Tahapan-Tahapan Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

44 Keterangan gambar: 1 Inti Bumi Core Merupakan lapisan paling dalam dari struktur bumi, lapisan inti bumi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu inti luar outer core yang diyakini berwujud cair dan inti dalam inner core yang diyakini berwujud padat. 2 Selimut Mantle Lapisan selimut mantel menempati bagian di bawah kerak bumi. Selimut ini di bagi menjadi 3 bagian, yaitu Litosfer yang berwujud padat, Astenosfer berwujud agak kental dan Mesosfer dengan wujud padat. Lapisan mantel bersifat melindungi bagian yang lebih dalam dari struktur bumi inti bumi. 3 Kerak bumi Crust Lapisan ini berada paling atas dalam struktur bumi dengan tebal rata-rata antara 10-50 km. Wujud lapisan ini pada umumnya berupa materi-materi padat. Kerak bumi terdiri dari dua sub lapisan yakni lapisan granitis yang didominasi oleh batuan granit dan lapisan basaltik yang kebanyakan tersusun dari materi basalt yang bersifat basa. Heru Setiawan, 2010: 42 Moch. Munir dalam Heru Setiawan 2010: 43-45 membedakan macam-macam gunung api berdasarkan bentuknya. 1 Gunung Api Perisai Gunung api perisai terbentuk oleh aliran magma cair yang encer sehingga pada waktu keluar dari lubang kepundan, magma meleleh ke semua arah 45 dalam jumlah yang besar dan menutup daerah yang luas. Erupsi dari gunung api perisai ini adalah dengan meleleh effusive. Contoh: Gunung api Mauna Loa, Kilauea di Hawaii. 2 Gunung Api Kerucut Strato Gunung api kerucut di susun oleh materi erupsi yang kebanyakan berupa iroklastis. Magma yang bersifat asam, kental, dan banyak mengandung gas sehingga erupsinya meledak explosive. Materi-materi piroklastik tersebut diendakan sedikit demi sedikit sampai terbentuk kerucut vulkan. Kadang bahan erupsinya berganti-ganti antara piroklastis dan lava sehingga kelihatan berlapis-lapis. Gunung api seperti ini disebut Composite Cone kerucut campuran atau ada juga yang menyebut Stratovolcanoes. Kebanyakan gunung api di Indonesia termasuk dalam gunung api kerucut. 3 Gunung Api Maar Gunung api maar terbentuk karena letusan eksplosif sebuah dapur magma yang relatif kecil dan dangkal sehingga dengan sekali erupsi. Setelah itu tidak ada lagi aktivitas yang terjadi dari gunung tersebut. Bentuk gunung maar biasanya melingkar, di samping itu erupsinya berupa gas sehingga di sekitar kepundan habis terkiki gas dan meninggalkan lubang besar seperti kubangan. Meskipun tergolong eksplosif meledak, erupsi gunung api maar bersifat lemah. Namun demikian sangat berbahaya, karena gas- gas beracun yang dikeluarkan. Biasanya pada pertama kali terjadi ledakan 46 dahsyat yang menghempaskan sebagaian besar tubuh gunung, selanjutnya aktivitas gas yang dominan. Contoh: Gunung Lamongan. Erupsi gunung api terjadi karena adanya pergerakan magma dari inti bumi yang menekan keluar menuju permukaan bumi. Magma yang keluar melalui lubang bumi tersebutlah yang dimaksud dengan gunung. Adanya pergerakan tersebut bertujuan agar struktur bumi tetap terjaga kestabilannya. Maka dari itu, tidak heran jika erupsi gunung api disertai dengan kejadian gempa tektonik. Priambudi 2009: 66 mengatakan ada beberapa gejala umum yang terjadi sebelum terjadi erupsi gunung api. Gejala-gejala yang sering terjadi sebelum terjadi letusan gunung antara lain seperti munculnya awan panas, terjadinya gempa vulkanik lingkungan, adanya suara gemuruh dari perut gunung, dan hewan-hewan yang turun dari pegunungan. Sebutan Ring of Fire bagi Indonesia dikarenakan Indonesia berada di dalam lingkaran gunung berapi. Artinya ada banyak sekali gunung api di Indonesia. Tercatat sekitar 127 gunung api dan sebanyak 76 gunung api yang masih aktif. Salah satu diantaranya adalah Gunung api Merapi yang merupakan gunung api teraktif di Indonesia bahkan di dunia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang mengakumulasikan interval erupsi gunung terkaktif ini sekitar 2 hingga 7 tahun. Sulistiyorini 2001: 6-7 membedakan bahaya Gunung Merapi menjadi dua yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer adalah bahaya yang ditimbulkan secara langsung oleh letusan Gunung Merapi, yaitu akibat 47 dari lava, batu, pasir, dan awan panas yang mengalir, meluncur, atau menyebar dengan kecepatan tinggi disertai suhu yang amat panas. Dampak dari bahaya ini adalah merusak atau mematikan segala macam kehidupan yang dilanda. Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya yang ditimbulkan oleh banjir lahar dan hujan, yang sifatnya sangat deras. Sehingga apabila terjadi pembelokan atau peluapan aliran lahar akan menimbulkan bencana di daerah yang dilewati. Terjadinya banjir lahar dingin ini karena adanya hujan deras di lereng bagian atas. Selain beberapa kerugian dan ancaman bahaya yang ditimbulkan, erupsi Merapi juga mendatangkan manfaat yang dapat digunakan oleh masyarakat. Manfaat-manfaat tersebut oleh Achmad A. M. 2009: 59 dikemukakan sebagai berikut. 1 Penyubur Lahan Pertanian, karena semburan benda padat, cair, dan gas hasil erupsi mengandung unsur-unsur yang dapat menyuburkan tanah. 2 Sumberdaya Energi, dihasilkan dari energi panas bumi yang keluar dari gunungapi yang dapat digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. 3 Sumberdaya Bahan Galian Industri, material yang dikeluarkan dari gunung api dapat dijadikan bahan galian industri seperti yarosit, belerang, tawas, dan bongkahan batu serta kerikil. 4 Sumberdaya Lingkungan, proses erupsi akan diikuti dengan hujan lebat yang menjadikan daerah lereng gunung sebagai tempat konservasi air.