fenilalanina dan triptofan. Asam amino alifatik termasuk lisin, juga termasuk pada pembentukan alkaloid.
b. Elemen tanpa N
Pada umumnya terdapat kemiripan elemen tanpa N dari alkaloid senyawa kimia tanaman tanpa N seperti inti C1 gugus metil, inti C2 elemen asetat, inti C5
isoprena, kebanyakan sebagai dimer “monoterpenoida” dan senyawa aromatik tipe fenilpropana tipe asam sinamat benzoat C6-C1. Dua pengamatan
memerlukan uraian khusus, yaitu pertama, suatu jenis hubungan antara elemen tanpa N dan elemen dengan N dari alkaloid, kemudian variasi khusus komponen
monoterpenoida pada keluarga alkaloid tertentu.
c. Reaksi yang mungkin memegang peranan penting pada biosintesis
alkaloid
Sangat sedikit yang sudah diketahui tentang mekanisme yang tepat untuk mengikatkan elemen-elemen menjadi alkaloida menggunakan enzim. Pengamatan
pembanding suatu alkaloida dalam pembentukannya, demikian pula analogi reaksi-reaksinya yang penting dalam metabolisme primer tanaman, memberikan
dugaan yang masuk akal, tentang jenis reaksi yang dapat mengaitkan elemen sederhana menjadi alkaloid yang rumit Sirait, 2006.
2.2.2 Flavonoida
Flavonoida adalah kelompok polifenol yang secara luas didistribusikan ke seluruh bagian kerajaan tumbuhan. Flavonoid memiliki banyak toksisitas rendah
pada mamalia. Flavonoid menunjukkan beberapa efek biologis seperti anti- inflamasi, anti-hepatotoksik dan anti-ulkus. Flavonoid juga menghambat enzim
seperrti reduktase aldosa dan oksidasi xantin. Banyak memiliki aktivitas antivirus dan beberapa dari flavonoid memiliki perlindungan terhadap mortalitas
kardiovaskular. Flavonoid telah terbukti menghambat pertumbuhan berbagai jalur sel kanker in vitro dan mengurangi perkembangan tumor pada hewan percobaan
Seifu, D, et all, 2002. Senyawa flavonoida adalah senyawa yang mengandung C
15
terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Cincin A memiliki
karateristik bentuk hidroksilasi phloroglusinol atau resorsinol, dan cincin B biasanya 4-,3,4-, atau 3,4,5-terhidroksilasi Sastrohamidjojo, 1996. Senyawa ini
dapat diekstraksi dengan etanol 70 dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoida berupa senyawa fenol,
oleh karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau amoniak Harborne, 1987.
Flavonoida pada tumbuhan berfungsi dalam pengaturan fotosintesis, kerja antimikroba dan antivirus, dan kerja terhadap serangga Robinson, 1995. Adapun
fungsi flavonoida dalam kehidupan manusia yaitu sebagai stimulat pada jantung, hesperidin mempengaruhi pembuluh darah kapiler. Flavon terhidrolisasi bekerja
sebagai diuretik dan antioksidan pada lemak Sirait, 2007. Efek flavonoid terhadap macam-macam organisme sangat banyak macamnya
dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional. Flavonoid dapat bekerja sebagai inhibitor kuat
pernapasan. Beberapa flavonoid menghambat fosfodiesterase. Flavonoid lain menghambat aldoreduktase, monoamina oksidase, protein kinase, balik
transkriptase, DNA polimerase dan
lipooksigenase. Penghambatan lipooksigenase dapat menimbulkan pengaruh lebih luas karena lipooksigenase
merupakan langkah pertama pada jalur yang menuju ke hormon eikosanoid seperti prostaglandin dan tromboksan. Memang, karena flavonoid sering merupakan
senyawa pereduksi yang baik, mereka menghambat banyak reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun nonenzim. Flavonoid bertindak sebagai penampung yang
baik radikal hidroksi dan superoksida dan dengan demikian melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak Robinson. 1995.
2.2.3 Terpenoid