Kegunungapian Bencana Gunung Merapi
47 dari lava, batu, pasir, dan awan panas yang mengalir, meluncur, atau
menyebar dengan kecepatan tinggi disertai suhu yang amat panas. Dampak dari bahaya ini adalah merusak atau mematikan segala macam kehidupan
yang dilanda. Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya yang ditimbulkan oleh
banjir lahar dan hujan, yang sifatnya sangat deras. Sehingga apabila terjadi pembelokan atau peluapan aliran lahar akan menimbulkan bencana di daerah
yang dilewati. Terjadinya banjir lahar dingin ini karena adanya hujan deras di lereng bagian atas.
Selain beberapa kerugian dan ancaman bahaya yang ditimbulkan, erupsi Merapi juga mendatangkan manfaat yang dapat digunakan oleh
masyarakat. Manfaat-manfaat tersebut oleh Achmad A. M. 2009: 59 dikemukakan sebagai berikut.
1 Penyubur Lahan Pertanian, karena semburan benda padat, cair, dan gas
hasil erupsi mengandung unsur-unsur yang dapat menyuburkan tanah. 2
Sumberdaya Energi, dihasilkan dari energi panas bumi yang keluar dari gunungapi yang dapat digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga
listrik. 3
Sumberdaya Bahan Galian Industri, material yang dikeluarkan dari gunung api dapat dijadikan bahan galian industri seperti yarosit, belerang,
tawas, dan bongkahan batu serta kerikil. 4
Sumberdaya Lingkungan, proses erupsi akan diikuti dengan hujan lebat yang menjadikan daerah lereng gunung sebagai tempat konservasi air.
48 5
Daerah Tujuan Wisata, kesuburan tanah yang ada di lereng gunung api menjadikan pohon-pohon tumbuh lebat dan padat yang menjadi
pemandangan alam yang dicari oleh para wisatawan. Wimpy S. Tjetjep 2002: 5 mengatakan bahwa semua hal yang
berhubungan dengan alam, terutama gunung api, mesti dilakukan dengan seni. Hal ini dikarenakan gunung api adalah suatu misteri yang prosesnya
sangat panjang sebelum terjadi erupsi. Dari sekian ribu gunung api, belum dapat diketahui secara pasti gunung api mana yang akan meletus dalam
waktu dekat. Hal ini mengingatkan manusia pada masa awal thun 80-an. Saat itu ahli vulkanologi sedang berkonsentrasi pada Gunung Merapi, akan
tetapi gunung yang menyemburkan uap panasnya adalah gunung yang ‘tertidur’ selama 63 tahun, yaitu Gunung Galunggung di Jawa Barat. Hal ini
menunjukkan bahwa masih sulitnya mendeteksi gunung yang akan meletus. Tabel 2. Data Waktu, Kerusakan, dan Dampak Akibat Erupsi Gunung Merapi
No. Waktu Tahun
Lokasi KejadianKerusakan Dampak
1. 1672
Borobudur, Magelang Korban 3.000 orang kerusakan lain
tidak diketahui pasti. 2.
1822 Borobudur, Magelang
Korban 100 orang, kerusakanlain tidak diketahui pasti.
3. 1832
September Borobudur, Magelang
Korban 800 orang, kerusakan lain tidak diketahui pasti.
1832 Desember
Borobudur, Magelang Korban 32 orang, kerusakantidak
diketahui pasti. 4.
1872 Borobudur, Magelang
Korban 200 orang, kerusakan lain tidak diketahui pasti.
5. 1888
Borobudur, Magelang Terjadi letusan sedang, korban dan
kerusakan lain tidak diketahui pasti.
6. 1904
Borobudur, Magelang Korban16 orang, kerusakan lain
tidak diketahui pasti. 7.
1920 Borobudur, Magelang
Korban 35 orang, kerusakan lain tidak diketahui pasti.
8. 1930
Borobudur, Magelang Korban 1.369 orang, 1.109 rumah
hancur, dan
2.140 ternak
hilangmati.
49 Lanjutan Tabel 2. Data Waktu, Kerusakan, dan Dampak Akibat Erupsi
Gunung Merapi
9. 1933
Kali Kuning, Sendang Tirto Korban
manusia dan
tempat tinggal tidak diketahui pasti, 5
hektar sawah rusak. 10.
1956 Borobudur, Magelang
Korban tidak diketahui pasti, 2 rumah hancur.
11. 1961
Borobudur, Magelang Korban 32 orang, 109 rumah
hancurrusak, dan 19 ternak mati hilang.
12. 1964
Borobudur, Magelang Korban 64 orang, 144 rumah
hancurrusak, dan
59 ternak
matihilang. 13.
1969 7 Januari
Borobudur, Magelang Korban 3 orang, 91 rumah hancur
rusak, dan kerusakan lain tidak diketahui pasti.
1969 8 Januari
Kali Krasak, Srumbung,
Magelang Korban 3 orang, kerusakan lain
tidak diketahui pasti. 14.
1969 26 Januari
Kali Bebeng, Kali Gendol, Salam
Korban manusia tidak diketahui pasti, 221 rumah, 245 hektar lahan
pertanian dan pemukiman, 10 jembatan hancur rusak.
15. 1971
Kali Opak, Boko, Kali Kuning, Maguwo
Korban manusia dan kerusakan tempat pemukian tidak diketahui
pasti, 10 hektar lahan pertanian hancur rusak.
16. 1973
Kali Bedog, Wonokerto Korban manusia dan kerusakan
lain tidak diketahui pasti, 29 hektar lahan pertanian dan pemukiman
hancur rusak.
17. 1974
26 januari Kali Gendol
Korban manusia dan kerusakan lahan pertanian tidak diketahui
pasti, 9 rumah hancur rusak. 1974
22 Oktober Bebeng
Korban 9 orang, 6rumah hancur rusak, kerusakan lahan pertanian
tidak diketahui pasti. 1974
21 November Bebeng
Korban manusia dan kerusakan lain tidak diketahui pasti, 10
rumah hancur rusak. 1974
6 Desember Krasak
Korban manusia dan kerusakan lain tidak diketahui pasti, 4 rumah
rusak berat. 18.
1975 Krasak
Korban manusia
dan lahan
pertanian tidak diketahui pasti, 114 rumah hancur rusak, 2 pilar
jembatan rusak. 19.
1976 Kali Bebeng, Magelang
Muntilan Kali Putih, Cabe Kali Senowo, Dukuh
Korban 28 orang dan 382 rumah, 5 jembatan, 2 mobil, serta 2 ternak
mati hilang. 20.
1984 Kali Krasak Salam
Korban dan
kerusakan tidak
diketahui pasti. 21.
1986 Krasak, Kricak, Tempel
Nglumut, Ngepos Korban 1 orang dan 1 truk hanyut.
50 Lanjutan Tabel 2. Data Waktu, Kerusakan, dan Dampak Akibat Erupsi
Gunung Merapi
22. 1987
Kali Putih, Magelang Korban dan kerusakanlain tidak
diketahui pasti, 1 truk terbenam. 23.
1994 Bebeng
Desa Purwobinangun,
Harobinangun, Girikerto,
Wonokerto, Umbulharjo,
Kabupaten Sleman Korban 63 orang meninggal, 17
orang rawat inap di rumah sakit, 40 rumah rusak, 137 ternak mati,
dan 155 hektar lahan perkebunan, 20 hektar lahan tanaman pangan,
684 hektar hutan, serta 8.716 meter pipa air bersih rusak.
Sumber: Departemen PU Kesulitan dalam mendeteksi aktivitas gunung api berdampak pada
kuantitas kerugian. Apabila deteksi dini dapat dilakukan dengan mudah, maka kuantitas kerugian akibat terjadinya erupsi dapat diminimalisir. Tabel
di atas merupakan data waktu, kerusakan, dan dampak akibat aktivitas Gunung Merapi.
Berdasarkan tabel kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh Gunung Merapi tersebut hal yang dapat dilakukan oleh manusia yaitu bukan
menghentikan aktivitas Gunung Merapi, melainkan memahami dan menyadari bahwa mereka tinggal di daerah yang rawan bencana. Bencana
erupsi memang menimbulkan kerugian, namun hal ini dapat dikurangi kuantitasnya melalui pengurangan resiko bencana atau mitigasi bencana
yang terkait dengan gunung api.