4.2.5 Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol, Etil Asetat dan n-Heksana
Daun Benalu Kakao Dendrophthoe pentandra L. Miq.
Hasil uji antibakteri dari ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daunbenalu kakao mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus, Bacillus cereus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa disekitar kertas cakram setelah diencerkan dalam DMSO dengan variasi konsentrasi
ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao yaitu ekstrak metanol daun benalu kakao pada bakteri gram positif Staphylococcus aureus
dengan konsentrasi 500 mgml menunjukkan aktivitas dengan zona hambat 13,9 mm lemahresistant, pada bakteri Bacillus cereus dengan konsentrasi 500 mgml
menunjukkan aktivitas dengan zona hambat 15 mm sedangintermediate, pada bakteri gram negatif Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa dengan
konsentrasi 500 mgml menunjukkan aktivitas dengan zonahambat masing- masing 13,8 mm dan 14,6 mm lemahresistant. Ekstrak etil asetat daun benalu
kakao pada bakteri gram positif Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus dengan konsentrasi 500 mgml menunjukkan aktivitas dengan zona hambat
masing-masing 16,2 mm dan 17,2 mm sedangintermediate dan pada bakteri gram negatif Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi
500 mgml menunjukkan aktivitas dengan zona hambat masing-masing 16,2 mm dan 15,1 mm sedangintermediate. Ekstrak n-heksana daun benalu kakao pada
bakteri gram positif Staphylococcus aureus dan Bacillus cereus dengan konsentrasi 500 mgml menunjukkan aktivitas dengan zona hambat masing-
masing 13,1 mm dan 9 mm lemahresistant dan pada bakteri gram negatif Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi 500 mgml
menunjukkan aktivitas dengan zona hambat masing-masing 8,4 mm dan 10,6 mm lemahresistant.
Berdasarkan data hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun benalu kakao mempunyai aktivitas antibakteri lebih besar dibandingkan ekstrak
metanol dan n-heksana. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa metabolik sekunder yang terkandung didalam ekstrak etil asetat daun benalu kakao.
Senyawa metabolik sekunder golongan fenol dan ekstrak etil asetat daun benalu kakao terjadi penghambatan terhadap pertumbuhan koloni bakteri diduga
disebabkan karena kerusakan yang terjadi pada komponen struktural membran sel bakteri Wulandari, 2006. Komponen ekstrak etil asetat yang mengandung
percabangan gugus fenol maupun alkohol dapat melarutkan fosfolipid. Kondisi asam oleh adanya fenol dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa Jawetz et al, 1996.
Dari data hasil uji juga menunjukkan bahwa dinding sel bakteri gram negatif mengandung peptidoglikan jauh lebih sedikit daripada gram positif
sehingga permeabilitas bakteri gram positif lebih rendah dibandingkan permeabilitas bakteri gram negatif. Dengan permeabilitas yang rendah maka zat
aktif dari ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao akan mengalami kesulitan untuk menembus membran sel bakteri gram positif sehingga
efek bakterinya kurang optimal peptidoglikan pada sel bakteri yang sedang tumbuh dan menyebabkan kematian sel. Ajizah 2004 dimana semakin kecil
konsentrasi maka semakin sedikit jumlah zat aktif yang terkandung didalamnya sehingga semakin rendah kemampuan dalam menghambat pertumbuhan suatu
bakteri. Sehingga aktivitas antibakteri ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun benalu kakao tergantung dari konsentrasi yang digunakan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
2.6 Kesimpulan