3.3.4.2 Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan N-
Heksana Daun BenaluKakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao dibuat larutan induk 1000 ppm, dengan melarutkan 0,025 g ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana
dengan pelarut etanol p.a dalam labu takar 25 ml. Kemudian dari larutan induk 1000 ppm dibuat larutan 100 ppm. Dari larutan 100 ppm dibuat variasi
konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppmdan 80 ppm untuk diuji aktivitas antioksidannya.
3.3.4.3 Uji Aktivitas Antioksidan
a. Uji Aktivitas Antioksidan Larutan Blanko
Sebanyak 2,5 ml etanol absolut ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0,3 mM dalam tabung reaksi, dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap.
Kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 515 nm.
b. Uji Aktivitas Antioksidan Sampel
Sebanyak 5 ml ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao Dendropthoe pentandra L. Miq. ditambahkan dengan 1 ml larutan DPPH 0,3
mM dalam tabung reaksi, dihomogenkan dan dibiarkan dalam ruang gelap selama 30 menit. Lalu diukur absorbansinya dengan panjang gelombang maksimum 515
nm. Dilakukan perlakuan yang sama untuk konsentrasi 40, 60 dan 80 ppm.
3.3.4.4 Pembuatan Variasi Konsentrasi Vitamin C
Vitamin C dibuat larutan induk 1000 ppm, dengan melarutkan 0,025 g vitamin C dengan pelarut etanol p.a dalam labu takar 25 ml. Kemudian dari larutan induk
1000 ppm dibuat larutan 100 ppm. Dari larutan 100 ppm dibuat variasi konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm untuk diuji aktivitas
antioksidannya.
3.3.4.5 Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C
Sebanyak 0,5 mg vitamin C ditambahkan dengan 1 ml larutan DPPH 0,3 mM dalam tabung reaksi, dihomogenkan dan dibiarkan dalam ruang gelap selama 30
menit. Lalu diukur absorbansinya dengan panjang gelombang maksimum 515 nm. Dilakukan perlakuan yang sama untuk konsentrasi 10, 15 dan 20 ppm.
3.3.5 Uji Sifat Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana
Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
3.3.5.1 Pembuatan Media NutrientAgar NA
Sebanyak 7 g nutrient agar dimasukkan dalam erlenmeyer lalu dilarutkan dalam 250 ml aquadest dan dipanaskan hingga semua larut dan mendidih. Lalu
disterilkan di autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit.
3.3.5.2 Pembuatan Media Agar Miring dan Stok Kultur Bakteri
Kedalam tabung reaksi yang steril dimasukkan 3 ml media nutrient agar steril, didiamkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi miring
membentuk sudut 30-45
o
. Biakan bakteri Staphylococcus aureus dari strain utama diambil dengan jarum ose steril lalu diinokulasikan pada permukaan media
nutrient agar miring dengan cara menggores, kemudian diinkubasi pada biakan bakteri.
3.3.5.3 Pembuatan Media Mueller Hinton Agar MHA
Sebanyak 19 g serbuk Mueller Hinton Agar dimasukkan dalam erlenmeyer lalu dilarutkan dalam 500 ml aquadest dan dipanaskan hingga semua larut dan
mendidih. Disterilkan di autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit.
3.3.5.4 Penyiapan Inokulum Bakteri
Sebanyak 3,25 g Nutrient Broth dilarutkan dengan 250 ml aquadestdalam erlenmeyer dan dipanaskan hingga semua larut dan mendidih, kemudian
disterilkan diautoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit dan didinginkan. Lalu koloni bakteri Staphylococcus aureus diambil dari stok kultur menggunakan
jarum ose steril kemudian disuspensikan ke dalam 10 ml media nutrient broth steril dalam tabung reaksi dan diinkubasikan pada suhu 35 ± 20
o
C selama ± 3 jam, lalu dibandingkan kekeruhannya dengan kekeruhan standar mcfarland. Hal yang
sama juga dilakukan untuk koloni bakteriStaphylococcus aureusdan Escherichia coli.
3.3.5.5 Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-
Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra L. Miq. dibuat dalam berbagai konsentrasi dengan menimbang
ekstrak masing-masing sebanyak 100 mg, 150 mg, 200 mg, 250 mg, 300 mg, 350 mg, 400 mg, 450 mg dan 500 mgkemudian dilarutkan masing-masing 1 ml
DMSO. Konsentrasi ekstrak adalah 100 mgml, 150 mgml, 200 mgml, 300 mgml, 350 mgml, 400 mgml, 450 mgml dan 500 mgml.
3.3.5.6 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana
Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Sebanyak 0,1 ml inokulum Staphylococcus aureus dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media Mueller Hinton Agar sebanyak 15 ml dengan
suhu 45-50
o
C dihomogenkan sampai media dan bakteri tercampur rata, kemudian dibiarkan sampai memadat. Dimasukkan kertas cakram yang telah direndam
dengan ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao dengan berbagai variasi konsentrasi kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri,
kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2
o
C selama 18 jam. Selanjutnya diukur diameter zona hambat di sekitar kertas cakram dengan jangka
sorong. Dilakukan dengan cara yang sama terhadap bakteri Escherichia coli.
3.4 Bagan Penelitian
3.4.1 Pembuatan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan N-HeksanaDaun Benalu
Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
dipisahkan dari batangnya dikeringkan dalam ruangan selama
5 hari dihaluskan dengan blender
ditimbang sebanyak masing-masing 200 gram
dimaserasi dengan 2 liter metanol, etil asetat dan n-heksana
selama 2 x 24 jam disaring
diuapkan dengan rotarievaporator
Uji Skrining Fitokimia
dipekatkan kembali dengan penangas air
hingga bebas dari pelarut
ditimbang Daun Benalu Kakao
Filtrat Residu
Filtrat Ekstrak Pelarut Metanol, Etil Asetat dan N-Heksana
Uji Aktivitas Antioksidan Uji Aktivitas Antibakteri
3.4.2 Prosedur Pembuatan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana
Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
ditimbang sebanyak masing-masing 200 gram
dimaserasi dimaserasi dimaserasi dengan 2 liter dengan 2 liter dengan 2 liter
metanol selama etil asetat selama n-heksana selama 2x24 jam 2x24 jam 2x24 jam
disaring disaring disaring Serbuk Daun Benalu Kakao
sebanyak 200 g Serbuk Daun Benalu Kakao
sebanyak 200 g Serbuk Daun Benalu Kakao
sebanyak 200 g
Ekstrak Metanol Daun Benalu Kakao
Ekstrak Etil Asetat Daun Benalu Kakao
Ekstrak n-Heksana Daun Benalu Kakao
Serbuk Daun Benalu Kakao
3.4.3 Uji Skrining Fitokimia Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra
L. Miq.
dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambah pereaksi
Tabung I Tabung I ditambah ditambah ditambah + pereaksi + NaOH FeCl
3
CeSO
4
1 aquades Wagner 10 5 dalam dikocok
Tabung II Tabung II H
2
SO
4
10 kuat-kuat + pereaksi + logam
Maeyer Mg + HClp Tabung III
+ pereaksi Dragendorf
Tabung IV + pereaksi
Bouchardat Ekstrak Metanol, Etil Asetat
dan N-Heksana Kasar Daun Benalu Kakao
Alkaloida Flavonoida
Tanin Terpenoida
Saponin
Hasil Hasil
Hasil Hasil
Hasil
3.4.4 Uji Sifat Antioksidan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana
Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
3.4.4.1 Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-
Heksana Daun BenaluKakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a sampai garis batas
dihomogenkan
dipipet sebanyak 2,5 ml
dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a hingga garis batas
dihomogenkan
dibuat variasi 20, 40, 60 dan 80 ppm
dipipet 5 ml dipipet 10 ml dipipet 15 ml dipipet 20 ml dengan pipet dengan pipet dengan pipet dengan pipet
volume volume volume volume dimasukkan dimasukkan dimasukkan dimasukkan
kedalam kedalam kedalam kedalam labu takar 25 ml labu takar 25 ml labu takar labu takar
25 ml 25 ml ditambahkan ditambahkan ditambahkan ditambahkan
etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga garis batas garis batas garis batas garis batas
dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan
N-Heksana Daun Benalu Kakao
25 ml larutan 100 ppm 25 ml larutan 1000 ppm
25 ml larutan 20 ppm 25 ml larutan 40 ppm
25 ml larutan 60 ppm 25 ml larutan 80 ppm
3.4.3.2 Pembuatan Larutan DPPH 0,3 Mm
dimasukkan kedalam labu takar 100 ml
ditambahkan etanol p.a sampai garis batas
dihomogenkan
3.4.3.3 Uji Aktivitas Antioksidan a. Uji Blanko
dimasukkan kedalam tabung reaksi
ditambahkan 2,5 ml etanol p.a dihomogenkan
dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap
diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum 515 nm
11,85 mg serbuk DPPH
Larutan DPPH 0,3 mM
1 ml Larutan DPPH 0,3 mM
Hasil
b.Uji Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 2,5 ml ekstrak etanol daun
benalu kakap sesuai dengan variasi konsentrasi
dihomogenkan dibiarkan selama 30 menit pada ruang
gelap diukur absorbansi pada panjang
gelombang maksimum 515 nm 1 ml larutan DPPH 0,3 mM
Hasil
3.4.5 Uji Sifat Antioksidan Vitamin C
3.4.5.1 Pembuatan Variasi Konsentrasi Vitamin C
dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a sampai garis batas
dihomogenkan
dipipet sebanyak 2,5 ml
dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a hingga garis batas
dihomogenkan
dibuat variasi 5, 10, 15 dan 20 ppm
dipipet 1,25 ml dipipet 2,5ml dipipet 3,75 ml dipipet 5 ml dengan pipet dengan pipet dengan pipet dengan pipet
volume volume volume volume dimasukkan dimasukkan dimasukkan dimasukkan
kedalam kedalam kedalam kedalam labu takar 25 ml labu takar 25 ml labu takar labu takar
25 ml 25 ml ditambahkan ditambahkan ditambahkan ditambahkan
etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga garis batas garis batas garis batas garis batas
dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan Vitamin C
25 ml larutan 100 ppm 25 ml larutan 1000 ppm
25 ml larutan 5 ppm 25 ml larutan 10 ppm
25 ml larutan 15 ppm 25 ml larutan 20 ppm
3.3.4.2 Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C
dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 0,25 mg vitamin C
sesuai dengan variasi konsentrasi dihomogenkan
dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap
diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum 515 nm
1 ml larutan DPPH 0,3 mM
Hasil
3.4.6 Uji Sifat Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana
Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
3.4.5.1 Pembuatan Media Mueller Hinton Agar MHA
dilarutkan dengan 500 ml aquades dalam erlenmeyer
dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit 19 g media Mueller Hinton Agar
MHA
Hasil
3.4.5.2 Pembuatan Media Nutrient Agar NA, Media Agar Miring dan Stok Kultur Bakteri
dilarutkan dengan 250 ml aquadest dalam erlenmeyer
dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit
dituangkan sebanyak 3 ml kedalam tabung reaksi
dibiarkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi
miring membentuk sudut 30-45
o
diambil biakan bakteri Staphylococcus aureus dari strain utama dengan
jarum ose lalu digoreskan pada media Nutrient Agar NA yang
telah memadat diinkubasi pada suhu 35
o
C selama 18-24 jam
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Bacillus cereus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
7 g media Nutrient Agar NA
Media Nutrient Agar NA steril
Stok Kultur Bakteri Staphylococcus aureus
3.4.5.3 Penyiapan Inokulum Bakteri
dilarutkan dengan 250 ml aquadest kedalam erlenmeyer
dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit
dimasukkan sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi
diambil koloni bakteri Staphylococcus aureus dari stok kultur bakteri
dengan jarum ose disuspensikan kedalam Nutrient
Broth NB diinkubasi pada suhu 35
o
C selama 3 jam
dibandingkan kekeruhannya dengan kekeruhan standar
Mcfarland
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Bacillus cereus, Escherichia colidan Pseudomonas aeruginosa.
3,25 g media Nutrient Broth NB
Media Nutrient Broth NB steril
Inokulum Bakteri Staphylococcus aureus
3.4.5.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-
Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
dimasukkan kedalam cawan petri steril
ditambah dengan 15 ml media Mueller Hinton Agar MHA
dengan suhu 45-50
o
C dihomogenkan sampai media dan
bakteri tercampur rata dibiarkan sampai media memadat
dimasukkan kertas cakram yang telah direndam dengan ekstrak
metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao dengan berbagai
konsentrasi kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri
diinkubasi selama 18 jam pada suhu 35
o
C diukur diameter zona bening
disekitar cakram dengan jangka sorong
0,1 ml inokulum bakteri
Hasil
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Penentuan Kadar Air Serbuk Daun BenaluKakao Dendrophthoe
pentandra L. Miq.
Kadar air dalam serbuk daun benalu kakao Dendrophthoe Pentandra L. Miq. yang diperoleh yaitu sebesar 9,65 berat sampel 2 g, berat setelah pemanasan
1,807 g dan berat setelah kehilangan bobot 0,193 g.
4.1.2 Ekstraksi Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Kadar ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana yang diperoleh yaitu sebesar 11,4 berat sampel 200 g dan berat ekstrak metanol sebanyak 22,80 g ; 5,425
berat sampel 200 g dan berat ekstrak etil asetat 10,85 g dan 2,305 berat sampel 200 g dan berat ekstrak n-heksana 4,61 g.
4.1.3 Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana Daun Benalu Kakao
Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra L. Miq.yang diperoleh dan diuji skrining fitokimia untuk mengetahui
adanya golongan senyawa alkaloida, flavonoida, tanin dan saponin yang ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-HeksanaDaun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
No. Parameter
Pereaksi Sampel
Ekstrak Metanol
Ekstrak Etil
Asetat Ekstrak N-
Heksana
1. Alkaloida
Dragendorf +
- -
Bouchardat -
- -
Maeyer -
- -
Wagner -
- -
2. Flavonoida
FeCl
3
5 dalam Etil Asetat
+ +
- 3.
Fenolik FeCl
3
5 +
+ -
4. Terpenoida
CeSO
4
1 dalam H2SO
4
10 +
+ +
5. Saponin
Aquadest -
- -
Keterangan : -
= Reaksi negatif tidak menunjukkan adanya perubahan warna dan bentuk + = Reaksi positif menunjukkan adanya perubahan warna dan bentuk
4.1.4 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-
Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Tabel 4.2 dan gambar 4.1 menunjukkan hasil pengukuran absorbansi ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra
L. Miq..
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Absorbansi Ekstrak Metanol Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
No Konsentrasi Absorbansi Sampel
Peredaman Sampel Ekstrak
Metanol Ekstrak
Etil Asetat
Ekstrak n-
Heksana Ekstrak
Metanol Ekstrak
Etil Asetat
Ekstrak n-
Heksana 1
Blanko 0,380
0,380 0,380
2 20 ppm
0,122 0,0809
0,372 67,895
76,447 2,105
3 40 ppm
0,0988 0,080
0,365 74
79,210 3,552
4 60 ppm
0,0805 0,069
0,325 78,815
81,447 14,342
5 80 ppm
0,0770 0,065
0,317 79,736
81,315 16,578
Gambar 4.1Grafik Peredaman vs Konsentrasi Ekstrak Metanol, Etil Asetat, n- HeksanaDaun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
dan Vitamin C
4.1.5 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C
Hasil dari pengukuran absorbansi vitamin C dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Absorbansi Vitamin C No
Konsentrasi Absorbansi Sampel
Peredaman Sampel Vitamin C
Vitamin C 1
Blanko 0,943
2 5 ppm
0,793 15,278
3 10 ppm
0,641 31,303
4 15 ppm
0,464 50,214
5 20 ppm
0,377 59,508
-50 50
100 150
200 250
300
20 40
60 80
100
P e
re d
am an
Konsentrasi ppm
Ekstrak Metanol Ekstrak Etil Asetat
Ekstrak N-Heksana Vitamin C
Linear Ekstrak Metanol
Linear Ekstrak Etil Asetat
Linear Ekstrak N- Heksana
Linear Vitamin C
Hasil dari persamaan garis regresi dan nilai IC
50
yang diperoleh dari ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao Dendrophthoe pentandra
L. Miq. dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4 Hasil dari Persamaan Garis Regresi dan Nilai IC
50
yang diperoleh dari Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana Daun Benalu Kakao
Dendrophthoe pentandra L. Miq. dan Vitamin C
No Sampel
Persamaan Garis Regresi IC
50
1 Ekstrak Metanol
y = 0,852x + 26,108 R
2
= 0,630 28,043 ppm
2 Ekstrak Etil Asetat
y = 0,8382x + 5,0788 R
2
= 0,776 23,673 ppm
3 Ekstrak N-Heksana
y = 0,2269x – 1,7632 R
2
= 0,895 228,072 ppm
4 Vitamin C
y = 3,075x + 0,428 R
2
= 0,989 16,124 ppm
4.1.6 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n- Heksana Daun Benalu Kakao
Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Tabel 4.5Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n- Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
No Diameter Zona Hambatan
mm Konsentrasi
mgml Sampel
Ekstrak Metanol
Ekstrak Etil Asetat
Ekstrak n- Heksana
1
Bakteri Gram
Positif S.aureus
Blanko -
- -
100 7,4
7,9 -
150 8,8
8,4 -
200 9,4
9,2 -
250 10,2
10,5 -
300 10,9
13,3 10,1
350 11,9
13,8 11,1
400 12,2
14,3 12,2
450 12,4
14,6 12,4
500 13,9
16,2 13,1
B.cereus Blanko
- -
- 100
7,9 7,8
- 150
8,4 8,7
- 200
9,2 9,8
- 250
10,5 12,3
- 300
13,3 13,8
7,9 350
13,8 14,2
8,2 400
14,1 15
8,3 450
14,4 15,9
8,8 500
15 17,2
9 2
Bakteri Gram
Negatif E.coli
Blanko -
- -
100 7,8
8,4 -
150 8,1
9,2 -
200 10,5
10,6 -
250 11,1
12,1 -
300 12,2
13,3 7
350 12,4
14,1 7,2
400 12,8
14,4 8
450 13,1
16,2 8,1
500 13,8
17,6 8,4
P.aeruginosa Blanko
- -
- 100
7,3 8,8
- 150
8,2 10,4
- 200
9,8 11,1
- 250
10,8 11,9
- 300
12,2 13,1
7,2 350
12,8 13,3
7,3 400
12,9 14,1
9,1 450
13,7 15,1
10,2 500
14,6 15,9
10,6
a. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Daun Benalu Kakao
Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Sifat antibakteri ekstrak metanol daun benalu kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan beberapa bakteri yaitu
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.5 dan gambar dibawah ini :
Gambar 4.2 Zona hambat bakteri Staphylococcus aureus untuk ekstrak metanol
Gambar 4.3 Zona hambat bakteri Bacillus cereus untuk ekstrak metanol
Gambar 4.4 Zona hambat bakteri Escherichia coli untuk ekstrak metanol
Gambar 4.5 Zona hambat bakteri Pseudomonas aeruginosa untuk ekstrak metanol
b. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Benalu Kakao
Dendrophthoe pentandraL. Miq.
Sifat antibakteri ekstrak metanol daun benalu kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan beberapa bakteri yaitu
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.5 dan gambar dibawah ini :
Gambar 4.6 Zona hambat bakteri Staphylococcus aureus untuk ekstrak etil asetat
Gambar 4.7 Zona hambat bakteri Bacillus cereus untuk ekstrak etil asetat
Gambar 4.8 Zona hambat bakteri Escherichia coli untuk ekstrak etil asetat
Gambar 4.9 Zona hambat bakteri Pseudomonas aeruginosa untuk ekstrak etil asetat
c. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksana Daun Benalu Kakao
Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Sifat antibakteri ekstrak n-heksana daun benalu kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan beberapa bakteri yaitu
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.5 dan gambar dibawah ini :
Gambar 5.0 Zona hambat bakteri Staphylococcus aureus untuk ekstrak n-heksana
Gambar 5.1 Zona hambat bakteri Bacillus cereus untuk ekstrak n-heksana
Gambar 5.2 Zona hambat bakteri Escherichia coli untuk ekstrak n-heksana
Gambar 5.3 Zona hambat bakteri Pseudomonas aeruginosa untuk ekstrak n-heksana
4.2 Pembahasan