Kadar ekstrak n-heksana diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut : Berat sampel kering = 200 gram
Berat ekstrak = 22,80 gram
Kadar ekstrak nheksana daun benalu kakao = Berat ekstrak
Berat sampel kering x 100
= 4,61 gram
2 gram x 100
= 2,305
4.2.3 Kandungan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan N-Heksana Daun Benalu Kakao
Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Dalam skrining fitokimia, bukti kualitatif untuk menunjukkan adanya alkaloida dapat diperoleh dengan menggunakan pereaksi Dragendorf yang ditandai dengan
terbentuknya endapan coklat muda sampai kuning. Endapan tersebut adalah kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Dragendorff, bismut nitrat dilarutkan
dalam HCl agar tidak terjadi reaksi hidrolisis karena garam-garam bismut mudah terhidrolisis membentuk ion bismutil BiO
+
Pardede et al, 2013.
BiNO
3 3
+ 3KI
BiI
3
+ 3KNO
3
BiI
3
+ KI
KBiI
4
Kalium tetraiodobismutat
Kalium-Alkaloid oranye endapan
Gambar 5.4 Reaksi Alkaloid dengan pereaksi Dragendorf
Bukti kualitatif untuk menunjukkan adanya alkaloida dapat diperoleh dengan menggunakan pereaksi Wagner yang ditandai dengan terbentuknya
endapan coklat muda sampai kuning. Diperkirakan endapan tersebut adalah kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Wagner, iodin bereaksi dengan ion I
-
dari kalium iodida menghasilkan ion I
3 -
yang berwarna coklat. Pada uji Wagner, ion logam K
+
akan membentuk ikatan kovalen koordinat dengan nitrogen pada alkaloid membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap Pardede et al,
2013.
I
2
+ I
-
I
3 -
Coklat
Kalium-Alkaloid Coklat endapan
Gambar 5.5 Reaksi Alkaloid dengan pereaksi Wagner
Bukti kualitatif untuk menunjukkan adanya alkaloida dapat diperoleh dengan menggunakan pereaksi Mayer yang ditandai dengan terbentuknya endapan
putih. Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Wagner, larutan merkurium II klorida ditambah kalium
iodida akan bereaksi membentuk endapan merah merkurium II iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan berlebih maka akan terbentuk kalium
tetraiodomerkurat II. Alkaloid mengandung atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk membentuk ikatan
kovalen koordinat dengan ion logam. Pada uji alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari
kalium tetraiodomerkurat II membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap Pardede et al, 2013.
HgCl
2
+ 2KI
HgI
2
+ 2KCl
HgI
2
+ 2KI
K
2
[ HgI
2
] Kalium tetraiodomerkurat II
Kalium-Alkaloid oranye endapan
Gambar 5.6 Reaksi Alkaloid dengan pereaksi Mayer
Bukti kualitatif untuk menunjukkan adanya alkaloida dapat diperoleh dengan menggunakan pereaksi Bouchardat yang ditandai dengan terbentuknya endapan
coklat muda sampai kuning. Diperkirakan endapan tersebut adalah kalium- alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Bouchardat, iodin bereaksi dengan ion I
-
dari kalium iodida menghasilkan ion I
3 -
yang berwarna coklat. Pada uji Bouchardat, ion logam K
+
akan membentuk ikatan kovalen koordinat dengan nitrogen pada alkaloid membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap Pardede et al,
2013.
I
2
+ I
-
I
3 -
Coklat
Kalium-Alkaloid Coklat endapan
Gambar 5.7 Reaksi Alkaloid dengan pereaksi Bouchardat
Saponin mengandung gugus glikosida. Glikosida adalah suatu kompleks antara gula pereduksi glikon dan bukan gula aglikon. Glikon bersifat mudah larut
dalam air. Selain itu saponin adalah senyawa aktif permukaan kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dengan air. Timbulnya busa menunjukkan adanya
glikosida yang terhidrolisis dalam air menjadi glukosa dan senyawa lain aglikon Robinson, 1995.
Gambar 5.8 Reaksi hidrolisis saponin dalam air Pengujian tanin dilakukan dengan melakukan penambahan FeCl
3
. Pada penambahan ini golongan tanin terhidrolisis akan menghasilkan warna biru
kehitaman. Perubahan warna ini terjadi ketika penambahan FeCl
3
yang bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa tanin Sangi et al,
2008.
Gambar 5.9 Reaksi uji tanin dengan FeCl
3
Pada uji flavonoid, penambahan NaOH pada ekstrak metanol dan etil asetat daun benalu kakao menyebabkan perubahan warna menjadi biru violet yang
menunjukkan kandungan golongan flavonoid. Sedangkan penambahan HCl pekat digunakan untuk menghidrolisis flavonoid menjadi aglikonnya yaitu dengan
menghidrolisis O-glikosil. Glikosil akan terganti oleh H
+
dari asam karena sifatnya yang elektrofilik. Glikosida berupa gula yang biasa dijumpai yaitu glukosa,
galaktosa dan ramnosa. Serbuk Mg menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah atau jingga Sangi et al, 2008.
Gambar 6.0 Reaksi uji flavonoid dengan HCl pekat dan serbuk Mg Pada pengujian terpenoida, analisis senyawa didasarkan pada kemampuan
senyawa tersebut membentuk warna dengan penambahan CeSO
4
1 dalam H
2
SO
4
10. Hasil yang diperoleh menunjukkan hasil positif dengan perubahan warna menjadi merah kecoklatan yang menunjukkan kandungan golongan
terpenoida. Dari hasil uji skrining fitokimia untuk golongan senyawa alkaloida dari
daun benalu kakao diperoleh hasil negatif alkaloida dengan penambahan pereaksi Wagner, Maeyer, Bouchardat dan Dragendorf tabel 4.1 dan uji skrining
fitokimia ekstrak n-heksana daun benalu kakao diperoleh hasil negatif untuk senyawa golongan flavonoida, tanin dan saponin.
4.2.4 Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan N-Heksana Daun Benalu Kakao