Alat-Alat Bahan-Bahan Uji Aktivitas Antioksidan Larutan Blanko Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Daun Benalu Kakao

BAB 3 METODE PENELITIAN

2.3 Alat-Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Spektrofotometri UV-Visible SP-300 Rotari Evaporator Buchi Laminar air flo cabinet Astec HLF 1200 L Oven Fischer Scientific Inkubator Fiber Scientific Lemari Pendingin Toshiba Blender Alat-alat gelas yang biasa digunakan dilaboratorium Erlenmeyer Tabung reaksi Beaker glass Rak tabung reaksi Penangas air Corong pisah Botol vial Aluminium foil Neraca analitis Mettler AE 200 Desikator Simax Czechoslovakia Pipet makro Eppendorf Kapas Kertas cakram Jarum ose Pinset Autoklaf Yamata SN 20 Kuvet Jangka sorong Batang pengaduk Cawan petri Bunsen Spatula Benang bola Kertas perkamen Masker Sarung tangan

2.4 Bahan-Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. Etanol p.a Merck Metanol Etil Asetat N-Heksana Aquadest Pereaksi Wagner Pereaksi Maeyer Pereaksi Bouchardat Pereaksi Dragendorf FeCl 3 5 CeSO 4 1 dalam H 2 SO 4 10 Logam Mg HCl pekat Amoniak Kloroform HCl 2N DPPH 2,2-diphenyl-1-picryl-hydrazil p.a Aldrich DMSO dimetilsulfoksida p.a Fisons Bakteri Staphylococcus aureus Bakteri Bacillus cereus Bakteri Escherichia coli Bakteri Pseudomonas aeruginosa

2.5 Prosedur Penelitian

3.3.1 Penyediaan Sampel

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra L. Miq. yang diperoleh dari pohon kakao yang berada didaerah Kelurahan Barisan Pansur Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Madya Siantar, Sumatera Utara. Daun benalu pohon kakao dipisahkan dari batang dan buahnya. Sampel dikeringkan dalam ruangan selama 5 hari kemudian dihaluskan dengan blender kemudian dihitung kadar airnya.

3.3.2 Pembuatan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan N-Heksana Daun

Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. Ditimbang serbuk daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra L. Miq. sebanyak masing-masing 200 g, dimaserasi dengan 2 liter metanol destilat, etil asetat dan n-heksana selama 2x24 jam. Kemudian disaring. Dilakukan beberapa kali pengulangan hingga larutan berwarna jernih. Filtrat yang diperoleh dirotari evaporator dan ekstrak pekat metanol, etil asetat dan n-heksana yang diperoleh dipekatkan kembali pada penangas air sampai diperoleh ekstrak yang bebas dari pelarut metanol, etil asetat dan n-heksana dan ditimbang.

3.3.3 Uji Skrining Fitokimia

3.3.3.1 Uji Alkaloida

Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra L. Miq. masing-masing dimasukkan dalam 4 tabung reaksi. Tabung I ditetesi pereaksi Wagner, jika terbentuk endapan jingga, maka positif mengandung alkaloida. Tabung II ditetesi pereaksi Maeyer, jika terbentuk endapan putih, maka positif mengandung alkaloida. Tabung III ditetesi pereaksi Bouchardat, jika terbentuk endapan cokelat, maka positif mengandung alkaloida dan tabung IV ditetesi pereaksi Dragendorf, jika terbentuk endapan jingga, maka positif mengandung alkaloida.

3.3.3.2 Uji Flavonoida

Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksanadaun benalu kakao Dendrophthoepentandra L. Miq. masing-masing dimasukkan dalam 2 tabung reaksi. Tabung I ditetesi NaOH 10, jika terbentuk larutan warna biru violet maka positif mengandung flavonoida. Tabung II ditambah serbuk Mg dan HCl pekat, jika terbentuk larutan warna jingga maka positif mengandung flavonoida.

3.3.3.3 Uji Tanin

Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra L. Miq. masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah dengan FeCl 3 5. Jika terbentuk larutan warna biru kehitaman maka positif mengandung tanin.

3.3.3.4 Uji Terpenoida

Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoepentandra L. Miq. masing-masing dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah dengan CeSO 4 1 dalam H 2 SO 4 10. Jika terbentuk endapan warna merah kecokelatan maka positif mengandung terpenoida.

3.3.3.5 Uji Saponin

Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoepentandra L. Miq. masing-masing ditambah 10 ml aquades, kemudian dikocok kuat-kuat. Jika muncul busa yang stabil maka positif mengandung saponin.

3.3.4 Uji Sifat Antioksidan Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra

L. Miq. 3.3.4.1

Pembuatan Larutan DPPH 0,3 mM Larutan DPPH 0,3 mM dibuat dengan melarutkan 11,85 g serbuk DPPH dengan etanol p.a dalam labu takar 100 ml, kemudian dihomogenkan.

3.3.4.2 Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan N-

Heksana Daun BenaluKakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao dibuat larutan induk 1000 ppm, dengan melarutkan 0,025 g ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana dengan pelarut etanol p.a dalam labu takar 25 ml. Kemudian dari larutan induk 1000 ppm dibuat larutan 100 ppm. Dari larutan 100 ppm dibuat variasi konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 60 ppmdan 80 ppm untuk diuji aktivitas antioksidannya.

3.3.4.3 Uji Aktivitas Antioksidan

a. Uji Aktivitas Antioksidan Larutan Blanko

Sebanyak 2,5 ml etanol absolut ditambahkan 1 ml larutan DPPH 0,3 mM dalam tabung reaksi, dihomogenkan dan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap. Kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 515 nm.

b. Uji Aktivitas Antioksidan Sampel

Sebanyak 5 ml ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao Dendropthoe pentandra L. Miq. ditambahkan dengan 1 ml larutan DPPH 0,3 mM dalam tabung reaksi, dihomogenkan dan dibiarkan dalam ruang gelap selama 30 menit. Lalu diukur absorbansinya dengan panjang gelombang maksimum 515 nm. Dilakukan perlakuan yang sama untuk konsentrasi 40, 60 dan 80 ppm.

3.3.4.4 Pembuatan Variasi Konsentrasi Vitamin C

Vitamin C dibuat larutan induk 1000 ppm, dengan melarutkan 0,025 g vitamin C dengan pelarut etanol p.a dalam labu takar 25 ml. Kemudian dari larutan induk 1000 ppm dibuat larutan 100 ppm. Dari larutan 100 ppm dibuat variasi konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm untuk diuji aktivitas antioksidannya.

3.3.4.5 Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C

Sebanyak 0,5 mg vitamin C ditambahkan dengan 1 ml larutan DPPH 0,3 mM dalam tabung reaksi, dihomogenkan dan dibiarkan dalam ruang gelap selama 30 menit. Lalu diukur absorbansinya dengan panjang gelombang maksimum 515 nm. Dilakukan perlakuan yang sama untuk konsentrasi 10, 15 dan 20 ppm.

3.3.5 Uji Sifat Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana

Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.

3.3.5.1 Pembuatan Media NutrientAgar NA

Sebanyak 7 g nutrient agar dimasukkan dalam erlenmeyer lalu dilarutkan dalam 250 ml aquadest dan dipanaskan hingga semua larut dan mendidih. Lalu disterilkan di autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit.

3.3.5.2 Pembuatan Media Agar Miring dan Stok Kultur Bakteri

Kedalam tabung reaksi yang steril dimasukkan 3 ml media nutrient agar steril, didiamkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi miring membentuk sudut 30-45 o . Biakan bakteri Staphylococcus aureus dari strain utama diambil dengan jarum ose steril lalu diinokulasikan pada permukaan media nutrient agar miring dengan cara menggores, kemudian diinkubasi pada biakan bakteri.

3.3.5.3 Pembuatan Media Mueller Hinton Agar MHA

Sebanyak 19 g serbuk Mueller Hinton Agar dimasukkan dalam erlenmeyer lalu dilarutkan dalam 500 ml aquadest dan dipanaskan hingga semua larut dan mendidih. Disterilkan di autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit.

3.3.5.4 Penyiapan Inokulum Bakteri

Sebanyak 3,25 g Nutrient Broth dilarutkan dengan 250 ml aquadestdalam erlenmeyer dan dipanaskan hingga semua larut dan mendidih, kemudian disterilkan diautoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit dan didinginkan. Lalu koloni bakteri Staphylococcus aureus diambil dari stok kultur menggunakan jarum ose steril kemudian disuspensikan ke dalam 10 ml media nutrient broth steril dalam tabung reaksi dan diinkubasikan pada suhu 35 ± 20 o C selama ± 3 jam, lalu dibandingkan kekeruhannya dengan kekeruhan standar mcfarland. Hal yang sama juga dilakukan untuk koloni bakteriStaphylococcus aureusdan Escherichia coli.

3.3.5.5 Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-

Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra L. Miq. dibuat dalam berbagai konsentrasi dengan menimbang ekstrak masing-masing sebanyak 100 mg, 150 mg, 200 mg, 250 mg, 300 mg, 350 mg, 400 mg, 450 mg dan 500 mgkemudian dilarutkan masing-masing 1 ml DMSO. Konsentrasi ekstrak adalah 100 mgml, 150 mgml, 200 mgml, 300 mgml, 350 mgml, 400 mgml, 450 mgml dan 500 mgml.

3.3.5.6 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana

Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. Sebanyak 0,1 ml inokulum Staphylococcus aureus dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media Mueller Hinton Agar sebanyak 15 ml dengan suhu 45-50 o C dihomogenkan sampai media dan bakteri tercampur rata, kemudian dibiarkan sampai memadat. Dimasukkan kertas cakram yang telah direndam dengan ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao dengan berbagai variasi konsentrasi kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 ± 2 o C selama 18 jam. Selanjutnya diukur diameter zona hambat di sekitar kertas cakram dengan jangka sorong. Dilakukan dengan cara yang sama terhadap bakteri Escherichia coli.

3.4 Bagan Penelitian

3.4.1 Pembuatan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan N-HeksanaDaun Benalu

Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. dipisahkan dari batangnya dikeringkan dalam ruangan selama 5 hari dihaluskan dengan blender ditimbang sebanyak masing-masing 200 gram dimaserasi dengan 2 liter metanol, etil asetat dan n-heksana selama 2 x 24 jam disaring diuapkan dengan rotarievaporator Uji Skrining Fitokimia dipekatkan kembali dengan penangas air hingga bebas dari pelarut ditimbang Daun Benalu Kakao Filtrat Residu Filtrat Ekstrak Pelarut Metanol, Etil Asetat dan N-Heksana Uji Aktivitas Antioksidan Uji Aktivitas Antibakteri

3.4.2 Prosedur Pembuatan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana

Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. ditimbang sebanyak masing-masing 200 gram dimaserasi dimaserasi dimaserasi dengan 2 liter dengan 2 liter dengan 2 liter metanol selama etil asetat selama n-heksana selama 2x24 jam 2x24 jam 2x24 jam disaring disaring disaring Serbuk Daun Benalu Kakao sebanyak 200 g Serbuk Daun Benalu Kakao sebanyak 200 g Serbuk Daun Benalu Kakao sebanyak 200 g Ekstrak Metanol Daun Benalu Kakao Ekstrak Etil Asetat Daun Benalu Kakao Ekstrak n-Heksana Daun Benalu Kakao Serbuk Daun Benalu Kakao

3.4.3 Uji Skrining Fitokimia Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra

L. Miq.

dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambah pereaksi Tabung I Tabung I ditambah ditambah ditambah + pereaksi + NaOH FeCl 3 CeSO 4 1 aquades Wagner 10 5 dalam dikocok Tabung II Tabung II H 2 SO 4 10 kuat-kuat + pereaksi + logam Maeyer Mg + HClp Tabung III + pereaksi Dragendorf Tabung IV + pereaksi Bouchardat Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan N-Heksana Kasar Daun Benalu Kakao Alkaloida Flavonoida Tanin Terpenoida Saponin Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil

3.4.4 Uji Sifat Antioksidan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana

Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.

3.4.4.1 Pembuatan Variasi Konsentrasi Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-

Heksana Daun BenaluKakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a sampai garis batas dihomogenkan dipipet sebanyak 2,5 ml dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a hingga garis batas dihomogenkan dibuat variasi 20, 40, 60 dan 80 ppm dipipet 5 ml dipipet 10 ml dipipet 15 ml dipipet 20 ml dengan pipet dengan pipet dengan pipet dengan pipet volume volume volume volume dimasukkan dimasukkan dimasukkan dimasukkan kedalam kedalam kedalam kedalam labu takar 25 ml labu takar 25 ml labu takar labu takar 25 ml 25 ml ditambahkan ditambahkan ditambahkan ditambahkan etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga garis batas garis batas garis batas garis batas dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan N-Heksana Daun Benalu Kakao 25 ml larutan 100 ppm 25 ml larutan 1000 ppm 25 ml larutan 20 ppm 25 ml larutan 40 ppm 25 ml larutan 60 ppm 25 ml larutan 80 ppm

3.4.3.2 Pembuatan Larutan DPPH 0,3 Mm

dimasukkan kedalam labu takar 100 ml ditambahkan etanol p.a sampai garis batas dihomogenkan

3.4.3.3 Uji Aktivitas Antioksidan a. Uji Blanko

dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 2,5 ml etanol p.a dihomogenkan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum 515 nm 11,85 mg serbuk DPPH Larutan DPPH 0,3 mM 1 ml Larutan DPPH 0,3 mM Hasil

b.Uji Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.

dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 2,5 ml ekstrak etanol daun benalu kakap sesuai dengan variasi konsentrasi dihomogenkan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum 515 nm 1 ml larutan DPPH 0,3 mM Hasil

3.4.5 Uji Sifat Antioksidan Vitamin C

3.4.5.1 Pembuatan Variasi Konsentrasi Vitamin C

dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a sampai garis batas dihomogenkan dipipet sebanyak 2,5 ml dimasukkan kedalam labu takar 25 ml ditambahkan etanol p.a hingga garis batas dihomogenkan dibuat variasi 5, 10, 15 dan 20 ppm dipipet 1,25 ml dipipet 2,5ml dipipet 3,75 ml dipipet 5 ml dengan pipet dengan pipet dengan pipet dengan pipet volume volume volume volume dimasukkan dimasukkan dimasukkan dimasukkan kedalam kedalam kedalam kedalam labu takar 25 ml labu takar 25 ml labu takar labu takar 25 ml 25 ml ditambahkan ditambahkan ditambahkan ditambahkan etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga etanol p.a hingga garis batas garis batas garis batas garis batas dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan dihomogenkan Vitamin C 25 ml larutan 100 ppm 25 ml larutan 1000 ppm 25 ml larutan 5 ppm 25 ml larutan 10 ppm 25 ml larutan 15 ppm 25 ml larutan 20 ppm

3.3.4.2 Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C

dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 0,25 mg vitamin C sesuai dengan variasi konsentrasi dihomogenkan dibiarkan selama 30 menit pada ruang gelap diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum 515 nm 1 ml larutan DPPH 0,3 mM Hasil

3.4.6 Uji Sifat Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana

Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.

3.4.5.1 Pembuatan Media Mueller Hinton Agar MHA

dilarutkan dengan 500 ml aquades dalam erlenmeyer dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit 19 g media Mueller Hinton Agar MHA Hasil

3.4.5.2 Pembuatan Media Nutrient Agar NA, Media Agar Miring dan Stok Kultur Bakteri

dilarutkan dengan 250 ml aquadest dalam erlenmeyer dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit dituangkan sebanyak 3 ml kedalam tabung reaksi dibiarkan pada temperatur kamar sampai memadat pada posisi miring membentuk sudut 30-45 o diambil biakan bakteri Staphylococcus aureus dari strain utama dengan jarum ose lalu digoreskan pada media Nutrient Agar NA yang telah memadat diinkubasi pada suhu 35 o C selama 18-24 jam Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Bacillus cereus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. 7 g media Nutrient Agar NA Media Nutrient Agar NA steril Stok Kultur Bakteri Staphylococcus aureus

3.4.5.3 Penyiapan Inokulum Bakteri

dilarutkan dengan 250 ml aquadest kedalam erlenmeyer dipanaskan sambil diaduk hingga larut dan mendidih disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit dimasukkan sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi diambil koloni bakteri Staphylococcus aureus dari stok kultur bakteri dengan jarum ose disuspensikan kedalam Nutrient Broth NB diinkubasi pada suhu 35 o C selama 3 jam dibandingkan kekeruhannya dengan kekeruhan standar Mcfarland Dilakukan hal yang sama untuk bakteri Bacillus cereus, Escherichia colidan Pseudomonas aeruginosa. 3,25 g media Nutrient Broth NB Media Nutrient Broth NB steril Inokulum Bakteri Staphylococcus aureus

3.4.5.4 Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-

Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. dimasukkan kedalam cawan petri steril ditambah dengan 15 ml media Mueller Hinton Agar MHA dengan suhu 45-50 o C dihomogenkan sampai media dan bakteri tercampur rata dibiarkan sampai media memadat dimasukkan kertas cakram yang telah direndam dengan ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao dengan berbagai konsentrasi kedalam cawan petri yang telah berisi bakteri diinkubasi selama 18 jam pada suhu 35 o C diukur diameter zona bening disekitar cakram dengan jangka sorong 0,1 ml inokulum bakteri Hasil

Bab 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Penentuan Kadar Air Serbuk Daun BenaluKakao Dendrophthoe

pentandra L. Miq. Kadar air dalam serbuk daun benalu kakao Dendrophthoe Pentandra L. Miq. yang diperoleh yaitu sebesar 9,65 berat sampel 2 g, berat setelah pemanasan 1,807 g dan berat setelah kehilangan bobot 0,193 g.

4.1.2 Ekstraksi Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.

Kadar ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana yang diperoleh yaitu sebesar 11,4 berat sampel 200 g dan berat ekstrak metanol sebanyak 22,80 g ; 5,425 berat sampel 200 g dan berat ekstrak etil asetat 10,85 g dan 2,305 berat sampel 200 g dan berat ekstrak n-heksana 4,61 g.

4.1.3 Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana Daun Benalu Kakao

Dendrophthoe pentandra L. Miq. Ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra L. Miq.yang diperoleh dan diuji skrining fitokimia untuk mengetahui adanya golongan senyawa alkaloida, flavonoida, tanin dan saponin yang ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-HeksanaDaun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. No. Parameter Pereaksi Sampel Ekstrak Metanol Ekstrak Etil Asetat Ekstrak N- Heksana 1. Alkaloida Dragendorf + - - Bouchardat - - - Maeyer - - - Wagner - - - 2. Flavonoida FeCl 3 5 dalam Etil Asetat + + - 3. Fenolik FeCl 3 5 + + - 4. Terpenoida CeSO 4 1 dalam H2SO 4 10 + + + 5. Saponin Aquadest - - - Keterangan : - = Reaksi negatif tidak menunjukkan adanya perubahan warna dan bentuk + = Reaksi positif menunjukkan adanya perubahan warna dan bentuk

4.1.4 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-

Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. Tabel 4.2 dan gambar 4.1 menunjukkan hasil pengukuran absorbansi ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakaoDendrophthoe pentandra L. Miq.. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Absorbansi Ekstrak Metanol Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. No Konsentrasi Absorbansi Sampel Peredaman Sampel Ekstrak Metanol Ekstrak Etil Asetat Ekstrak n- Heksana Ekstrak Metanol Ekstrak Etil Asetat Ekstrak n- Heksana 1 Blanko 0,380 0,380 0,380 2 20 ppm 0,122 0,0809 0,372 67,895 76,447 2,105 3 40 ppm 0,0988 0,080 0,365 74 79,210 3,552 4 60 ppm 0,0805 0,069 0,325 78,815 81,447 14,342 5 80 ppm 0,0770 0,065 0,317 79,736 81,315 16,578 Gambar 4.1Grafik Peredaman vs Konsentrasi Ekstrak Metanol, Etil Asetat, n- HeksanaDaun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. dan Vitamin C

4.1.5 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C

Hasil dari pengukuran absorbansi vitamin C dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Absorbansi Vitamin C No Konsentrasi Absorbansi Sampel Peredaman Sampel Vitamin C Vitamin C 1 Blanko 0,943 2 5 ppm 0,793 15,278 3 10 ppm 0,641 31,303 4 15 ppm 0,464 50,214 5 20 ppm 0,377 59,508 -50 50 100 150 200 250 300 20 40 60 80 100 P e re d am an Konsentrasi ppm Ekstrak Metanol Ekstrak Etil Asetat Ekstrak N-Heksana Vitamin C Linear Ekstrak Metanol Linear Ekstrak Etil Asetat Linear Ekstrak N- Heksana Linear Vitamin C Hasil dari persamaan garis regresi dan nilai IC 50 yang diperoleh dari ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Hasil dari Persamaan Garis Regresi dan Nilai IC 50 yang diperoleh dari Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. dan Vitamin C No Sampel Persamaan Garis Regresi IC 50 1 Ekstrak Metanol y = 0,852x + 26,108 R 2 = 0,630 28,043 ppm 2 Ekstrak Etil Asetat y = 0,8382x + 5,0788 R 2 = 0,776 23,673 ppm 3 Ekstrak N-Heksana y = 0,2269x – 1,7632 R 2 = 0,895 228,072 ppm 4 Vitamin C y = 3,075x + 0,428 R 2 = 0,989 16,124 ppm

4.1.6 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n- Heksana Daun Benalu Kakao

Dendrophthoe pentandra L. Miq. Tabel 4.5Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n- Heksana Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. No Diameter Zona Hambatan mm Konsentrasi mgml Sampel Ekstrak Metanol Ekstrak Etil Asetat Ekstrak n- Heksana 1 Bakteri Gram Positif S.aureus Blanko - - - 100 7,4 7,9 - 150 8,8 8,4 - 200 9,4 9,2 - 250 10,2 10,5 - 300 10,9 13,3 10,1 350 11,9 13,8 11,1 400 12,2 14,3 12,2 450 12,4 14,6 12,4 500 13,9 16,2 13,1 B.cereus Blanko - - - 100 7,9 7,8 - 150 8,4 8,7 - 200 9,2 9,8 - 250 10,5 12,3 - 300 13,3 13,8 7,9 350 13,8 14,2 8,2 400 14,1 15 8,3 450 14,4 15,9 8,8 500 15 17,2 9 2 Bakteri Gram Negatif E.coli Blanko - - - 100 7,8 8,4 - 150 8,1 9,2 - 200 10,5 10,6 - 250 11,1 12,1 - 300 12,2 13,3 7 350 12,4 14,1 7,2 400 12,8 14,4 8 450 13,1 16,2 8,1 500 13,8 17,6 8,4 P.aeruginosa Blanko - - - 100 7,3 8,8 - 150 8,2 10,4 - 200 9,8 11,1 - 250 10,8 11,9 - 300 12,2 13,1 7,2 350 12,8 13,3 7,3 400 12,9 14,1 9,1 450 13,7 15,1 10,2 500 14,6 15,9 10,6

a. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Daun Benalu Kakao

Dendrophthoe pentandra L. Miq. Sifat antibakteri ekstrak metanol daun benalu kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq. menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan beberapa bakteri yaitu Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.5 dan gambar dibawah ini : Gambar 4.2 Zona hambat bakteri Staphylococcus aureus untuk ekstrak metanol Gambar 4.3 Zona hambat bakteri Bacillus cereus untuk ekstrak metanol Gambar 4.4 Zona hambat bakteri Escherichia coli untuk ekstrak metanol Gambar 4.5 Zona hambat bakteri Pseudomonas aeruginosa untuk ekstrak metanol

b. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Benalu Kakao

Dokumen yang terkait

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

2 31 92

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 0 13

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 0 2

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 2 5

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 1 28

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.) Chapter III V

0 0 32

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

1 4 6

Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Etil Asetat Daun Benalu Kopi (Loranthus Parasiticus (L.) Merr.)

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Benalu Kakao (Dendropthoe pentandra (L.) Miq.) - Uji Skrining Fitokimia, Aktivitas Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat Dan N-Heksana Daun Benalu Kakao(Dendrophthoe Pentandra (L.) Miq.)

0 0 28

UJI SKRINING FITOKIMIA, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL, ETIL ASETAT DAN n-HEKSANA DAUN BENALU KAKAO (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) SKRIPSI CHRISYANTI ELISTA SIAHAAN

0 0 15