135
Guru lebih melakukan interaksi dengan siswa, memberikan perhatian dan bimbingan langsung kepada siswa sehingga siswa lebih berani
mengungkapkan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan kepada guru. Guru lebih mengingatkan lagi tentang pentingnya kerjasama dalam
kelompok, karena keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok tujuannya agar siswa lebih meningkatkan kerjasama dalam
kelompok sehingga membuat siswa meningkatkan kerjasama dalam kelompoknya. Guru juga bersikap lebih tegas kepada siswa sehingga
siswa tidak seenaknya dalam pembelajaran. Sehingga berdampak pada peningkatan motivasi belajar siswa dalam membuat hiasan busana.
2. Motivasi Belajar Siswa dalam Membuat Hiasan Busana Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Motivasi belajar siswa dalam membuat hiasan busana merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang timbul karena faktor
instrinsik dan ekstrinsik,yang berfungsi untuk mendorong siswa belajar
membuat hiasan busana sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan
melakukan kegiatan belajar dengan semangat yang tinggi, penuh percaya diri, terarah dan akan selalu semangat untuk selalu belajar dan belajar
sampai didapat prestasi yang maksimal. Motivasi belajar siswa dalam membuat hiasan busana melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dilihat dari aspek motivasi belajar yaitu inisiatif aktivitas belajar
136
siswa, usaha belajar siswa serta ketepatan penyelesaian tugas yang diberikan.
Pada siklus I, dari 30 siswa yang mengikuti pembelajaran membuat hiasan busana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
terdapat 5 siswa 16,7 tergolong sangat tinggi, 16 siswa 53,3 tergolong tinggi dan 9 siswa 30 tergolong rendah. Data tersebut
merupakan hasil pengamatan motivasi belajar siswa secara keseluruhan. Berikut ini dipaparkan motivasi belajar siswa berdasarkan aspek motivasi
belajar. Pada aspek inisiatif aktivitas belajar siswa terdapat 8 siswa 26,7 tergolong sangat tinggi, 14 siswa 46,7 tergolong tinggi dan 8
siswa 26,7 tergolong rendah. Pada aspek usaha belajar siswa terdapat 2 siswa 6,7 tergolong sangat tinggi, 16 siswa 53,3 tergolong tinggi
dan 12 siswa 40 tergolong rendah. Sedangkan pada aspek ketepatan penyelesaian tugas terdapat 18 siswa 60 tergolong sangat tinggi, 10
siswa 33,3 tergolong tinggi dan 82 siswa 6,7 tergolong rendah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
dalam membuat hiasan busana melalui model pembelajaran kooperatif relatif tinggi, terbukti siswa berminat, mempunyai perhatiaan dan
semangat saat mengikuti pelajaran membuat hiasan busana. Namun, ketekunan, ketelitian, dan konsentasi siswa masih kurang dalam belajar
dan mengerjakan tugas membuat hiasan busana yang diberikan serta kurang aktif berdiskusi sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal
dan belum dapat mengumpulkan tugas tepat waktu.
137
Penerapan model pembelajaran jigsaw melibatkan siswa berperan aktif dan dapat mengatasi kebosanan siswa terhadap metode pembelajaran
yang biasa digunakan oleh guru, sehingga timbul kesenangan dari diri siswa pada saat kegiatan pembelajaran. Selain itu melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw setiap siswa mengajarkan sesuatu. Dengan adanya tanggung jawab mengajarkan sesuatu kepada siswa lain,
maka mendorong siswa untuk belajar, sehingga dapat meningkatkan dorongan dan kebutuhan belajar siswa. Namun hasil yang dicapai pada
siklus I belum optimal karena masih ada 9 siswa 30 yang tergolong motivasi rendah, sehingga belum mencapai kriteria keberhasilan yang
ditetapkan. Hal ini disebabkan karena siswa kurang terbiasa dengan tahapan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan masih
menyesuaikan diri dengan anggota kelompoknya. Sedangkan guru kurang tegas dan kurang berinteraksi dengan dengan siswa sehingga respon yang
diberikan siswa masih kurang ketika diberikan kesepatan untuk bertanya. Pada siklus II dari 30 siswa yang mengikuti pembelajaran membuat
hiasan pada busana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
yang telah melalui upaya perbaikan, terdapat 19 siswa 63,3 tergolong sangat tinggi dan 11 siswa 46,7 tergolong tinggi. Data
tersebut merupakan hasil pengamatan motivasi belajar siswa secara keseluruhan. Berikut ini dipaparkan motivasi belajar siswa berdasarkan
aspek motivasi belajar. Pada aspek inisiatif aktivitas belajar siswa terdapat 15 siswa 50 tergolong sangat tinggi dan 15 siswa 50 tergolong
138
tinggi. Pada aspek usaha belajar siswa terdapat 11 siswa 36,7 tergolong sangat tinggi dan 19 siswa 63,3 tergolong tinggi. Sedangkan pada
aspek ketepatan penyelesaian tugas terdapat 30 siswa 60 tergolong sangat tinggi. Dari data tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa dalam membuat hiasan busana melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tergolong tinggi terbukti siswa berminat mengikuti
pelajaran membuat hiasan pada busana, mempunyai perhatian siswa terhadap pembelajaran dan semangat menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan. Akibatnya, siswa lebih tekun, teliti, berkonsentrasi dalam belajar dan mengerjakan tugas membuat hiasan busana yang diberikan,
aktif berdiskusi sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal dan dapat mengumpulkan tugas tepat waktu.
Pengamatan terhadap motivasi belajar siswa pada siklus II dengan tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang
telah melalui upaya perbaikan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam membuat hiasan busana. Hal ini ditunjukkan semua siswa
memperlihatkan motivasi belajar yang positif, yaitu 19 siswa 63,3 tergolong sangat tinggi dan 11 siswa 36,7. Pada siklus II siswa lebih
terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Siswa sudah lebih mengerti apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik
dalam pembelajaran. Masing-masing siwa sudah mempersiapkan dengan baik untuk mengajarkan materi kepada siswa lain. Setiap siswa menjadi
lebih termotivasi untuk belajar dan aktif dalam pembelajaran membuat
139
hiasan pada busana. Guru mencoba membuat suasana menjadi lebih akrab dan komunikatif serta memberikan motivasi dengan intensitas yang lebih
tinggi kepada siswa sehingga siswa merasa nyaman dalam pembelajaran. Guru lebih melakukan interaksi dengan siswa, memberikan perhatian dan
bimbingan langsung kepada siswa sehingga siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan kepada guru.
Guru lebih mengingatkan lagi tentang pentingnya kerjasama dalam kelompok, karena keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan
kelompok tujuannya agar siswa lebih meningkatkan kerjasama dalam kelompok sehingga membuat siswa meningkatkan kerjasama dalam
kelompoknya. Guru juga bersikap lebih tegas kepada siswa sehingga siswa tidak seenaknya dalam pembelajaran.
3. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Membuat Hiasan Busana