3.4.5 Uji Sifat Antioksidan Vitamin C
3.4.5.1 Pembuatan Variasi Konsentrasi Vitamin C
dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a sampai garis batas
dihomogenkan
dipipet sebanyak 2,5 ml
dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a hingga garis batas
dihomogenkan
dibuat variasi 5, 10, 15 dan 20 ppm
dipipet 1,25 ml dipipet 2,5ml dipipet 3,75 ml dipipet 5 ml dengan pipet dengan pipet dengan pipet dengan pipet
volume volume volume volume dimasukkan dimasukkan dimasukkan dimasukkan
kedalam kedalam kedalam kedalam labu takar 25 ml labu takar 25 ml labu takar labu takar
25 ml 25 ml ditambahkan ditambahkan ditambahkan ditambahkan
etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga garis batas garis batas garis batas garis batas
dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan Vitamin C
25 ml larutan 100 ppm 25 ml larutan 1000 ppm
25 ml larutan 5 ppm 25 ml larutan 10 ppm
25 ml larutan 15 ppm 25 ml larutan 20 ppm
3.3.4.2 Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C
dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 0,25 mg vitamin C
sesuai dengan variasi konsentrasi dihomogenkan
dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap
diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum 515 nm
1 ml larutan DPPH 0,3 mM
Hasil
3.4.6 Uji Sifat Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana
Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
3.4.5.1 Pembuatan Media Mueller Hinton Agar MHA
dilarutkan dengan 500 ml aquades dalam erlenmeyer
dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit 19 g media Mueller Hinton Agar
MHA
Hasil
3.4.5.2 Pembuatan Media Nutrient Agar NA, Media Agar Miring dan Stok Kultur Bakteri
dilarutkan dengan 250 ml aquadest dalam erlenmeyer
dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit
dituangkan sebanyak 3 ml kedalam tabung reaksi
dibiarkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi
miring membentuk sudut 30-45
o
diambil biakan bakteri Staphylococcus aureus dari strain utama dengan
jarum ose lalu digoreskan pada media Nutrient Agar NA yang
telah memadat diinkubasi pada suhu 35
o
C selama 18-24 jam
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Bacillus cereus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa.
7 g media Nutrient Agar NA
Media Nutrient Agar NA steril
Stok Kultur Bakteri Staphylococcus aureus
3.4.5.3 Penyiapan Inokulum Bakteri
dilarutkan dengan 250 ml aquadest kedalam erlenmeyer
dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121
o
C selama 15 menit
dimasukkan sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi
diambil koloni bakteri Staphylococcus aureus dari stok kultur bakteri
dengan jarum ose disuspensikan kedalam Nutrient
Broth NB diinkubasi pada suhu 35
o
C selama 3 jam
dibandingkan kekeruhannya dengan kekeruhan standar
Mcfarland
Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Bacillus cereus, Escherichia colidan Pseudomonas aeruginosa.
3,25 g media Nutrient Broth NB
Media Nutrient Broth NB steril
Inokulum Bakteri Staphylococcus aureus
3.4.5.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-
Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
dimasukkan kedalam cawan petri steril
ditambah dengan 15 ml media Mueller Hinton Agar MHA
dengan suhu 45-50
o
C dihomogenkan sampai media dan
bakteri tercampur rata dibiarkan sampai media memadat
dimasukkan kertas cakram yang telah direndam dengan ekstrak
metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao dengan berbagai
konsentrasi kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri
diinkubasi selama 18 jam pada suhu 35
o
C diukur diameter zona bening
disekitar cakram dengan jangka sorong
0,1 ml inokulum bakteri
Hasil
Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Penentuan Kadar Air Serbuk Daun BenaluKakao Dendrophthoe