74 tidak terlibat dalam aktivitas yang dilakukan oleh subyek penelitian. Sugiyono
2013: 312 mengatakan bahwa peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa sedang melakukan
penelitian. Sehingga, sumber data telah mengetahui tentang keberadaan peneliti di lapangan. Selain itu peneliti juga tersamar dalam observasi agar
mendapatkan data terkait. Dalam penelitian ini observasi atau pengamatan dilakukan ketika proses
pembelajaran berlangsung untuk mengetahui aktivitas pembelajaran di kelas IV, V, dan VI, mengamati bentuk bangunan sekolah, mengamati artefak-
artefak yang ada di sekolah, dan mengamati aktivitas warga sekolah.
2. Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang sifatnya lebih mendalam. Sugiyono 2013: 317 mengemukakan
bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan maknanya dalam
suatu topik tertentu. Ada beberapa jenis teknik wawancara antara lain yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak
terstruktur. Pada penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara semiterstruktur.
Sugiyono 2013: 320 mengemukakan bahwa wawancara semiterstruktur sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dengan tujuan untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Artinya, pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam pelaksanaan wawancara
75 ini bersifat lebih bebas jika dibandingkan dengan wawancara terstruktur yang
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis dan telah disediakan alternatif jawabannya.
Pemilihan wawancara semiterstruktur ini dikarenakan penelitian ini mengungkap tentang kebijakan mengenai mitigasi bencana gunung api yang
berbasis kearifan lingkungan di SDN Ngablak. Maka dari itu, data-data yang dikumpulkan termasuk meminta pendapat danatau ide-ide dari subyek
penelitian. Pertimbangan inilah yang kemudian dijadikan landasan pemilihan teknik pengumpulan data melalui wawancara semiterstruktur.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen diperlukan untuk menggali data-data danatau makna- makna yang terjadi di masa lalu dan masa kini atas penafsiran ulang subyek
penelitian terhadap obyek penelitian atau peristiwa tertentu. Tadjoer Ridjal 2012: 142-143 mengemukakan pendapatnya mengenai dokumen, yaitu
rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi, dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan
konteks rekaman peristiwa tersebut. Pengertian dokumen sering dibedakan dengan record. Guba dan Licoln 1981 dalam Lexy J. Moleong 2007: 216-
217 mendefinisikan record sebagai setiap pernyataan tertulis yang disusun seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau
menyajian akunting. Sedangkan dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan
seorang penyidik.