Pengertian Bencana Bencana Gunung Merapi

39 3 Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh; 4 Menghargai budaya lingkungan; 5 Membangun partisipasi dan kemitraan publi serta swasta; 6 Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanana, dan kedermawanan; dan 7 Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Rumusan tujuan di atas secara garis besar bertujuan untuk mengurangi dampak negatif yang diakibatkan oleh bencana. Dampak negatif terjadinya bencana menjadi perhatian khusus bagi setiap warga. Hal ini dikarenakan kejadiannya yang secara tiba-tiba dan mengakibatkan banyak kerugian. Namun ada pakar geografi yang justru berpendapat bahwa sumber terjadinya bencana adalah manusia itu sendiri. Jared Diamond 2005 dalam Jaya Murjaya 2010: 148 merumuskan beberapa alasan mengapa manusia menjadi sumber terjadinya bencana. 1 Manusia gagal ‘membaca’ adanya bencana dan cara mengantisipasinya 2 Manusia gagal melihat adanya bencana meskipun bencana sudah di depan mata 3 Manusia memilih tindakan rasional namun justru menjerumuskan. 4 Manusia gagal mendapatkan solusi untuk mengatasi persoalan yang dihadapi 40

d. Tahapan-Tahapan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Manusia bertindak tidak masuk akal yang seringkali diakibatkan oleh fanatisme pada kepercayaan tertentu. Hal ini kemudian berdampak kurang menguntungkan bagi manusia itu sendiri sehingga terjadinya bencana menimbulkan kerugian. Akibat yang ditimbulkan dari bencana pun berbeda- beda. Beberapa skala bencana tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 1. Skala Bencana Skala Tingkat Bahaya Manusia Bangunan A B C D Ringan Menengah Berat Dahsyat Cedera Luka Parah Cacat Permanen Meninggal dunia Rusak ringan Rusak sedang Rusak parah Hancur Sumber: S. Arie priambodo 2009: 23 Skala-skala di atas menunjukkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi ketika ada bencana. Maka dari itu perlu upaya khusus terkait dengan kebencanaan. Terdapat serangkaian tindakan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 33 sebagai berikut. 1 Prabencana Hal-hal yang termasuk dalam tahapan prabencana seperti kondisi tidak sedang terjadinya bencana dan tidak saat terdapat potensi terjadinya bencana. Pada tahapan awal ini tindakan yang dilakukan bersifat