujuan kebijakan mitigasi itu ya biar warga sekolah itu punya bekal menghadapi erupsi Merapi mbak. Yang paham biar gak cuma gurunya, tapi siswanya juga. Itu diadakan simulasi itu biar warga sekolahnya trampil kalau misalnya terjadi erupsi. Nanti masalah evakuasi kan ada kerja sama dengan Balai Desa sama BPBD.” Berdasarkan data-data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan kebijakan mitigasi bencana adalah untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesadaran warga sekolah terkait dengan mitigasi bencana. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan instansi pemerintah terkait dan simulasi bencana.

b. Perumusan Kebijakan Mitigasi Bencana

Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru menunjukkan data tentang proses pembuatan kebijakan yang disusun dengan dimensi kearifan lingkungan yang dilakukan melalui musyawarah. Berikut hasil wawancara dengan Bapak RM. “Iya itu kan ada koordinasi antara sekolah dengan desa. Biasanya sekolah diundang untuk membahas yang tentang bencana itu.” Hal senada juga disampaikan oleh Bapak SY. “Ha iya to mesti. Itu juga dulu melibatkan BPBD Magelang. Warga diundang, perwakilan SD ini, sama BPBDitu untuk mbahas Merapi itu Mbak. Jadi warga itu ditanyai misalnya tanda-tanda Merapi itu apa 96 saja, nah itu terus dirumuskan sama BPBD, terus mbikin buku buat disebarluaskan.” Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan kebijakan mitigasi bencana dilakukan melalui musyawarah dengan warga masyarakat, BPBD, melalui desa. Hasil musyawarah tersebut kemudian diintegrasikan dalam bentuk RPP dan kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah.

c. Program Kebijakan Mitigasi Bencana

Kebijakan mitigasi bencana yang ada di SD Negeri Ngablak merupakan kebijakan lanjutan dari program yang diadakan oleh BPBD sebelumnya. Hal ini terdapat pada dokumen berupa Prosedur Tetap yang digunakan sekolah dalam menjalankan program kebijakan mitigasi bencana. Kebijakan mitigasi bencana ini dilaksanakan dengan menjalankan beberapa program sebagai berikut. 1 Menjalin kerja sama dengan instansi terkait dalam membuat materi pembelajaran yang terkait dengan mitigasi bencana; 2 Menjalin kerja sama dengan instansi terkait dalam mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan bencana; dan 3 Mengintegrasikan materi kebencanaan dalam pembelajaran danatau kegiatan sekolah. Bapak RM juga menyatakan bahwa ada beberapa program yang pernah dilaksanakan di SDN Ngablak terkait dengan kebencanaan. “Program mitigasi bencana itu dulu awalnya dari BPBD itu mbak, PRB Pengurangan Resiko Bencana itu nama programnya. Ya itu, ada kerja sama bikin materi kebencanaan itu, terus ada simulasi juga itu 97 yang mengadakan itu dari Save The Children, hasilnya juga ada Protap sama RPP itu untuk diintegrasikan pas kegiatan di sekolah, langsung di sekolah mengadakan kegiatan itu juga.” Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Bapak SY. “Iya memang ada kerja sama dengan beberapa lembaga. Kan itu kegiatannya macem-macem mbak. Saya juga sebagai salah satu perwakilan guru dari Srumbung, ikut seminar kebencanaan dari Program PRB itu. Bikin RPP juga itu. Terus juga dari BPBD itu mendampingi siswa-siswa mengikuti study tour ke Borobudur, ke Museum Gunung Merapi, ada simulasi juga. Macem- macem mbak.” Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa SD Negeri Ngablak telah melaksanakan program-program yang terkait dengan mitigasi bencana seperti kerja sama dalam membuat materi kebencanaan dalam bentuk RPP yang diintegrasikan dengan materi lainnya.

d. Implementasi Kebijakan Mitigasi Bencana

1 Struktural a Konstruksi Gedung Sekolah Gambar 9. Gerbang Sekolah