Struktur Interior Alat-Alat Bahan-Bahan

2.7 Struktur Bakteri

1. Selubung Sel

Selubung sel cell envelope terdiri dari membran sitoplasma, dinding sel, membran luar hanya bakteri Gram-negatif dan pada sebagian bakteri, kapsul.

2. Tonjolan Permukaan

a. Flagela tidak terdapat di semua bakteri adalah filamen-filamen heliks semi- kaku yang terbuat dari protein. Rotasi berlawanan arah jarum jam. b. menghasilkan gerakan terarah; rotasi searah jarum jam menghasilkan gerakan berguling. c. Fimbria pili adalah mikrofilamen berprotein yang menonjol menembus selubung sel. Mikrofilamen ini dapat dikategorikan sebagai adhesin atau lektin mengikat reseptor sel pejamu spesifik, evasin menghambat penyerapan fagositik pada individu yang tidak imun, atau pili jenis kelamin membentuk kontak sel-ke-sel yang diperlukan untuk konjugasi bakteri. d. Antigen permukaan selubung adalah teichoic acid atau protein membran luar PML tertentu yang mempengaruhi daya lekat atau virulensi seperti kemampuan menginvensi sel pejamu nonpatogen. e. Kapsul adalah polisakarida yang menghambat penyerapan fagositik oleh berbagai mekanisme pada individu yang tidak imun Hawley, 2003.

2.8 Struktur Interior

a. Granula. Bakteri melakukan polimerisasi dan menyimpan berbagai senyawa misalnya fosfat yang diperlukan dalam jumlah besar. Hal ini menurunkan tekanan osmotik sel bakteri dan dapat menyebabkan terbentuknya granula di sel. b. Tidak adanya organel yang terikat membran. Bakteri adalah sel prokariotik dan tidak memiliki organel misal, mitokondria dan lisososm yang terikat membran. Enzim-enzim pernapasan dan sitokrom terbenan dalam membran sitoplasma. c. Endospora. Endospora dijumpai pada dua genus bakteri Gram-negatif: Bacillus aerobik dan Clostridium anaerobik. Endospora resisten terhadap pemusnahan dengan tindakan perebusan, pendinginan, pengeringan, dan antisepsis. d. Kromosom. Kromosom bakteri merupakan lingkaran tunggal DNA untai- ganda yang menutup secara kovalen. Mungkin terdapat salinan dari satu kromosom Hawley, 2003.

2.9 Proses Pewarnaan Gram Sel Gram-positif dan Sel Gram-negatif

Langkah dalam proses pewarnaan Gram Sel Gram-positif dan Sel Gram- negatif dapat dilakukan dalam beberapa langkah yang ditunjukkan dalam tabel 2.1 dibawah ini : Tabel 2.1 Prosedur Pewarnaan Gram Langkah Sel Gram-positif Sel Gram-negatif 1. Ungu kristal Gram suatu partikel zat warna kecil. Ungu tua partikel zat warna kecil Ungu tua partikel zat warna kecil 2. Iodium Gram suatu bahan yang menyebabkan terbentuknya kompleks atau mordant. Ungu tua kompleks zat warna besar Ungu tua kompleks zat warna besar 3. Pengaburan warna alkohol aseton. Ungu Tidak berwarna 4. Counterstain zat warna tandingan Safranin zat warna merah pucat. Ungubiru Merahmerah muda Antara bakteri Gram-Positif vs Gram-Negatif terdapat perbandingan gambaran selubung sel yang dapat dijelaskan dalam tabel 2.2 dibawah ini : Tabel 2.2 Bakteri Gram-Positif vs Gram-Negatif: Perbandingan Gambaran Selubung Sel Bakteri Gram-Positif Bakteri Gram-Negatif Lapisan Selubung Dua lapisan: 1. Peptidoglikan terbuka, seperti jaring 2. Membran sitoplasma hidrofobik Resisten terhadap pemusnahan oleh antibodi dan yang diperantarai oleh komplemen, tetapi rentan terhadap lisozim. Tiga lapisan: 1. Membran luar atau ML hidrofobik 2. Peptidoglikan terbuka, seperti jaring 3. Membran dalam hidrofobik ML mengurangi kerentanan terhadap lisozim, tetapi rentan terhadap kerusakan oleh antibodi dan komplemen. Gambaran khas Teichoic acid Membran luar dan endotoksin Ruang periplasma antara membran Porin Metode perlekatan ke sel manusia Antigen permukaan Teichoic acid Streptococcus pyogenes: juga pili protein M Faktor virulensi spesifik Teichoic acid Protein spesifik permukaan, misalnya: • Protein M: Streptococcus grup A fimbria • Tuberkulin: Mycobacterium tubercolosis • Protein A: Staphylococcus aureus Bahan kapsul kecuali kapsul asam hialuronat Streptococcus pyogenes Flagela Pili Faktor virulensi spesifik Antigen O polisakarida LPS Protein membran luar Fimbria dan pili Bahan kapsul Flagela Faktor kolonisasivirulensi lain Faktor kolonisasivirulensi lain Peptidoglikan seperti jaring, tidak hidrofobik Lapisan tebal, mengalami pengikatan-silang ekstensif oleh jembatan pentaglisin. Lapisan tipis, tidak terlalu mengalami pengikatan silang. Efek obat beta- laktam Antibiotik dapat berdifusi secara langsung melalui peptidoglikan dan berikatan dengan penicilin binding protein, menghambat pengikatan-silang dinding sel. Bakteri Gram-positif umumnya lebih rentan terhadap obat golongan beta-laktam. Semua antibiotik harus menembus porin. Sebagian, misalnya vankomisin, tidak dapat. Pseudomonas tidak memiliki porin berafinitas tinggi. Ruang periplasma memungkinkan akumulasi beta laktamase apabila diproduksi. Bakteri Gram-negatif umumnya kurang rentan. Obat golongan beta- laktam merupakan obat pilihan untuk beberapa bakteri Gram-negatif, seperti T.pallidum. Pemicu utama peradangan Peptidoglikan-teichoic acid Endotoksin 2.10Spektrofotometri UV-Visible Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat terseleksi yang diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis Khopkar, 2007. Spektrometer UV-Vis sering disebut sebagai alat yang digunakan untuk bekerja di laboratorium analitisdan diterapkan untuk ribuan penentuan yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Spektrometri UV-Vis telah terbukti sangat berguna dalam analisis biokimiadan sangat penting dalam laboratorium klinis ke sebagian besar rumah sakit modern di mana berbagai komponen darah dan atau urine secara khusus ditentukan dan dipantau selama 24 jam. Hal ini memainkan bagian dalam studi lingkungan pada polutan, dalam pekerjaan ilmu forensik pada obat-obatan dan dalam menjaga kualitas makanan yang kita konsumsi. Dalam semua alam ini analisis kimia dan laboratorium teknisi secara teratur menggunakan spektrometri UV-Vis sebagai alat penting dalam identifikasi dan kuantifikasi rentang yang sangat luas dari bahan kimia dan biologi. Peralatan untuk tujuan ini berkisar dari komporator-komporator warna yang sangat sederhana melalui instrumen pemindaian otomatis dikendalikan komputer besar yang mencakup seluruh UV-Vis dari spektrum elektromagnetik. Jika larutan ini diwarnai maka kita segera tahu bahwa itu menyerap lebih dari kisaran terlihat dan karenanya instrumen operasi atas wilayah terlihat mungkin cukup. Namun, jika anda diharapkan untuk melakukan analisis biokimia, instrumen yang mampu mengukur baik di ultraviolet dan daerah tampak terlihat kemungkinan akan diperlukan. Jadi instrumen harus memungkinkan panjang gelombang yang tepat untuk dipilih sesuai untuk analit tertentu. Sampel dan referensi atau larutan kosong harus ditempatkan dalam berkas cahaya sedemikian rupa bahwa rasio balok radiasi ditransmisikan dapat diukur. Akhirnya nilai transmitansi atau lebih nilai absorbansi untuk larutan harus ditampilkan dan direkam. Persyaratan ini memungkinkan kita untuk daftar komponen dasar dari sebuah spektrometer UV-Vis, dan kedua untuk melihat cara komponen ini dirakit di instrumen khas.

2.10.1 Pengertian Spektrofotometri UV-Visible

Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Berr. Sinar ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm Rohman, 2007. Metode Spektrofotometri Ultraviolet dan Sinar Tampak telah banyak diterapkan untuk penetapan senyawa-senyawa organik yang umumnya dipergunakan untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang sangat kecil Skoog dan West, 1971. Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif Pecsok et al, 1976 ; Skoog West, 1971. Prinsip dari alat ini radiasi pada rentang panjang gelombang 400-800 nm dilewatkan melalui suatu larutan senyawa. Elektron-elektron pada ikatan didalam molekul menjadi tereksitasi sehingga menempati keadaan kuantum yang lebih tinggi dan dalam proses menyerap sejumlah energi yang melewati larutan tersebut. Semakin longgar elektron tersebut ditahan di dalam ikatan molekul, semakin panjang energi lebih rendah radiasi yang diserap. Spektrofotometer UV-Vis pada umumnya digunakan untuk : 1. Menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan auksokrom dari suatu senyawa organik. 2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang maksimum suatu senyawa. 3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan menggunakan hukum Lambert-Beer Dachriyanus, 2004.

2.10.2 Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis

Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.

1. Aspek Kualitatif

Data spektra UV-Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung dengan cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasianalisis kualitatif suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan VIS adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut, yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan Publissed Data. Dari spektra yang diperoleh dapat dilihat, misalnya : • Serapan absorbansi berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika berubah, bagaimana perubahannya apakah dari batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari hiperkromik ke hiperkromik, dan sebagainya. • Obat-obat yang netral misalnya kafein, kloramfenikol; atau obat-obat yang berisi auksukrom yang tidak berkonjugasi seperti amfetamin, siklizin dan pensiklidin Rohman, 2007.

2. Aspek Kuantitatif

Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan larutan sampel dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak spesies penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat terjadi jika fotonradiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Kekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan adanya penghamburan dan pemantulan cahaya, akan tetapi penurunan karena hal ini sangat kecil dibandingkan dengan proses penyerapan Rohman, 2007.

BAB 3 METODE PENELITIAN

2.3 Alat-Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Spektrofotometri UV-Visible SP-300 Rotari Evaporator Buchi Laminar air flo cabinet Astec HLF 1200 L Oven Fischer Scientific Inkubator Fiber Scientific Lemari Pendingin Toshiba Blender Alat-alat gelas yang biasa digunakan dilaboratorium Erlenmeyer Tabung reaksi Beaker glass Rak tabung reaksi Penangas air Corong pisah Botol vial Aluminium foil Neraca analitis Mettler AE 200 Desikator Simax Czechoslovakia Pipet makro Eppendorf Kapas Kertas cakram Jarum ose Pinset Autoklaf Yamata SN 20 Kuvet Jangka sorong Batang pengaduk Cawan petri Bunsen Spatula Benang bola Kertas perkamen Masker Sarung tangan

2.4 Bahan-Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. Etanol p.a Merck Metanol Etil Asetat N-Heksana Aquadest Pereaksi Wagner Pereaksi Maeyer Pereaksi Bouchardat Pereaksi Dragendorf FeCl 3 5 CeSO 4 1 dalam H 2 SO 4 10 Logam Mg HCl pekat Amoniak Kloroform HCl 2N DPPH 2,2-diphenyl-1-picryl-hydrazil p.a Aldrich DMSO dimetilsulfoksida p.a Fisons Bakteri Staphylococcus aureus Bakteri Bacillus cereus Bakteri Escherichia coli Bakteri Pseudomonas aeruginosa

2.5 Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

2 31 92

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 0 13

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 0 2

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 2 5

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 1 28

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.) Chapter III V

0 0 32

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

1 4 6

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Benalu Kakao (Dendropthoe pentandra (L.) Miq.) - Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat Dan N-Heksana Daun Benalu Kakao(Dendrophthoe Pentandra (L.) Miq.)

0 0 28

UJI SKRINING FITOKIMIA, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL, ETIL ASETAT DAN n-HEKSANA DAUN BENALU KAKAO (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) SKRIPSI CHRISYANTI ELISTA SIAHAAN

0 0 15