Keyakinan terhadap Keberadaan Gunung Merapi sebagai Anugrah
88 yang dekat sungai. Itu yang bisa mendengar kan orangnya ganti-ganti
juga mbak. Merata itu mbak. Soalnya itu mistik. Terus ada suara orang menangis tapi nggak ada orangnya. Biasanya kedengarannya malam
hari, terus besok paginya terjadi lahar dingin. Kalau nggak, suara gamelannya pagi, malamnya nanti ada lahar dingin. Biasanya suara
gamelan- gamelannya itu kalau nggak subuh ya maghrib itu. Itu sumbernya dari sungai, sungai putih. Kalau nggak musik ya
kedengeran ada suara wanita menangis mbak.” Selain tanda-tanda dari isyarat melalui mimpi, kejadian, dan firasat
atau tanda-tanda metafisik. Tanda-tanda bencana secara fisik telah dipersiapkan
melalui upaya
mitigasi bencana
seperti mengikuti
perkembangan pengamatan terhadap aktivitas Gunung Merapi dan melihat tanda-tanda dari alam. Hal ini diungkapkan oleh Bapak RM.
“Kalau Merapi mau meletus itu biasanya cuacanya panas sekali. Itu pohon-pohon pada layu daunnya. Selain itu, binatang-binatang yang
dari gunung pada turun ke kampung-kampung. Terus juga ini, terdengar suara seperti gemuruh-
gemuruh itu.” Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Bapak SY sebagai berikut.
“Kalau tanda-tanda dari alam itu yang paling jelas hewan-hewan dari gunung itu pada turun ke kampung mbak. Seperti monyet sama babi
hutan itu, terus pohon- pohon bambu itu pada retak. ‘Kreteeeeeekkk’
keras sekali itu suaranya, terus terdengar bunyi gemuruh, ini pohon- pohon ini daunnya pada layu. Ya seperti itu mbak kalau tanda dari
alam.” Begitu pula Bapak AY yang mengungkapkan tanda-tanda alam ketika
akan terjadi bencana. “Merapi meletus itu mesti ada ciri-cirinya kok mbak. Dari alam saja
itu kera atau monyet sama babi hutan itu pasti nggak tahan sama suhu panas di gunung. Jadi mereka mesti turun ke kampung-kampung.
Daun-daun itu pada layu. Y begitu-b
egitu itu biasanya.” Pernyataan yang hampir sama juga diungkapkan oleh Bapak WH.
“Ya biasanya kalau nggak yang tanda-tanda yang nggak kelihatan ya itu biasanya hewan-hewan dari gunung pada turun. Kayak kera itu.
89 Sama celeng babi hutan. Kan biasanya Merapi kalau mau meletus itu
lavanya kelihatan mbak dari rumah saya. Warnanya merah menyala gitu.”
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
persepsi infroman atas tanda bencana dibedakan menjadi dua, yaitu tanda metafisik dan tanda fisik. Tanda bencana yang bersifat metafisik misalnya
seperti mimpi, firasat, maupun kejadian-kejadian lain. Sedangkan tanda fisik misalnya seperti suhu udara yang meningkat, pepohonan layu, pohon bambu
yang retak, hewan-hewan gunung yang turun ke perkampungan warga, terdengar suara gemuruh, dan terlihatnya lava pijar di puncak Gunung
Merapi berwarna merah menyala.