Dinding sel bakteri gram positif tersusun atas beberapa lapisan peptidoglikan dan strukturnya tebal dan keras. Dinding selnya juga tersusun atas
teichonic acid yang mengandung alkohol seperti gliserol dan posfat Tortora, 2001. Contoh bakteri Gram-positif yaitu bakteri Staphylococcus aureus.
a. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri genus kokus Gram-positif utama penyebab penyakit. Bakteri ini bersifat positi-koagulase memulai pembentukan bekuan
fibrin, β-hemolitik, dan toleran garam halodurik. Staphylococcus aureus memiliki protein A pada permukaannya, yang mengikat Fc Ig menghambat
fagositosis, menghasilkan pigmen kuning dan mungkin memproduksi eksotoksin. Staphylococcus aureus berdiam di mukosa hidung manusia atau di kulit; kuman
ini menyebar melalui tangan, bersin dan lesi kulit Hawley, 2003.
Gambar 2.2 Bakteri Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus diidentifikasi sebagai stafilokokus Gram-positif yang
merupakan beta-hemolitik dan positif-katalase dan negatif-koagulase. Organisme tumbuh pada medium garam-manitol medium penapisan untuk Staphylococcus
aureus, meragikan manitol. Strain Staphylococcus aureus resisten metisilin MRSA memiliki suatu protein pengikat penisilin PBP kromosomal utama yang
mengalami modifikasi. Sebagian besar strain MRSA juga memiliki resistensi terhadap semua obat yang diperantarai oleh plasmid kecuali terhadap glikopeptida
vankomisin. Resistensi obat Staphylococcus aureus dipindahkan melalui faga transduksi Hawley, 2003.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus sebagai berikut : a.
Keracunan makanan Staphylococcus aureus dari enterotoksin stabil terhadap panas yang terjadi akibat makanan yang kurang mendapat pendinginan dan
tercemar oleh Staphylococcus aureus misal, ham, daging yang diasinkan atau dikalengkan, kue custard, atau salad kentang. Ingesti toksin menyebabkan
nyeri abdomen, muntah dan diare dengan onset cepat 1-6 jam. b.
Infeksi kulit atau subkutis yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus sering muncul sebagai nyeri dan panas, kemerahan dan pembengkakan subkutis.
Pembedahan atau neutropenia merupakan faktor predisposisi. Infeksi dapat menyebabkan penyakit kulit eksfoliativa scalded skin syndrome bila
strainnya menghasilkan eksofoliatin. Impetigo stafilokokus umumnya menimbulkan bula vesikel besar.
c. Sindrom syok toksik TSS. Pemakaian balut bedah atau tampon super
merupakan predisposisi. TSST-1, suatu eksotoksin yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus, menghambat bersihan eksotoksin endogen oleh hati.
TSST-1 juga merupakan suatu superantigen yang mengaktifkan berbagai sel T penolong. Gejala meliputi demam, hipotensi, ruam skarlatiniformis,
deskuamasi terutama di telapak tangan dan kaki, dan kegagalan multiorgan. d.
Endokarditis. Staphylococcus aureus adalah penyebab utama endokarditis akut, termasuk yang terjadi pada pengguna obat IV terlarang yang sering
mengalami kolonisasi berat Staphylococcus aureus pada kulit mereka. Toksin alfa suatu sitolisin pembentuk pori dan toksin-toksin sitolitik lain dengan
cepat merusak jantung Hawley, 2003.
b. Bacillus cereus