31
2009:25 berpendapat bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya, karena masing-masing model
pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila sudah diujicobakan pada materi tertentu.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran banyak macamnya. Model pembelajaran yang baik adalah
model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan yang akan dicapai. Maka pada penelitian ini ditetapkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif cooperative learning yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam membuat hiasan busana.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif cooperative learning berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama
dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen Isjoni, 2009:22.
Anita Lie 2010 menyebut pembelajaran kooperatif dengan istiah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang
memberi kesempatan pada peserta didik untuk bekerja sama dengan
32
siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur. Lebih jauh dikatakan Coopertive Learning
hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau satu tim yang didalamnya siswa bekerja secara terarah
untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anngota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja. Menurut Egent
dan kauchak dalam Trianto 2009:58, pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok stategi pembelajaran yang melibatkan
siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran Isjoni, 2009:15.
Beberapa ahli menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep yang
sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerja sama dan membantu teman. Dalam
pembelajaran kooperatif, peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas
33
interaksi dan komunikasi yang berkualitas dan dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya Isjoni,
2009:16. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan jumlah
anggota kelompok berkisar antara 4-6 orang dan bersifat heterogen. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan
kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk dapat terlibat aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar.
b. Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperatif